Menuju konten utama

Bagian Kiri Wajah Adalah Sudut Selfie Terbaik

Memiringkan kepala ke kanan adalah fenomena unik yang dilakukan manusia sesudah dan sebelum era selfie muncul.

Bagian Kiri Wajah Adalah Sudut Selfie Terbaik
Traveler Asia berselfie dengan latar belakang laut. FOTO/iStock

tirto.id - Saat sedang asyik berselfie ria, pernahkah Anda berpikir tentang sudut terbaiknya menurut sains — alih-alih hanya mengandalkan insting?

Dr. Anukka Lindell, dosen senior bidang neuro-psikologi eksperimental di Universitas Melbourne's La Trobe, Australia, baru-baru ini mempublikasikan temuannya di Jurnal National Center for Biotechnology Information (NCBI) tentang angle atau sudut terbaik untuk menghasilkan selfie terbaik.

Penelitiannya bermula dari pencarian sederhana tagar #selfie di Instagram dan khusus untuk foto dengan satu orang subjek saja (si pembuat selfie). Ia menbedah 10 foto selfie sendirian pertama dari 100 foto di profil responden laki-laki dan 100 foto di profil responden perempuan, sehingga total sampelnya ada 2000 foto selfie.

Durasi waktu dari tiap partisipan untuk mengunggah fotonya macam-macam. Durasi paling lama bagi responden untuk mengunggah 100 fotonya yakni 590 hari. Dalam sehari ada responden yang bisa mengunggah hingga 10 foto sehingga bisa selesai mengumpulkan 100 foto lebih cepat.

Setelah selesai menganalisis Dr. Anukka menyimpulkan bahwa dari 92 persen sampel yang valid ditemukan baha responden menilai bagian wajah sebelah kiri sebagai sudut terbaik untuk selfie (41 persen). Pose favorit terbaik kedua adalah memakai angle yang memperlihatkan sisi kanan wajah (31,5 persen). Sedangkan pose terbaik ketiga adalah memakai pose layaknya sedang foto kartu identitas alias dari depan (19,5 persen).

“Sementara berbagai penelitian mengindikasikan bahwa pose dengan sudut dari tengah wajah dianalisis memiliki ekspresi emosional yang sama dengan pose dari sudut kiri, namun sesungguhnya pose dengan menampilkan bagian kiri wajah itu jauh lebih sering dipakai. Alasannya karena lebih menggoda,” tulis Dr. Anukka.

Mengapa kiri? Sudut kiri wajah lebih ekspresif karena dikontrol oleh otak kanan yang dominan dalam mengelola emosi. Dalam bagian lain riset ini juga ditemukan fakta bahwa perempuan memiliki preferensi yang lebih tinggi untuk selfie dengan sisi kiri wajah daripada laki-laki. Jika Anda adalah tipe pencari like, love, maupun komentar, selfie dengan menampilkan sisi kiri wajah bisa menjadi pilihan yang tepat sebab dalam penelitian tersebut terbukti meraup like dan komentar 1,1 hingga 3,2 kali lebih banyak dari selfie dengan pose sudut wajah yang lain.

Infografik Angle Selfie

Dalam pengantar penelitiannya, Dr. Anukka menyadur pendapat J. R. Walker dalam bukunya yang berjudul "Seeing Ourselves Through Technology: How We Use Selfies, Blogs, and Wearable Devices to See and Shape Ourselves" bahwa menciptakan dan membagikan selfie dianggap sebagai tindakan dengan motivasi bagaimana seseorang merepresentasikan dirinya. Pose selfie menjadi bagian penting sebab menyimpang dari foto pada umumnya yang memperlihatkan sudut depan wajah tanpa perlu miring kemana-mana.

Temuan Dr. Anukka sebenarnya menguatkan kembali hasil penelitian McManus dan Humphrey yang dipublikasikan di Jurnal Nature pada 1973 silam bahwa orang-orang lebih menyukai miring ke kanan untuk menunjukkan sisi kiri wajahnya saat difoto lewat kamera (oleh orang lain). Sejumlah teori berbeda telah diajukan untuk menjawab fenomena ini. Salah satunya ada yang mendasarkan pada efek dari membaca dan menulis dari kanan ke kiri sehingga secara tak sadar membuat orang otomatis berpaling ke kanan saat difoto.

Dr. Anukka adalah satu dari sekian banyak peneliti abad 21 yang terkesima dengan betapa fenomenalnya perilaku berfoto diri dan mengunggahnya ke media sosial demi beragam tanggapan dan pujian. Dalam catatan Oxford Dictionary penggunaan kata “selfie” di media sosial meningkat sebanyak 17.000 persen antara tahun 2012 hingga tahun 2013 saja, sebagian besarnya merujuk pada tagar #selfie yang diselipkan orang-orang di media sosial terutama Instagram.

Lev Manovich, profesor ilmu komputer di The Graduate Center, The City University of New York, pernah membuat penelitian untuk menjajaki fenomena selfie di Instagram. Hasilnya, terhitung bulan Februari 2014, ada lebih dari 79 juta foto di Intagram dengan hastag #selfie. Ini belum termasuk 7 juta foto dengan hastag #selfies, 1 juta foto dengan hastag #selfienation, 400 ribu foto dengan hastag #selfiesfordays dan banyak foto selfie lain yang diunggah tanpa tagar #selfie.

Sebagian dari para pencipta foto diri selalu terobsesi untuk menciptakan selfie yang terbaik, yang paling membuat diri mereka terlihat sempurna di media sosia. Bahkan, saking terobsesnya, pada 2011 pernah muncul kasus seorang anak muda asal Inggris bernama Danny Bowman perlu ditangani psikiater di pusat rehabilitasi karena terserang OCD (Obsessive Compulsive Disorder) dan Body Dysmorphic Disorder (kecemasan dan kekhawatiran akut tentang penampilan atau tubuh) akibat kecanduan selfie. Ia bercita-cita ingin membuat selfie yang sempurna, namun selalu gagal.

Dr. Anukka juga bukan akademisi pertama yang menawarkan solusi selfie bagus memakai metode saintifik. Dua tahun lalu akademisi Unversitas Stanford Andrej Karpathy menciptakan aplikasi bernama ConvNet yang mengumpulkan 2 juta foto yang diunggah dengan tagar #selfie untuk menelisik apa yang membuat foto diri bagus atau jelek di mata publik dan memetakan polanya.

Dari situ ia menciptakan Twitterbot sehingga pengguna Twitter bisa mengunggah foto selfie dan di-tag bersama @deepselfie untuk mengajak pengguna akun twitter lain menilainya melalui angka persentase. Si pengunggah pun bisa tahu berapa nilai selfienya. Dalam catatan Andrej, foto pengguna akun Twitter bisa dianggap mencapai nilai rata-rata jika mampu meraih 60 persen atau lebih. Jika bisa menggapai 95 persen berarti foto tersebut berada di posisi lima persen paling tinggi.

Sejak Twitterbot berjalan hingga beberapa tahun lamanya, pola yang ditangkap Andrej bisa dipakai sebagai kunci bagi perempuan untuk bisa menghasilkan foto selfie yang disukai publik. Warga Twitter terbukti menyukai perempuan dengan rambut panjang.

Selfie yang bagus juga yang memakai filter khusus sehingga memberikan efek lain dibanding foto aslinya dan memiliki pembatas warna putih sepanjang pinggiran foto agar memunculkan kesan klasik. Tak disarankan untuk memakai pencahayaan redup atau memakai sudut yang membuat kepala terlihat super besar.

Jadi, sudah siap ber-selfie?

Baca juga artikel terkait SELFIE atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan