Menuju konten utama

Bagaimana Proses Terbentuknya Gunung Berapi & Apa Saja Jenisnya?

Mayoritas gunung berapi di dunia terbentuk di sepanjang batas lempeng tektonik bumi. 

Bagaimana Proses Terbentuknya Gunung Berapi & Apa Saja Jenisnya?
Gunung Api Ili Lewotolok mengeluarkan material vulkanik saat erupsi di Kabupaten Lembata, NTT, Minggu (29/11/2020). ANTARA FOTO/Aken Udjan/KH/aww.

tirto.id - Gunung berapi memiliki sejarah yang panjang di bumi. Para penelliti menyebutkan bahwa gunung berapi turut terlibat dalam kepunahan massal makhluk hidup yang terjadi sekitar 250 juta tahun yang lalu.

Gunung berapi terdapat di setiap benua, bahkan di Antartika. Sekitar 1.500 gunung berapi masih dianggap berpotensi aktif di seluruh dunia saat ini.

Sebagai negara dengan aktivitas gunung berapi paling tinggi, Indonesia menjadi rumah dari 129 gunung berapi.

Dengan kata lain, sekitar 13 persen gunung berapi dunia terletak di Indonesia. Alasan mengapa Indonesia memiliki banyak gunung berapi adalah karena wilayahnya terletak di zona ring of fire.

Ring of fire merupakan zona tektonik dan vulkanik yang paling aktif, yang juga dikenal dengan sabuk sirkum pasifik. Ring of fire terbentang sejauh 40.000 kilometer di berbagai negara di sepanjang samudera pasifik.

Bagaimana gunung berapi bisa terbentuk?

Mayoritas gunung berapi di dunia terbentuk di sepanjang batas lempeng tektonik bumi. Ketika lempeng tektonik bertabrakan, lempeng yang satu jatuh akan melesat ke dalam bumi dan yang lain diam di tempat. Inilah yang dikenal sebagai zona subduksi.

Lempeng yang jatuh perlahan-lahan meleleh karena suhu bawah lempeng bumi yang sangat tinggi. Lelehan ini kemudian menjadi magma.

Dilansir dari Museum Gunung Api, magma merupakan materi panas yang tersusun atas mineral cair dan batuan panas.

Magma memiliki berat jenis yang lebih kecil daripada berat jenis batuan di sekitarnya. Hal ini menyebabkan magma terdesak hingga ke permukaan Bumi. Magma yang keluar dari gunung berapi kemudian disebut lava. Lava dan abu yang meledak dari waktu ke waktu akan menumpuk dan membentuk gunung berapi.

Namun, tidak semua gunung berapi terbentuk akibat subduksi. Ada cara lain untuk gunung berapi terbentuk yang dikenal sebagai vulkanisme hotspot. Dalam situasi ini, zona aktivitas magmatik di tengah lempeng tektonik mendorong melalui kerak bumi untuk membentuk gunung berapi.

Meskipun titik panas itu sendiri dianggap tidak bergerak, lempeng tektonik terus bergerak lambat, kemudian membentuk garis gunung berapi atau pulau di permukaan. Mekanisme ini diduga berada di belakang rantai vulkanik Hawaii.

Bentuk gunung berapi

Berdasarkan bentuknya, gunung berapi dibedakan dalam beberapa jenis, yakni:

1. Gunung berapi strato (komposit)

Gunung berapi ini merupakan yang paling umum di Indonesia, seperti Gunung Merapi dan Gunung Tangkuban Perahu.

Strato sendiri artinya lapisan. Disebut demikian karena badan gunung terdiri atas lava yang bercampun dengan bahan piroklastik lainnya seperti debu, pasir, dan kerikil.

Menurut Museum Gunung Api, puncak gunung berapi jenis ini dapat terus bertumbuh akibat adanya tumpukan lava dan piroklastik yang dikeluarkan ketika erupsi.

2. Gunung berapi kerucut (cinder cone)

Jenis ini merupakan bentuk gunung berapi yang paling sederhana. Dilansir dari Universe Today gunung berapi kerucut terjadi ketika partikel dan gumpalan lava dikeluarkan dari ventilasi vulkanik.

Lava tersebut terlempar dengan keras ke udara, dan serpihan-serpihannya menghujani sekeliling ventilasi. Seiring berjalannya waktu, fenomena ini membentuk kerucut melingkar atau oval, dengan kawah berbentuk mangkuk di bagian atas.

3. Gunung berapi perisai (shield)

Dinamakan gunung berapi perisai karena bentuknya yang lebar dan seperti perisai jika dilihat dari atas.

Dilansir dari Live Science, gunung berapi jenis ini umumnya tidak mudah meledak dan tidak eksplosif. Lava yang keluar dari gunung berapi ini tipis, sehingga letusannya terlihat seperti air yang meluap melalui bibir gelas. Contoh gunung berapi ini adalah Mauna Loa yang terletak di Hawaii

4. Gunung berapi kubah lava (lava dome)

Gunung berapi jenis ini memiliki kubah yang tercipta dari massa kecil lava yang terlalu kental atau tebal.

Kubah tumbuh melalui perluasan lava di dalamnya dan gunung terbentuk dari material yang tumpah dari sisi kubah yang tumbuh. Kubah lava dapat meledak dengan hebat, melepaskan sejumlah besar batu panas dan abu.

Baca juga artikel terkait GUNUNG BERAPI atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari