Menuju konten utama

Bagaimana Proses Terjadinya Gempa Bumi dan Tsunami?

Berikut penjelasan mengenai proses terjadinya gempa bumi dan tsunami.

Bagaimana Proses Terjadinya Gempa Bumi dan Tsunami?
Warga melintasi area terdampak gempa di Sarampad, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (27/11/2022). ANTARA FOTO/Novrian Arbi/tom.

tirto.id - Gempa bumi adalah bencana yang terjadi ketika permukaan bumi bergetar atau berguncang. Jika pusat gempa ini ada di dasar laut, potensi bencana air pasang ke daratan (tsunami) bisa pula terjadi.

Menurut catatan situs BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat, gempa bumi terjadi di permukaan bumi karena ada pelepasan energi dari dalam bumi. Hal ini memunculkan gelombang seismik yang akhirnya mengguncang atau menggetarkan permukaan.

Penghitungan besar atau kecilnya gempa didasarkan pada ukuran dan jenis dalam periode tertentu. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur gempa disebut seismometer.

Terlepas dari itu, gempa bumi bisa mengakibatkan kerusakan di permukaan bumi. Jenisnya pun beragam berdasarkan penyebabnya masing-masing.

Lantas, apa hubungan bencana gempa bumi dengan tsunami?

Jenis Gempa Bumi dan Proses Terjadinya

Apabila mengacu pada penyebabnya, gempa bumi dibedakan menjadi beberapa jenis. Di antaranya ada gempa tektonik, gempa vulkanik, gempa runtuhan, gempa buatan, hingga gempa tumbukan. Berikut ini keterangan jenis-jenis tersebut beserta proses terjadinya.

1. Gempa tektonik

Jenis gempa ini terjadi lantaran adanya pergeseran lempeng di bawah permukaan bumi. Pergerakan tersebut akhirnya menyebabkan permukaan bumi ikut bergoyang. Bahkan, bisa menggeser dan membuat retakan-retakan tertentu.

2. Gempa Vulkanik

Berbeda dari tektonik, gempa vulkanik terjadi karena adanya gunung meletus. Hal ini membuat daerah sekitar gunung terguncang dalam kurun waktu tertentu. Bencana gunung berapi yang meletus juga jadi salah satu proses sebelum terjadinya gempa.

3. Gempa Runtuhan

Jenis ini terjadi lantaran adanya suatu bangunan atau bentang alam yang runtuh. Sebut saja ada sebuah gunung kapur yang terkikis akibat hujan. Maka, kapur perlahan berjatuhan ke bawah dan menciptakan getaran di daerah sekitar gunung.

4. Gempa Buatan

Berbeda dari akibat alam, gempa buatan terjadi karena ulah manusia. Misalnya dalam peristiwa perang ada yang menggunakan nuklir. Maka, ledakan akibat senjata kimia tersebut menyebabkan beberapa daerah di permukaan bumi berguncang.

5. Gempa Tumbukan

Jenis ini paling berbeda karena disebabkan oleh benda dari luar bumi, yaitu asteroid yang jatuh ke permukaan bumi. Ketika benda tersebut jatuh, maka getaran akibat benturan akan muncul.

Proses Terjadinya Tsunami

Berdasarkan catatan terbitan situs Kementerian ESDM (hlm. 1), kejadian tsunami paling banyak terjadi akibat gempa bumi di dasar laut. Maksudnya, getaran yang terjadi di laut menghasilkan gelombang berkecepatan tinggi yang lebih dari 900 kilometer/jam.

Hal ini berdampak lantaran arus gelombang tersebut mengarah ke daratan. Oleh sebab itu, tsunami cukup berbahaya karena bisa menghancurkan bangunan sampai menghilangkan nyawa-nyawa manusia.

Gempa yang menghasilkan tsunami kebanyakan terjadi akibat pergerakan lempeng di bawah laut. Akan tetapi, bencana ini hanya terjadi ketika pusat gempa tersebut mempunyai kedalaman kurang dari 60 kilometer.

Sementara itu, ada juga penyebab tsunami lain seperti meletusnya gunung api dasar laut, jatuhnya asteroid di laut, dan longsor di dasar laut. Ketiga hal tersebut menyebabkan air di laut bergerak cepat dan berpotensi mengarahkan gelombangnya ke daerah daratan.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Alexander Haryanto