Menuju konten utama

Tata Cara Tarawih Muhammadiyah, Apa Bedanya dengan NU?

Tarawih Muhammadiyah berbeda dengan shalat tarawih NU. Apa saja perbedaannya? Untuk memahami tata cara shalat tarawih Muhammadiyah, baca artikel berikut.

Tata Cara Tarawih Muhammadiyah, Apa Bedanya dengan NU?
Ilustrasi salat Tarawih Ramadhan. Umat muslim melaksanakan salat tarawih pertama Bulan Ramadhan 1442 H di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, Senin (12/4/2021). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/foc.

tirto.id - Tarawih merupakan ibadah sunah yang hanya ada di bulan Ramadan. Salat tarawih disebut pula sebagai salat malam Ramadan alias qiyam Ramadhan.

Di Indonesia, setidaknya ada dua versi tata cara salat tarawih. Ada yang menganut versi Muhammadiyah. Ada juga yang melaksanakan sesuai tuntunan Muhammadiyah.

Perbedaan shalat tarawih NU dan Muhammadiyah utamanya terletak pada jumlah rakaatnya. Lantas, Muhammadiyah tarawih berapa rakaat? Bagaimana tata cara shalat tarawih Muhammadiyah? Untuk memahaminya, simak penjelasan berikut.

Jumlah Rakaat Tarawih Muhammadiyah

Muhammadiyah melaksanakan tarawih dengan jumlah 11 rakaat. Tata cara shalat tarawih Muhammadiyah menggunakan formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1.

Arti 4-4-3 yaitu melaksanakan salat empat rakaat dengan sekali salam sebanyak dua kali, ditambah 3 rakaat salat witir. Sementara itu, untuk formasi 2-2-2-2-2-1 berarti melaksanakan salat dua rakaat sekali salam sebanyak lima kali, ditambah satu rakaat witir.

Jumlah rakaat tarawih Muhammadiyah dilaksanakan dengan rujukan hadis riwayat Abi Salamah bin Abdirrahman saat bertanya kepada Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha. Berikut redaksi hadis tentang jumlah rakaat tarawih Muhammadiyah.

“Dari Aisyah [diriwayatkan bahwa] ketika ia ditanya mengenai shalat Rasulullah saw. di bulan Ramadhan. Aisyah menjawab: Nabi saw. tidak pernah melakukan shalat sunnat di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian beliau shalat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Niat Sholat Tarawih Muhammadiyah

Niat sholat tarawih Muhammadiyah dibaca sesuai formasi pelaksanaan dan posisinya, sebagai imam, makmum, atau sendirian. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, jumlah rakaat tarawih Muhammadiyah adalah 11 rakaat, dengan formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1.

Berikut bacaan niat sholat tarawih Muhammadiyah.

1. Niat sholat tarawih Muhammadiyah 4 Rakaat sebagai Sendirian

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ َارْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

Latin: Ushalli sunnatat tarawiihi arba'ata rakaatin mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta'ala

Artinya:"Saya berniat salat sunah Tarawih empat rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah Swt."

2. Niat sholat tarawih Muhammadiyah 2 Rakaat sebagai Sendirian

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Latin: Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adāan lillāhi ta‘ālā

Artinya:"Aku berniat salat sunah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah Swt."

3. Niat sholat tarawih Muhammadiyah 4 Rakaat sebagai Makmum

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ َارْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Latin: Ushalli sunnatat tarawiihi arba'ata rakaatin mustaqbilal qiblati adaan makmuman lillahi ta'ala

Artinya:"Saya berniat salat sunah Tarawih empat rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah Swt."

4. Niat sholat tarawih Muhammadiyah 2 Rakaat sebagai Makmum

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Latin: Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā

Artinya:"Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah Swt."

5. Niat sholat tarawih Muhammadiyah 4 Rakaat sebagai Imam

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ َارْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Latin: Ushalli sunnatat Tarāwīhi arbaata rakaatin mustaqbilal qiblati adā’an imaman lillāhi ta‘ālā

Artinya:"Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih empat rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah Swt."

6. Niat sholat tarawih Muhammadiyah 2 Rakaat sebagai Imam

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Latin: Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā

Artinya:"Aku berniat salat sunah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah Swt."

Tata Cara Shalat Tarawih Muhammadiyah

Tata cara shalat tarawih Muhammadiyah bisa disimak di bawah ini.

1. Berwudu

Seperti salat biasanya, muslim diwajibkan berwudu terlebih dahulu.

2. Salat isya

Langkah kedua dalam tata cara shalat tarawih Muhammadiyah sama seperti tarawih versi lain, yakni menunaikan salat isya terlebih dahulu.

3. Melaksanakan salat iftitah 2 rakaat

Sebelum menunaikan salat tarawih, muslim bisa menunaikan salat iftitah dulu. Hal ini didasarkan pada hadis riwayat Muslim.

"Diriwayatkan dari dari Abi Hurairah ra dari Nabi saw. beliau bersabda: 'Apabila di antaramu akan melakukan shalat malam, hendaklah membukanya dengan dua raka’at yang ringan-ringan." (HR Muslim)

Cara melaksanakan salat iftitah 2 rakaat, yaitu pada rakaat pertama setelah takbiratulihram membaca doa iftitah, lalu membaca “al-Fatihah”. Pada rakaat kedua hanya membaca al-Fatihah. Adapun bacaan lainnya, dari ruku hingga salam, sama dengan salat biasa.

4. Melaksanakan salat 11 rakaat

Setelah menunaikan salat iftitah, melaksanakan salat tarawih Muhammadiyah sebanyak 11 rakaat. Beberapa hadis menjelaskan bahwa qiyamu Ramadhan dapat dilaksanakan dengan dua formasi, yakni:
  1. Menunaikan tarawih Muhammadiyah 11 rakaat dengan formasi 4-4-3.
  2. Menunaikan tarawih Muhammadiyah 11 rakaat dengan formasi 2-2-2-2-2-1. Ditambah dengan 2 rakaat salat iftitah, jadi total 13 rakaat.

5. Membaca wirid tertentu

Setelah salat witir selesai, membaca kalimat bacaan subhaanal malikil quddus sebanyak tiga kali dengan suara nyaring dan panjang pada bacaan yang ketiga. Lalu membaca rabbil malaaikati warruuh.

Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan dari Ubah bin Ka’ab.

“Adalah Rasulullah saw pada shalat witir membaca 'Sabbihis marabbikal a’la' dan 'Qurl yaa ayyuhal Kafirrun' dan 'Qul huwallahu Ahad'. Kemudian apabila telah selesai mengucapkan salam beliau membaca 'Subhaanal malikil Quddus' tiga kali." (HR an-Nasai)

Doa Setelah Tarawih Muhammadiyah

Mengutip laman web resmi Muhammadiyah, bacaan doa setelah tarawih Muhammadiyah mengikuti beberapa tuntunan hadis. Berikut salah satunya.

“Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab Adalah Rasulullah saw ketika shalat witir membaca surat Sabbihisma rabbikal a’la [al A’la], dan surat Qul ya ayyuhal kafirun [al Kafirun] dan surat Qul huwallahu ahad [al-Ikhlas]. Kemudian apabila telah selesai mengucapkan salam, beliau membaca “Subhanal malikil quddus” tiga kali.” (H.R. an-Nasa’i dalam Sunan an-Nasa’i no.1729, Kitab Qiyamu al-Lail wa tatawwu’u an-Nahar, Bab Nau’un Akharun min al-Qira’ati fi al-Witri)

Berdasarkan hadis di atas, berikut doa setelah tarawih Muhammadiyah.

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

Bacaan latin: "Subhanal malikil quddus"

Artinya: “Maha suci Allah yang Maha Merajai dan yang Maha Bersih” (3x)

Setelah membaca wirid di atas, dilanjutkan dengan membaca doa berikut.

رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

Bacaan latin: "Rabbil malaikati war-ruh"

Artinya: “Yang menguasai para malaikat dan uuh/Jibril” (1x)

Perbedaan Shalat Tarawih NU dan Muhammadiyah

Seperti disinggung di awal, perbedaan shalat tarawih NU dan Muhammadiyah yang paling kentara adalah jumlah rakaatnya. Namun, ada beberapa perbedaan lain.

Berikut tabel perbedaan shalat tarawih NU dan Muhammadiyah.

No. Tarawih Muhammadiyah Tarawih NU
1. Jumlah rakaat 11 Jumlah rakaat 23
2. Merujuk pada hadis dari Abu Salamah tentang pelaksanaan qiyam Ramadan oleh Rasulullah Merujuk pada pelaksanaan tarawih pada masa Umar bin Khattab
3. Doa qunut tidak dibaca berjemaah Ada doa qunut yang dibaca berjemaah
4. Waktu pelaksanaan tarawih pertama Ramadan ditentukan berdasarkan metode perhitungan kalender hijriah Waktu pelaksanaan tarawih pertama Ramadan ditentukan berdasarkan metode sidang isbat atau melihat bulan secara langsung

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Fadli Nasrudin