Menuju konten utama

Bagaimana Cara Mengatasi Konflik dengan Pasangan?

Konflik adalah perkara wajar dalam hubungan romantis. Lantas, bagaimana cara mengatasi konflik dengan pasangan?

Bagaimana Cara Mengatasi Konflik dengan Pasangan?
Ilustrasi Suami Istri Bertengkar. foto/isttockphoto

tirto.id - Setiap pasangan pasti akan menghadapi konflik karena mereka adalah 2 individu yang punya cara pikir berbeda. Konflik seperti perdebatan kecil atau pertengkaran sebenarnya adalah perkara lumrah dan bukan tanda ketidakcocokan. Lantas, bagaimana cara mengatasi konflik dengan pasangan?

Jika ditangani dengan baik hingga menemukan solusi, konflik justru akan menjadi hal yang bisa mempererat hubungan antarpasangan.

Pasangan yang tidak pernah berdebat malah dianggap memiliki hubungan yang tidak sehat.

Pasalnya, itu berarti mereka tidak bisa saling terbuka tentang pikiran masing-masing, saling memendam sesuatu, dan akhirnya tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut.

Cara Mengatasi Konflik dengan Pasangan

Dilansir Psychology Today, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyikapi konflik dalam hubungan romantis.

Penyelesaian konflik itu dimulai dengan cara komunikasi yang baik hingga upaya mengontrol emosi. Berikut beberapa tips untuk mengatasi konflik dengan pasangan:

1. Komunikasi to the point

Kunci paling utama dalam mengatasi konflik adalah komunikasi dan langsung ke titik permasalahannya. Tak perlu pakai kode-kode tertentu yang bisa jadi tidak dipahami pasangan.

Saat merasa ada hal yang tidak cocok atau tidak menyenangkan, katakan langsung pada pasangan agar masalah bisa diselesaikan dengan cepat.

2. Hindari menyerang karakter pasangan

Saat bertengkar atau menghadapi konflik, jangan sekali-kali menyerang karakter pasangan, apalagi dengan kata-kata menyinggung seperti "kamu bodoh" atau "terlalu baper".

Sebaliknya, ungkapkan perasaan Anda tentang perilaku tertentu dari pasangan yang tidak disukai.

Bandingkan dua kalimat berikut:

“Jangan baper! Aku cuma ngobrol sama dia.”

“Aku kesal saat kamu bilang aku menggodanya, padahal kami cuma ngobrol biasa.”

Kalimat pertama biasanya malah membuat pasangan Anda tersinggung. Ucapan seperti itu hanya akan menyulut emosi dan menimbulkan konflik baru.

Kalimat kedua justru lebih aman karena Anda mengungkapkan perasaan tentang perilaku tertentu dari pasangan. Namun, kalimat tersebut tidak terkesan menyalahkan apalagi menyerang karakternya.

3. Jangan menyalahkan dengan menggeneralisasi perilaku pasangan

Hindari mengatakan "tidak pernah" dan "selalu" saat berdebat, misalnya berkata "kamu tidak pernah memahamiku" atau "kamu selalu saja begitu". Kalimat tersebut menggeneralisasi perilaku, padahal belum tentu pasangan Anda seperti itu?

Contoh kalimat di atas justru akan membuat pasangan melakukan pertahanan dengan cara membela diri. Dia mungkin akan membalas dengan menyebutkan semua hal yang sudah ia lakukan untuk Anda.

4. Selesaikan masalah satu per satu

Saat mencoba menyelesaikan konflik, jangan pernah mengungkit-ungkit masalah lain. Hal tersebut bukannya menciptakan diskusi yang sehat, tapi malah membuat suasana semakin panas.

Fokuslah pada masalah yang ada pada saat itu agar bisa menemukan solusinya dengan cepat.

5. Jadi pendengar yang baik

Dengarkan keluhan pasangan dengan baik. Saat pasangan komplain terhadap sesuatu, kesampingkan ego dan dengarkan keluhannya.

Jangan memotong pembicaraan dan sebaiknya mengonfirmasi apa yang ia rasakan. Misalnya dengan cara berkata “Kelakuanku itu membuatmu kesal, ya?”.

Hal ini tidak hanya menandakan kalau Anda mendengarkan pasangan, tapi juga mencegah kesalahpahaman.

Infografik SC Mengatasi Konflik dengan Pasangan

Infografik SC Mengatasi Konflik dengan Pasangan. tirto.id/Fuad

6. Jangan membela diri saat dikritik

Saat pasangan memberi kritikan, jangan melakukan pembelaan dan mencari-cari alasan untuk membenarkan tindakan Anda. Dengarkan dengan seksama tentang kritikan tersebut.

Hal yang satu ini memang sulit dilakukan karena mayoritas orang akan defensif ketika dikritik.

Jadi, kalaupun belum bisa menerima kritikan, setidaknya jangan melawan dan menentang pasangan.

7. Cobalah melihat dari sudut pandang yang berbeda

Konflik biasanya diawali dengan perbedaan sudut pandang terhadap sesuatu hal. Saat berkonflik, cobalah memposisikan diri Anda sebagai pasangan dan melihat masalah tersebut dari sudut pandangnya.

Hal ini akan membuat Anda lebih paham apa yang sebenarnya dirasakan pasangan. Dengan demikian, Anda bisa menahan emosi dan menciptakan diskusi yang lebih sehat dengan pasangan.

8. Jangan pernah menghina

Hal terburuk yang bisa terjadi saat konflik adalah terlontarnya kata-kata penghinaan, baik secara langsung maupun sarkasme.

Penghinaan tidak sebatas kata-kata, tetapi juga perilaku seperti mengerlingkan mata, mendengus, berdecak keras, memalingkan muka, atau tersenyum sinis.

Saat salah seorang komplain dan pasangannya membalas dengan penghinaan, hal ini tidak akan menyelesaikan masalah.

Komentar atau perilaku menghina berarti meremehkan pasangan dan hal itu bisa berujung pada perpisahan atau perceraian.

9. Break sejenak

Break di sini artinya berhenti atau menarik diri dari adu argumen. Misalnya, dengan menahan diri untuk tidak balas berbicara, lalu menghela nafas selama beberapa detik untuk meredam emosi.

Tak bisa dimungkiri kadang perdebatan membuat pasangan merasa lelah secara mental. Jika diteruskan, hal ini akan menciptakan atmosfer yang negatif.

Karena itu, saat menemui jalan buntu, beri jeda dan rehatlah sejenak untuk mendinginkan kepala.

Break bukan berarti lari dari masalah atau tidak mau menyelesaikannya. Break justru memberi waktu untuk menjernihkan pikiran agar bisa lebih mudah menemukan solusi.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Abdul Hadi