Menuju konten utama

Bacaan Niat & Tata Cara Shalat Tarawih 10 Malam Terakhir Ramadhan

Tata cara sholat tarawih pada bulan Ramadhan dapat dilakukan 8 rakaat atau 20 rakaat, diikuti salat witir 3 rakaat.

Bacaan Niat & Tata Cara Shalat Tarawih 10 Malam Terakhir Ramadhan
Umat Islam melaksanakan Shalat Tarawih saat permukimannya terdampak pemadaman listrik di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/4/2020). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.

tirto.id - Salat tarawih merupakan salah satu amalan sunah yang dikerjakan pada malam hari sepanjang bulan Ramadan. Tepatnya usai melangsungkan salat isya, dengan rentang waktu menjelang subuh. Salat tarawih ini, dengan jumlah 8 atau 20 rakaat, dapat disambung dengan witir 3 rakaat.

Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah menganjurkan qiyam (salat) Ramadan kepada mereka (para sahabat), tanpa perintah wajib. Beliau bersabda, "Barangsiapa mengerjakan qiyam (salat) Ramadan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu," (H.R. al-Bukhari dan Muslim).

Jumlah Rakaat Salat Tarawih

Terkait jumlah rakaat salat tarawih, ada yang berpendapat bahwa salat tarawih dikerjakan dengan 8 rakaat. Namun, ada pula pandangan bahwa tarawih dikerjakan 20 rakaat.

Untuk salat tarawih 8 rakaat, terdapat 2 cara dalam menggelarnya, yaitu dengan 4 rakaat satu salam atau 2 rakaat dua kali salam. Dikutip dari laman Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, kedua cara tersebut merupakan tanawuk dalam beribadah, sehingga keduanya dapat diamalkan.

Pengerjaan salat tarawih 8 rakaat dengan 4 rakaat satu salam merujuk pada riwayat Aisyah, bahwa Nabi Muhammad tidak pernah melakukan salat sunah bulan Ramadan dan bulan lainnya lebih dari 11 rakaat. "Beliau salat 4 rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian beliau salat lagi 4 rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat 3 rakaat" (H.R. Bukhari dan Muslim).

Pengerjaan salat tarawih 8 rakaat dengan 2 rakaat satu salam merujuk pada riwayat lain dari Zaid bin Khalid al-Juhany yang mengamati Rasulullah. Ia melaporkan Nabi salat 2 rakaat khafifatain, lalu beliau salat 2 rakaat panjang-panjang keduanya, kemudian salat 2 rakaat yang kurang panjang dari salat sebelumnya, lalu beliau salat lagi 2 rakaat yang kurang lagi dari salat sebelumnya, kemudian salat 2 rakaat yang kurang lagi dari salat sebelumnya, lalu beliau salat lagi 2 rakaat yang kurang lagi dari salat sebelumnya, kemudian salat 2 rakaat yang kurang lagi dari salat sebelumnya, dan beliau melakukan witir (satu rakaat)." (H.R. Muslim)

Sementara itu, dikutip dari NU Online melalui artikel "Sejarah, Hukum, dan Praktik Tarawih", pada masa Umar bin Khattab, salat tarawih ketika itu digelar 20 rakaat. Diriwayatkan dari tabiin Yazid bin Ruman, "Manusia senantiasa melaksanakan salat pada masa Umar di bulan Ramadan sebanyak 23 rakaat (20 rakaat tarawih, disambung 3 rakaat witir)."

Umumnya, salat tarawih, baik yang 8 rakaat maupun 20 rakaat, ditutup dengan menggelar salat witir 3 rakaat. Terkait tata cara melangsungkan tiga rakaat ini, juga terjadi perbedaan pandangan. Ada yang menyebutkan dengan 2 rakaat kemudian satu rakaat (berarti dua kali salam) atau dilangsungkan tiga rakaat sekaligus.

Jika dijadikan rumus, maka salat tarawih dan witir yang 8 rakaat di atas bisa dilangsungkan dengan sistem 4-4-3, 2-2-2-2-2-1, ataupun 4-4-2-1.

Untuk yang 20 rakaat, dikerjakan dengan sistem 2 rakaat salat tarawih sebanyak 10 kali dilanjutkan salat witir dua rakaat kemudian satu rakaat (dua kali salam).

