Menuju konten utama
Materi Sosiologi Kelas 12

Bagaimana Mengatasi Kenakalan Remaja dengan Kearifan Lokal?

Bagaimana upaya mengatasi kenakalan remaja dengan kearifan lokal dapat diterapkan?

Bagaimana Mengatasi Kenakalan Remaja dengan Kearifan Lokal?
Ilustrasi Tawuran pelajar. FOTO/Istimewa

tirto.id - Kenakalan remaja merupakan masalah perlu mendapatkan perhatian. Salah satu cara mengatasi kenakalan remaja yakni dengan memanfaatkan nilai-nilai kearifan lokal.

Lantas, bagaimana upaya mengatasi kenakalan remaja dengan pendekatan berdasarkan kearifan lokal bisa diterapkan?

Untuk memahami salah satu topik yang diajarkan dalam materi Sosiologi kelas 12 tersebut, perlu mengetahui pengertian kearifan lokal serta penyebab kenakalan remaja.

Apa Itu Kearifan Lokal?

Kearifan lokal berupa nilai-nilai budaya dalam sebuah masyarakat di daerah tertentu yang terjaga secara turun-temurun dari generasi ke genenasi.

Dalam kajian antropologi, kearifan lokal bermula dari istilah local genius. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Horace Geoffrey Quaritch Wales (1900-1981), ahli arkeologi Inggris yang pernah lama meneliti budaya Siam (Thailand).

Istilah kearifan lokal kemudian menjadi bahan pembahasan para ahli antropologi, terutama dalam merumuskan pengertiannya. Maka itu, muncul beberapa rumusan terkait definisi kearifan lokal

Menukil Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius) yang disusun Ayatrohaedi (1986), salah satu rumusan definisi kearifan lokal yang kerap dikutip ialah dari Haryati Soebadio.

Menurut dia, definisi kearifan lokal adalah identitas kultural atau kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa itu mampu menyerap dan mengolah unsur kebudayaan asing, sesuai watak dan kemampuannya sendiri.

Adapun secara umum, kearifan lokal bisa didefinisikan sebagai gagasan-gagasan ataupun nilai-nilai budaya di masyarakat suatu daerah yang berisi kebijaksanaan dan kearifan, serta terus lestari dan diikuti.

Dalam konteks hukum, istilah kearifan lokal juga sudah diadopsi dalam UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di UU ini, dijelaskan bahwa pengertian kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.

Bisa disimpulkan bahwa kearifan lokal merupakan kumpulan pengetahuan berupa nilai, norma, dan aturan-aturan khusus yang berkembang, ditaati, dan diwariskan lintas-generasi oleh masyarakat di daerah tertentu.

Adapun beberapa karakteristik kearifan lokal, yakni sebagai berikut:

  • Berasal dari anggota komunitas yang lebih tua;
  • Mengajarkan mencintai alam, bukan menghancurkannya;
  • Berisi kebajikan yang mengajarkan etika dan nilai-nilai moral;
  • Berupa nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum, atau aturan khusus.

Sementara itu, ciri-ciri kearifan lokal adalah:

  • Dapat bertahan dari pengaruh budaya luar;
  • Dapat mengakomodasi unsur-unsur budaya luar;
  • Bisa mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli;
  • Punya kemampuan mengendalikan mayoritas anggota masyarakat;
  • Memuat petunjuk yang memberi arah pada perkembangan budaya.

Apa Penyebab Kenakalan Remaja?

Kenakalan remaja atau juvenile delinquency termasuk masalah yang dihadapi oleh semua negara. Dalam hal ini, Komisi Tinggi HAM PBB (OHCHR) sampai membuat Pedoman Pencegahan Kenakalan Remaja.

Kenakalan remaja bisa terjadi karena imbas faktor internal dan eksternal. Mengutip dari Sosiologi dari Ruang Kelas karya Tappil Rambe dan Taufik Hidayat (2021), terdapat 2 macam faktor internal yang biasanya memicu kenakalan remaja, yaitu krisis identitas dan lemahnya kontrol diri.

Krisis identitas terjadi ketika remaja gagal mencapai dua tahap proses integrasi saat ia mengalami perubahan biologis (fisik) dan sosiologis (peran sosial).

Integrasi pertama terjadi saat terbentuk perasaan akan koeksistensi atau keterlibatan bersama di kehidupan. Lalu, integrasi kedua adalah saat remaja memiliki identitas peran di dalam kehidupan.

Contoh krisis identitas adalah tindakan kekerasan dalam tawuran pelajar yang didorong oleh motif membuktikan diri sebagai jagoan. Padahal, identitas jagoan tak punya makna berarti di kehidupan masyarakat.

Faktor internal kedua ialah lemahnya kontrol diri. Maksudnya, ketidakmampuan anak remaja untuk membedakan tingkah laku yang positif dan tidak akibat pendidikan yang minim.

Selanjutnya, faktor eksternal bisa datang dari keluarga, seperti minimnya perhatian orang tua atau salah asuh yang memicu gangguan di pertumbuhan kepribadian. Faktor eksternal yang lain adalah pengaruh lingkungan sekitar yang berdampak buruk bagi perilaku remaja.

Sementara itu, dalam Modul Sosiologi (2020) terbitan Kemendikbud, dijelaskan bahwa salah satu faktor penyebab kenakalan remaja adalah kian masifnya dampak globalisasi. Singkat kata, dampak negatif globalisasi menimbulkan perilaku menyimpang di kalangan remaja.

Sebagai contoh, banyak remaja mengikuti budaya Barat tanpa melakukan penyaringan. Semisal, karena pengaruh film, para remaja terinspirasi membentuk sebuah geng dengan tujuan tawuran.

Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja dengan Kearifan Lokal

Untuk mencegah tindakan yang menyimpang di kalangan remaja atau biasa disebut dengan istilah kenakalan remaja, nilai-nilai kearifan lokal dapat diperkenalkan sejak dini kepada anak-anak, baik di rumah, lingkungan sekitar, maupun sekolah.

Dengan demikian, diharapkan kearifan lokal dapat menjadi filter atas pengaruh budaya luar atau dorongan lain yang bisa memicu kenakalan remaja.

Jenis nilai-nilai kearifan lokal yang diperkenalkan pada remaja juga dapat fleksibel, sesuai budaya ataupun adat istiadat di tiap wilayah.

Nilai-nilai kearifan lokal yang perlu diperkenalkan pada anak-anak itu seperti menghormati orang yang lebih tua, bergotong-royong, membantu orang sekitar yang kesusahan, menghormati tradisi, menghargai budaya warisan leluhur, melestarikan lingkungan, bersolidaritas pada sesama, hidup rukun, dan lain sebagainya.

Di lingkungan masyarakat, kearifan lokal bisa diperkenalkan melalui komunitas-komunitas sosial dan budaya, seperti forum pengajian, organisasi karang taruna, komunitas RT, komunitas pelestari budaya, dan lain sebagainya.

Pengenalan nilai kearifan lokal juga bisa dilakukan melalui pelibatan para remaja sebagai peserta maupun penyelenggara kegiatan adat desa, serta acara-acara sosial-budaya lainnya.

Baca juga artikel terkait KEARIFAN LOKAL atau tulisan lainnya dari Rofi Ali Majid

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Rofi Ali Majid
Penulis: Rofi Ali Majid
Editor: Addi M Idhom