Menuju konten utama

Bagaimana Sains Menjelaskan Penampakan Hantu?

Sederet penelitian dan eksperimen ilmiah telah menjelaskan penyebab berbagai fenomena supranatural

Bagaimana Sains Menjelaskan Penampakan Hantu?
Ilustrasi hantu. FOTO/Shutterstock

tirto.id - Dari benua Afrika hingga Amerika, Eropa sampai Asia, fenomena cerita rakyat maupun kultur yang mengandung unsur sosok hantu dan makhluk misterius pengundang rasa takut lainnya dapat ditemui.

Di Thailand ada legenda hantu yang sangat tersohor bernama Mae Nak, seorang wanita cantik yang tengah hamil benama Nak dan suaminya yang tinggal di tepi sungai Phra Khanong. Ia dikisahkan meninggal bersama bayinya saat bersalin, sementara suaminya tengah bertugas di medan perang melawan suku Shan.

Narasi kemunculan hantu Nak atau Mae Nak muncul saat sang suami pulang dan mendapati istrinya dan anak yang dilahirkan menunggu di rumah. Seorang tetangga memberitahukan bahwa ia serumah dengan hantu.

Baca juga: Para Pemuka Agama Vs Setan di Film Horor Indonesia

Sosok Mae Nak kurang lebih bisa disejajarkan dengan legenda Kuntilanak di Indonesia, hantu perempuan berpakaian putih. Tidak jelas dari mana asal muasal sosok Kuntilanak. Beberapa cerita dari mulut ke mulut menyebutkan bahwa sosok Kuntilanak ada hubungannya dengan cerita hantu setempat di Pontianak.

Kisah hantu Mae Nak maupun Kuntilanak akhirnya mampir di bioskop.

Sejak 1959, sudah belasan film bertema horor dengan tokoh hantu Mae Nak dirilis, terakhir tahun 2014 lalu dengan judul Make Me Shudder 2. Sedangkan Kuntilanak pernah diangkat ke dalam film berjudul Kuntilanak (2006) besutan Rizal Mantovani, yang kemudian dilanjutkan oleh Kuntilanak 2 (2007) dan Kuntilanak 3 (2008).

Baca juga: Parade Hantu Perempuan di Nusantara

Lalu seberapa percaya orang terhadap adanya hantu dalam kehidupan mereka? Di Inggris pada 2014 lalu, polling YouGov melaporkan bahwa sebanyak 39 persen orang Inggris percaya rumahnya dihantui sejenis makhluk supranatural. Menurut poling yang sama, sebanyak 34 persen berpikir bahwa hantu itu ada.

Angka kepercayaan terhadap hantu juga besar di Amerika Serikat. Dalam polling yang diselenggarakan Huffington Post bersama YouGov pada 2012 lalu, sebanyak 45 persen orang Amerika percaya pada hantu, dan bahwa roh orang mati dapat bangkit lagi dalam kondisi-kondisi tertentu.

Bila dilacak ke belakang, imajinasi hantu setidaknya sudah tercatat dalam artefak-arteak peradaban Mesir kuno. Hantu muncul sebagai bukti adanya kehidupan setelah kematian. Kepercayaan akan hantu atau roh ini terus diwariskan turun-temurun dan dilegimitasi oleh narasi agama-agama besar di dunia.

Baca juga: Film Horor dan Kegemaran akan Ketakutan

Brad Steiger, penulis buku Real Ghosts, Restless Spirits and Haunted Places menceritakan salah satu pertemuan terdekatnya dengan hantu setelah selama 60 tahun berburu hantu. Pada tahun 1960-an, Steiger bersama polisi yang skeptis terhadap hal-hal berbau mistis mendatangi sebuah rumah besar di Iowa. Tiba-tiba muncul penampakan melintas di halaman kebun dan masuk ke dalam rumah.

“Apa itu?” seketika kata seorang polisi ketika melihatnya. “Saya tidak melihat apapun” kata Steiger menjawab.

Seketika polisi itu meraih pistol dan bersiap menembak penampakan misterius itu. Namun belum sampai melepaskan tembakan, Steiger berkata “Tidak, itulah yang sedang kita selidiki. Hal-hal ini nyata.” Steiger juga ingat sosok aneh itu seorang pria setinggi 5 kaki.

Cerita pertemuan dengan makhluk misterius juga dituturkan oleh Henry Bailey, seorang insinyur kedirgantaraan. Bailey menyelidiki hantu dan hal-hal supranatural lainnya selama 50 tahun. Salah satu perjumpaannya dengan makhluk gaib terjadi di Jerman pada awal tahun 1970an ketika ia tinggal di sebuah apartemen yang terletak di atas sebuah kedai.

