Menuju konten utama

Badan Geologi: Aktivitas Gunung Karangetang Naik Jadi Level III

Pada periode 1 – 7 Februari 2023 terekam 162 kali gempa Guguran, 54 kali gempa Hembusan, 66 kali gempa Fase Banyak.

Badan Geologi: Aktivitas Gunung Karangetang Naik Jadi Level III
Asap putih keluar dari puncak Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu (6/2/2019). ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/wsj.

tirto.id - Plt. Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan aktivitas Gunung Karangetang, Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara naik dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) per pukul 16.00 WIB, Rabu (8/2/2023).

"Hasil evaluasi aktivitas vulkanik secara visual dan kegempaan menunjukan terjadi peningkatan aktivitas, dan dinilai tingkat aktivitas G. Karangetang dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga)," kata Wafid melalui keterangan tertulisnya.

Sebab, pada periode 1 – 7 Februari 2023 terekam 162 kali gempa Guguran, 54 kali gempa Hembusan, 66 kali gempa Fase Banyak, 3 kali gempa Vulkanik Dangkal, 23 kali gempa Vulkanik Dalam, 3 kali gempa Tektonik Lokal, 1 kali gempa Terasa (MMI I) dan 42 kali gempa Tektonik Jauh.

Sementara itu selama periode Januari 2023 terekam 71 kali gempa Guguran, 52 kali gempa Hembusan, 8 kali Tremor Non-Harmonik, 94 kali gempa Hybrid/Fase Banyak, 19 gempa Vulkanik Dangkal, 152 gempa Vulkanik Dalam, 44 kali gempa Tektonik Lokal, 10 kali gempa Terasa, dan 371 kali gempa Tektonik Jauh.

Berdasarkan pengamatan visual terhadap tinggi kolom asap, masih belum menunjukan adanya perubahan yang signifikan. Tinggi kolom asap umumnya masih berkisar antara 50 – 150 meter diatas puncak.

Namun kejadian guguran pada Kawah Utama semakin meningkat sejak 4 Februari 2023. Guguran lava meluncur ke arah kali Batang, kali Batuawang serta kali Beha barat sejauh sekitar 1000 meter dari puncak, sinar api masih belum tampak, suara gemuruh guguran lava kadang terdengar di Pos.

"Kondisi Kawah Utara masih tampak adanya api diam pada tubuh kubah lava, asap kawah belum mengalami perubahan yang signifikan," ujarnya.

Berdasarkan data instrumental, gempa Guguran menunjukan peningkatan sejak 18 Januari 2023, dan semakin meningkat pada 6 Februari 2023 sehingga terekam sebanyak 43 kejadian dan pada 7 Februari 2023 gempa Guguran meningkat menjadi 62 kejadian per hari.

Kondisi terjadinya Guguran yang meningkat menunjukan peningkatan suplai magma ke permukaan yang menyebabkan penambahan material kubah dan juga ketidakstabilan pada kubah lava.

"Pergerakan magma kepermukaan dalam laju rendah ini kemungkinan akan diikuti dengan terjadinya erupsi efusif," ucapnya.

Ia menuturkan Gunung Karangetang berpotensi bahaya. Sebab, merupakan gunungapi paling aktif di Indonesia dengan seringnya mengalami kejadian erupsi hampir setiap tahun.

Karakteristik erupsinya berupa erupsi eksplosif tipe strombolian serta pertumbuhan kubah lava yang sering diikuti oleh kejadian guguran lava. Bahaya Gunungapi Karangetang umumnya diakibatkan oleh guguran lava dari kubah lava dan bahaya sekunder berupa lahar.

"Risiko bahaya semakin tinggi karena daerah di sekitar Gunungapi Karangetang memiliki jarak antara batas pantai dengan pusat erupsi hanya lebih kurang 4 km dan di dalamnya terdapat banyak pemukiman," tuturnya.

Selama tingkat aktivitas Level III (Siaga), Badan Geologi mengimbau kepada masyarakat, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 km dari kawah Utama serta 3.5 km pada sektor selatan dan tenggara.

Masyarakat di sekitar G. Karangetang diharap tenang tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Karangetang, dan agar senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Sulawesi Utara dan BPBD Kabupaten Sitaro.

Pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar mewaspadai bahaya sekunder berupa ancaman aliran lahar.

"Pemerintah Daerah diminta senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Karangetang di Desa Salili, Kecamatan Siau Tengah, Kabupaten Sitaro atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait ERUPSI GUNUNG KARANGETANG atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri