Menuju konten utama

Bahas Konflik Iran vs Amerika, Menlu RI Panggil Dubes Kedua Negara

Menlu RI Retno LP Marsudi membahas konflik Iran vs Amerika Serikat dengan duta besar kedua negara pada hari ini. Retno memanggil Dubes Iran dan AS untuk bertemu secara terpisah. 

Bahas Konflik Iran vs Amerika, Menlu RI Panggil Dubes Kedua Negara
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti Rapat Paripurna Tingkat Menteri (RPTM) di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (27/12/2019). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.

tirto.id - Konflik Iran vs Amerika Serikat semakin memanas. Kedua negara terus saling berbalas ancaman setelah serangan AS di Irak menewaskan petinggi militer Iran, Qassem Soleimani pada 3 Januari lalu.

Merespons ketegangan Iran dan AS yang meningkat, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi memanggil duta besar kedua negara pada Senin sore (6/1/2019).

Retno menemui Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad dan Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr di kantor Kemenlu RI pada Senin sore. Pertemuan Retno dengan dua duta besar tersebut digelar secara terpisah.

Retno menjelaskan pemanggilan dubes Iran dan AS dilakukan Kemenlu untuk menyampaikan pesan dari pemerintah Indonesia soal pentingnya menjaga perdamaian dan penyelesaian tanpa cara kekerasan atas konflik kedua negara.

"Kami berharap masing-masing pihak [Iran maupun AS] dapat menahan diri secara maksimal agar tidak terjadi eskalasi konflik lebih lanjut," kata Retno saat berpidato dalam Perayaan Natal Kemlu RI, Senin malam, seperti dikutip Antara.

Menurut Retno, eskalasi konflik antara Iran vs Amerika Serikat bisa menyebabkan ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah yang kemudian berdampak ke seluruh dunia. Apalagi, kata dia, kondisi ekonomi global sudah cukup tertekan tanpa ada konflik baru.

Dalam pertemuan tersebut, Retno mengaku juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kepentingan langsung untuk melindungi jutaan WNI yang tinggal, hidup, dan bekerja di kawasan Timur Tengah. Memanasnya konflik di kawasan itu pasti akan berdampak pada masyarakat Indonesia di sana.

"Sebetulnya pesan ini bukan yang pertama kali kami sampaikan, karena sebelumnya sudah ada rilis setelah peristiwa itu terjadi, tetapi sekarang ada baiknya saya mengirimkan pesan secara langsung agar para dubes melaporkan pada ibu kota masing-masing," ujar Retno.

Tewasnya komandan pasukan Quds (sayap Garda Revolusi Iran), Qasem Soleimani dalam sebuah serangan drone AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak, telah memicu kemarahan pemerintah dan warga Iran.

Tak lama usai insiden itu, dalam pidato belasungkawanya, pimpinan tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei secara tegas menyelipkan ungkapan pembalasan atas tewasnya Soleimani.

"[...] Dan pembalasan serius sedang menanti para pelaku kejahatan yang telah menodai tangan kotor mereka dengan darah Soleimani serta para martir lainnya," ujar Khamenei pada 3 Januari lalu.

Pernyataan keras pun disampaikan Menteri Informasi dan Teknologi Komunikasi Iran, Mohammad Javad Azari-Jahromi melalui akun twitternya, pada Minggu (5/1/2020).

"Seperti ISIS, seperti Hitler, seperti Jenghiskhan! Mereka membenci kebudayaan. Trump adalah 'teroris berjas'. Dia akan segera belajar dari sejarah, bahwa tak seorang pun mampu menaklukkan bangsa dan kebudayaan Iran yang besar," demikian tulis Javad di salah satu twitnya.

Unggahan Javad ini merespons salah satu cuitan terbaru Presiden AS Donald Trump yang melontarkan ancaman keras terhadap Iran. Di akun twitternya, Trump menulis AS telah mengincar 52 lokasi situs penting di Iran.

Dalam rangkaian twitnya pada 4 Januari 2020, Trump mengungkapkan kegeramannya terhadap tanggapan keras Iran atas tewasnya Soleimani, yang ia tuding sebagai teroris. Trum menilai Iran terlalu berani saat menyatakan akan melakukan pembalasan dengan menyasar sejumlah aset milik AS.

Trump kemudian memberikan peringatan, apabila Iran menyerang warga maupun aset AS, negaranya sudah siap menyerang balik.

".... Ada 52 situs di Iran yang sudah jadi target (mewakili 52 sandera asal Amerika yang ditahan Iran beberapa tahun silam), beberapa termasuk level yang sangat tinggi & penting bagi Iran & budaya Iran, dan target tersebut bersama dengan Iran sendiri, akan diserang dengan sangat cepat dan sangat keras [...]," begitu twit Trump.

Rangkaian twit Trump berikutnya juga terang-terangan mengungkapkan bahwa AS siap berperang melawan Iran. Sebuah twit Trump menegaskan AS siap memberi balasan yang jauh lebih keras atas serangan Iran. Trump pun sempat sesumbar dengan menulis dalam twitnya:

"AS baru saja menghabiskan 2 triliun dolar untuk persenjataan militer. Kami yang terbesar dan sejauh ini yang terbaik di dunia! Jika Iran menyerang pangkalan AS, atau warga AS, kami akan mengirimkan beberapa barang baru yang cantik itu ke arah mereka....dan tanpa keraguan!"

Di sisi lain, kedatangan jenazah Qassem Soleimani di Kota Ahvaz, Iran pada Minggu kemarin disambut ratusan ribu pelayat berpakaian hitam yang menyemut di jalanan.

Sementara di Kota Mashhad, para pelayat pun berbondong-bondong menuju area makam suci Imam Reza, lokasi tempat peti jenazah Soleimani bakal diperlihatkan ke publik.

Dalam rangka berkabung nasional, pemerintah Iran berencana membawa jenazah Soleimani ke Kota Mashhad, lalu Teheran dan kemudian Kota suci Qom, sebelum pemakaman dilakukan. Rencananya jenazah Soleimani akan dimakamkan di kota kelahirannya, Kerman.

Baca juga artikel terkait IRAN VS AS atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Politik
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH