Menuju konten utama

Bali Buka Pariwisata per 31 Juli 2020, Khusus Wisman 11 September

Pemprov Bali menyiapkan skema untuk memastikan berbagai pihak mematuhi protokol kesehatan.

Bali Buka Pariwisata per 31 Juli 2020, Khusus Wisman 11 September
Pertunjukan Tari Kecak di Pura Uluwatu saat matahari terbenam di Bali, Indonesia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Bali akan membuka pariwisata mulai 31 Juli 2020 untuk memulihkan perekonomian daerah. Pembukaan pariwisata ini dibagi menjadi dua tahap dengan diawali bagi wisatawan lokal lebih dulu dan disusul oleh wisatawan mancanegara (wisman).

“Tahap kedua akan dilakukan pada 31 Juli 2020 yang akan datang dimulai pembukaan sektor pariwisata khusus wisatawan nusantara,” ucap Gubernur Bali I Wayan Koster dalam diskusi virtual, Rabu (22/7/2020).

Koster mengatakan apabila pembukaan 31 Juli nanti dampaknya positif, pemprov Bali akan maju pada tahapan berikutnya. Ia memperkirakan wisman sudah bisa masuk 2 bulan berikutnya.

“Pada 11 September 2020 mulai aktivitas pariwisata untuk wisatawan mancanegara,” ucap Koster.

Koster bilang Bali sudah menyiapkan rencana untuk mengembalikan denyut ekonomi wilayah itu yang bergantung pada pariwisata. Di luar itu, Bali sudah menjalankan tahap I dengan pembukaan aktivitas bagi masyarakat lokal pada 9 Juli 2020.

Ia mengatakan pemprov sudah menyiapkan skema untuk memastikan berbagai pihak mematuhi protokol kesehatan. Bagi restoran, hotel, dan objek wisata diwajibkan mengantongi sertifikat kalau mereka sanggup menjalankan protokol.

“Ketika dimulai diberikan sertifikat. Saat ini sudah dikeluarkan sertifikasi tingkat provinsi dan kabupaten kota,” ucap Koster.

Koster mengatakan Bali merupakan salah satu daerah penyumbang wisman terbanyak dengan realisasi 2019 6,3 juta orang setara 39 persen total wisman di Indonesia. Wisatawan lokal di Bali mencapai 9,8 juta orang pada 2019 setara 41 persen. Kontribusi pariwisata pada ekonomi Bali mencapai 53 persen dari total PDRB dan menampung 1,1 juta orang tenaga kerja.

Seluruh indikator itu mengalami pukulan parah sejak kasus pertama COVID-19 hingga 4 bulan ke belakang ini. Ia menambahkan Bali sudah melalui berbagai kejadian mulai dari SARS, MERS, bom Bali 1-2, sampai meletusnya Gunung Agung, tetapi dampak COVID-19 adalah yang terparah dari pengalaman itu.

“Karena stuck otomatis ini betul-betul berdampak buruk pada aktivitas ekonomi tadi,” ucap Koster.

Baca juga artikel terkait PARIWISATA BALI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan