Menuju konten utama

Bagaimana Mengenalkan Sakramen Pembaptisan pada Anak?

Cara menanamkan pemahaman sakramen baptis pada anak-anak.

Bagaimana Mengenalkan Sakramen Pembaptisan pada Anak?
Ilustrasi Baptis. foto/wikipedia/creativecommon

tirto.id - Baptis adalah sakramen atau upacara suci bagi umat Kristen dan Katolik yang menandakan imannya kepada Tuhan. Baptis bisa dilakukan saat masih anak-anak maupun ketika sudah dewasa. Anak-anak akan diserahkan oleh orang tuanya untuk melakukan sakramen baptis di gereja.

Kim Kardashian, selebriti Amerika Serikat (AS) baru-baru ini juga melakukan hal serupa kepada ketiga anaknya, Psalm, Chichago, dan Saint yang berusia enam hingga empat tahun. Mereka dibaptis di salah satu katedral di Armenia, tanah leluhur Kardashian.

Sakramen baptis pada anak atau bayi biasanya dilakukan oleh Gereja Katolik dengan tiga alasan. Pertama, perintah Kristus, kedua diperlukan untuk keselamatan, dan ketiga orang tua memiliki tanggung jawab untuk membawa anak-anaknya ke surga.

Namun, bagi anak-anak terkadang sulit untuk menerima konsep keselamatan yang diajarkan agama. Oleh karena itu, selain melakukan sakramen baptis, orang tua juga perlu memberikan penjelasan bagi anak mengenai sakramen baptis itu sendiri.

Centrikids melansir, beberapa hal ini dapat membingungkan anak mengenai baptisan, seperti istilah "penyelamatan" dan "menjadi kristen" masih sulit diterima anak.

Selain itu, anak yang merupakan pemikir konkret biasanya belum bisa paham mengenai konsep "pengorbanan Yesus dan kebangkitannya". Oleh karena itu, beberapa cara dapat dilakukan untuk memberikan pengertian ke anak.

  • Sering membicarakan pada anak, baptis adalah simbol hidup bersama dengan Tuhan, artinya anak-anak telah siap untuk belajar hidup dengan baik sesuai dengan ajaran Kristen.
  • Ajarkan mengenai pentingnya sakramen baptis sebagai orang Kristen. JW merangkum beberapa nilai dan arti sakramen baptis, seperti, sebagai orang Kristen baptis adalah pengakuan diri untuk mengikut jalan dan nilai teladan Yesus Kristus.
  • Orang tua dapat membagikan kesaksian mereka mengenai hidup dalam teladan Kristus yang disimbolkan dengan sakramen baptis. Orang yang dibaptis memiliki tanggung jawab untuk hidup dalam teladan Kristus. Jangan memberikan pengertian bahwa setelah baptis anak tidak boleh rewel, usil, dan sebagainya, tetapi ajarkan untuk selalu belajar menjadi lebih baik dalam bersikap sebagaimana teladan Kristus.
  • Jangan puji atau hadiahi anak setelah sakramen baptis, melainkan fokuskan anak untuk memuji Tuhan setelah dibaptis, karena artinya keselamatan mereka sudah dilegalkan dan disaksikan oleh Pastor dan orang tua. Memberi hadiah atau pujian berlebih pada anak akan mengalihkan fokusnya pada diri sendiri alih-alih kepada Tuhan yang memberi keselamatan.
Sakramen baptis pada anak umumnya terjadi di Gereja Katolik dengan memercik kepala sang anak atau menyiramkan air ke kepala dan dahi anak. Orangtua atau wali menyerahkan anak tersebut ke hadapan pelayan gereja.

Ada beberapa yang menganggap anak terlalu muda untuk mengerti konsep keselamatan. Challies menyebut, anak-anak dapat mengerti konsep keimanan Kristen sejak dini, terutama yang lahir dari orang tua atau keluarga Kristen.

Selain itu, sakramen baptis pada anak menjadikan gereja bisa secara aktif melibatkan anak-anak dalam berbagi nilai-nilai dan tanggung jawab moral sebagai pengikut Kristus sedini mungkin. Jadi, sudah ada penanaman nilai-nilai dasar Kristen sejak dini pada anak.

Baca juga artikel terkait BAPTIS atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Dipna Videlia Putsanra