Bailey mengatakan saat itu suhu ruangan sangat dingin. Ia terbangun dan melihat ke arah pintu di kamar yang awalnya terbuka namun kini tertutup. Sesosok pria berpakaian Jerman kuno tengah bersandar di pintu.

“Saya hanya menggelengkan kepala dan berkata, ‘Tidak, itu tidak mungkin’, dan saya membalikkan badan, sampai tiga kali saya melihat ke arah pintu baru dia pergi,” ungkap Bailey.

Setelah Bailey mencari tahu soal apartemen yang dihuninya, ia menemukan bahwa salah satu penyewa terdahulu ditemukan tewas dengan bersandar di pintu kamar tidur. “Itulah yang saya lihat,” imbuhnya.

Baca juga: Dihantui oleh Sindrom Melihat Penampakan Seram

Banyak sekali cerita pengalaman perjumpaan dengan sosok misterius yang dihubung-hubungkan dengan hantu, atau kejadian-kejadian aneh yang dijadikan alasan untuk percaya hantu.

Hantu Menurut Sains

Ada sederet penelitian atau eksperimen ilmiah yang dapat menjelaskan berbagai fenomena misterius, termasuk penampakan hantu.

Ahli syaraf Kanada Michael Persinger mempelajari keterkaitan efek medan elektromagnetik dengan persepsi manusia terhadap hantu. Penelitiannya menghasilkan hipotesis bahwa medan magnet yang berdenyut tidak kentara di bawah kesadaran manusia dapat membuat orang merasa seolah-olah ada "kehadiran" makhluk lain di dekatnya.

Hal ini juga berkaitan dengan pola aktivitas yang tidak wajar di lobus temporal otak. Penelitian berbasis laboratorium Persinger menggunakan sebuah helm yang dipasang di kepala para partisipannya. Ia menemukan beberapa pola medan magnet lemah di atas kepala seseorang selama 15 sampai 30 menit.

Getaran frekuensi infrasonik turut menyebabkan ketidaknyamanan secara fisiologis. Para psikolog telah mempelajari kaitan suara pusaran angin dan kebisingan lalu lintas di dekat tempat tinggal dengan disorientasi, perasaan panik, perubahan detak jantung dan tekanan darah hingga efek-efek psikis lainnya seperti perasaan dikunjungi hantu.

Dalam sebuah makalah tahun 1998, Vic Tandy menjelaskan bahwa pekerja di pabrik peralatan medis dilaporkan sering melihat penampakan hantu dan mendengar suara-suara aneh. Setelah diselidiki, ruangan yang dihuni para pekerja ternyata memiliki gelombang 19 Hz yang bersumber dari kipas angin.

Baca juga: American Horror Story Lebih dari Sekadar Jerit dan Darah

Infografik Hantu

Ruangan yang lembab dan berjamur ternyata juga disebut-sebut dalam penelitian ilmiah tentang penampakan hantu dan pengalaman gaib lainnya. Shane Rogers dan timnya yang berasal dari Clarkson University mengamati adanya kesamaan antara pengalaman paranormal dan efek halusinogen dari spora jamur yang tumbuh di tempat lembab.

Sugesti turut mempengaruhi seseorang yang mengaku mengaku melihat sebuah penampakan yang diyakini sebagai hantu. Laporan penelitian psikolog Rense Lange dan James Houran dari University of Illinois menyimpulkan bahwa seseorang yang diberitahu bahwa tempat yang ia masuki berhantu cenderung akan merasakan kehadiran hantu ketimbang mereka yang tidak diberitahu.

Sebanyak 22 orang mengunjungi lima teater pertunjukan dan diminta memperhatikan suasana sekitar. Sebelas di antaranya diberitahu bahwa kondisi teater tersebut berhantu, sedangkan 11 sisanya tidak. Hasilnya, pengalaman menyaksikan penampakan hantu lebih sering diceritakan oleh 11 orang yang telah dibisiki cerita hantu.

Baca juga: Film It dan Kenapa Badut Bisa Jadi Amat Menyeramkan

Sugesti inilah yang kemudian umum dijumpai hampir di seluruh dunia. Cerita rakyat, legenda lokal, dan film horor membuat banyak manusia membayangkan hantu berdasarkan cerita-cerita yang pernah mereka dengar dan tonton. Meskipun pada kenyataannya sosok hantu dalam pelbagai kisah tersebut berbeda-beda wujudnya.

Baca juga artikel terkait HANTU atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Humaniora
Reporter: Tony Firman
Penulis: Tony Firman
Editor: Windu Jusuf