Bacaan Niat Salat Tarawih

Salat tarawih sebaiknya dikerjakan secara berjamaah. Dalam pengerjaan salat tarawih, terdapat perbedaan bacaan niat antara sebagai imam atau sebagai makmum, baik ketika salat 8 rakaat maupun 20 rakaat.

Niat Salat Tarawih Sebagai Imam

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.

Artinya, "Aku menyengaja salat sunah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah Ta'ala."

Niat Salat Tarawih Sebagai Makmum

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.

Artinya, "Aku menyengaja salat sunah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah Ta'ala."

Bacaan Niat Salat Witir

Niat salat witir jika dikerjakan secara berjamaah, dapat dibedakan menjadi niat untuk imam dan niat untuk makmum. Sebagai catatan, salat witir hanya dilakukan secara berjamaah ketika bulan Ramadan.

Niat Salat Witir Dua Rakaat Sebagai Imam

اُصَلِّى سُنَّةً مِنَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan minal Witri rak‘ataini mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.

Artinya, "Aku menyengaja salat sunah bagian dari salat witir dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah Ta'ala."

Niat Salat Witir Dua Rakaat Sebagai Makmum

اُصَلِّى سُنَّةَ مِنَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan minal Witri rak‘ataini mustaqbilal qiblati adā’an makmūman lillāhi ta‘ālā.

Artinya, "Aku menyengaja salat sunah bagian dari salat witir dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Salat Tarawih

Berikut ini cara salat Tarawih 2 rakaat.

  • Mengucapkan niat salat Tarawih.
  • Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram.
  • Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.
  • Membaca ta‘awuz dan Surah al-Fatihah, diikuti salah satu surat dalam Al-Quran.
  • Rukuk.
  • Itidal.
  • Sujud pertama.
  • Duduk di antara dua sujud.
  • Sujud kedua.
  • Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
  • Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama.
  • Salam pada rakaat kedua.
  • Melanjutkan hingga genap 8 atau 20 rakaat.
  • Istighfar dan dianjurkan membaca doa kamilin setelah selesainya salat tarawih.

Tata Cara Salat Witir

Berikut cara salat Witir 3 rakaat dengan dua salam, yaitu 2 rakaat disambung 1 rakaat.

  • Pelafalan niat salat witir sesuai dengan posisinya sebagai imam atau makmum dan berdasarkan jumlah rakaat
  • Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram
  • Mengucapkan takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati
  • Baca taawud dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an
  • Rukuk
  • Itidal
  • Sujud pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Rakaat kedua, mengulang yang dikerjakan pada rakaat pertama, diikuti salam.
  • Takbir untuk menjalankan satu rakaat lagi, kemudian salam.

Berikut ini tata cara salat witir 3 rakaat sekaligus atau sekali salam.

  • Pelafalan niat salat witir sesuai dengan posisinya sebagai imam atau makmum dan berdasarkan jumlah rakaat
  • Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram
  • Mengucapkan takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati
  • Baca taawud dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an
  • Rukuk
  • Itidal
  • Sujud pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Rakaat kedua, mengulang seperti yang dikerjakan pada rakaat pertama
  • Rakaat ketiga, mengulang yang dikerjakan pada rakaat pertama dan kedua
  • Salam

Ibadah 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan

Dalam 10 hari terakhir bulan Ramadan, umat Islam dianjurkan oleh Nabi Muhammad untuk mencari lailatulqadar (Malam Kemuliaan). Lailatulqadar diperingati sebagai malam turunnya Al-Qur'an secara keseluruhan dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah. Malam ini digambarkan sebagai malam yang lebih utama daripada malam 1.000 bulan.

Diriwayatkan dari jalur Aisyah, Nabi Muhammad menyebutkan, "Carilah Lailatulqadar itu pada tanggal ganjil dari 10 hari terakhir bulan Ramadan" (H.R. Bukhari).

Nabi Muhammad memang meningkatkan ibadah pada 10 hari terakhir Ramadan. Diriwayatkan dari jalur Aisyah, disebutkan, "Ketika memasuki 10 akhir Ramadan, Nabi mengencangkan sarung, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut ibadah" (H.R. al-Bukhari).

Baca juga artikel terkait SALAT TARAWIH atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus