Menuju konten utama

Bagaimana Mutasi Virus Corona Bisa Terjadi dan Cara Mencegahnya

Protokol kesehatan 5M yaitu, memakai masker, selalu menjaga jarak, rajin mencuci tangan, menghindari kerumunan/keramaian, dan membatasi mobilitas.

Ilustrasi corona virus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Virus Corona, COVID-19 saat ini sudah mengalami mutasi dengan beragan varian. Saat ini setidaknya ada lima variant of concern (VOC) varian virus penyebab COVID-19 yang sudah ditemukan di dunia yakni varian Inggris, varian Afrika Selatan, varian India, varian Brazil, dan varian California.

Suatu varian disebut VOC jika sudah terbukti secara penelitian ada satu atau lebih tiga efek yang dikhawatirkan yakni lebih mudah menular, lebih mematikan, dan membuat efektivitas vaksin berkurang.

Varian virus penyebab COVID-19 yang sudah ditemukan di Indonesia baik dari kasus impor maupun transmisi lokal yakni varian dari Inggris, dari Afrika Selatan dan dari India.

Varian B117 asal Inggris dilaporkan meningkatkan transmisi atau penyebaran, sementara B1351 asal Afrika Selatan selain bisa menimbulkan dampak penularan, juga berdampak menurunkan efektivitas vaksin, demikian juga varian P1 dari Brazil.

Bagaimana Mutasi Virus Corona Bisa Terjadi?

Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) RSUP Persahabatan,
Erlina Burhan, mengatakan mutasi pada virus yang kemudian memunculkan varian baru seperti pada kasus COVID-19 terjadi seiring penularan virus ke orang-orang.

Setiap virus masuk ke dalam tubuh manusia, dia mereplikasi diri. Pada prosesnya, bisa terjadi kesalahan sehingga menjadi berbeda dari virus awalnya. Lalu, apakah varian virus ini lebih kuat dari virus aslinya?

Ada dua kemungkinan, biasa saja atau lemah atau kuat. Apabila variasi yang terbentuk meningkatkan risiko terhadap manusia yakni meningkatkan transmisi atau penularan, virulensi atau menimbulkan keparahan lebih daripada non-varian dan menurunkan efektivitas tatalaksana serta vaksin, maka dia tergolong variants of concern atau perhatian khusus.

"Tiga hal ini, item yang diaplikasikan kalau satu varian ada. Kalau salah satu ada maka masuk ke variants of concern. Jadi, semakin banyak infeksi pada suatu populasi, semakin banyak penularan, maka copy paste virus selalu ada artinya potensi mutasi akan terus meningkat," kata Erlina melansir Antara.

Cara Cegah Varian Baru Mutasi Virus Corona

Guna melindungi diri dari varian-varian baru dari virus penyebab COVID-19, maka yang utama perlu dilakukan adalah konsisten menerapkan protokol kesehatan (prokes), menjaga kesehatan imun dan menjaga iman.

"Tidak perlu panik dengan strain baru tapi tetap meningkatkan kewaspadaan," kata Penanggung Jawab Klinik Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara dokter Maria Ulfa.

Melansir laman Antara, menurut Maria upaya pencegahan utama dalam mencegah penularan COVID-19 adalah tetap disiplin melakukan protokol kesehatan 5M, menjaga kesehatan imun dengan makanan gizi seimbang seperti cukup karbohidrat, protein, lemak, sayur dan buah, cukup istirahat dengan tidur yang cukup yakni delapan jam sehari, tetap berolahraga teratur, banyak minum air mineral.

"Dan jangan lupa berdoa untuk kesehatan keselamatan kita sendiri, keluarga, saudara-saudara, dan rekan-rekan," ujarnya.

Protokol kesehatan 5M mencakup memakai masker, selalu menjaga jarak, rajin mencuci tangan, senantiasa menghindari kerumunan/keramaian, dan membatasi mobilitas.

Selain ketat lakukan prokes, vaksin adalah upaya pencegahan terbaik

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito kembali mengingatkan masyarakat, bahwa fungsi vaksin COVID-19 adalah untuk mencegah seseorang yang sudah tertular atau terinfeksi COVID-19 agar tidak mengalami gejala yang buruk akibat infeksi virus.

Selain itu menurut Wiku fungsi vaksin COVID-19 untuk mencegah penularan. Bahkan untuk menjamin keamanannya, Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (POM) telah melakukan uji keamanan dan mutu sebelum vaksin diberikan kepada masyarakat.

"Hingga saat ini, pengobatan COVID-19 masih dalam tahap pengembangan. Upaya terbaik menghindari penularan COVID-19 adalah dengan disiplin protokol kesehatan dan melakukan kegiatan vaksinasi apabila dimungkinkan," tegas Wiku melansir laman Satgas COVID-19.

Lalu, terkait uji mutu, Badan POM juga telah menerbitkan laporan pengujian vaksin COVID-19 AstraZaneca dengan nomor batch CTMAV547. Dengan hasil kesimpulan, toksisitas abnormal dan sterilitas batch tersebut memenuhi syarat mutu dan aman digunakan.

"Satgas berharap hasil temuan ini dapat diterima oleh masyarakat dan program vaksinasi nasional dapat terus berjalan sebagaimana mestinya," lanjut Wiku.

Disamping itu, untuk memenuhi kebutuhan program vaksinasi di Indonesia, Pemerintah kembali menerima sebanyak 8 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bulk yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Senin, 31 Mei 2021.

Pemerintah berharap, program vaksinasi nasional dapat berjalan dengan baik dan berjalan sesuai jadwal. Dengan demikian, kesehatan masyarakat dapat pulih dan ekonomi nasional dapat bangkit.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait INGATPESANIBU atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH