Menuju konten utama

Babak Belur Sebagai Tim, Yeovil adalah Pejuang Sepakbola Perempuan

Yeovil Town Ladies punya sejarah panjang dalam sepakbola wanita. Saat ia mulai megap-megap, sepakbola wanita justru melangkah ke depan.

Babak Belur Sebagai Tim, Yeovil adalah Pejuang Sepakbola Perempuan
YEOVIL TOWN LADIES FC. FOTO/www.yeoviltownladies.com

tirto.id - Dalam gelaran Women’s Super League (WSL) musim 2017-2018, Nigel House, seorang penggemar Yeovil Town Ladies, mengaku tak pernah melewatkan pertandingan Yeovil. Ia akan pergi dari satu kota ke kota lainnya untuk menjadi “pemain ke-12” Yoevil.

Pada April 2018, House bahkan rela menempuh jarak 80 kilometer hanya untuk menonton Yoevil Town Ladies dibantai tuan rumah Liverpool Ladies dengan skor 8-0. Sejarah lantas mencatat: Kala itu Yeovil sudah bertanding 11 kali di liga, kalah 11 kali, dan tak mampu mencetak satu gol pun. Namun, House ternyata tak kecewa.

"Dari pertandingan dimulai hingga bubar, mereka tidak pernah berhenti bertarung," kata House kepada The Times, mengenai penampilan Yeovil melawan Liverpool Ladies. "Ketika mereka kebobolan, kepala mereka bahkan tidak mau menunduk. Mereka benar-benar bermain dengan hati di sepanjang waktu. Mereka sangat menarik untuk ditonton."

Dan seperti pernyataan House tersebut, bagaimanapun keadaannya, Yeovil memang hanya tahu bagaimana caranya untuk "bertarung".

Musim lalu, Yeovil adalah satu-satunya klub semi-profesional di kancah WSL yang merupakan divisi tertinggi sepakbola wanita di Inggris. Dari 11 tim yang ikut serta di WSL, Yeovil adalah satu satu dari tiga klub yang berdiri sendiri dan tidak mendapatkan sokongan dana dari klub sepakbola pria, seperti Manchester City Ladies, Arsenal Ladies, hingga Liverpool Ladies. Satu-satunya sokongan dana yang mereka andalkan hanyalah subsidi dari FA yang tak seberapa.

Meski begitu, saat FA menganjurkan bahwa mulai musim 2018-2019 semua klub di WSL harus profesional, Yeovil terus berjuang untuk memenuhinya. Alhasil, meski pada akhir musim mereka berada di posisi paling buncit, mereka berhasil menjadi klub profesional.

Keajaiban lantas mengganjar usaha mereka: Sunderland Ladies, yang gagal memenuhi syarat FA soal akademi dan program pendidikan pemain muda, terpaksa dingajar degradasi, menggantikan posisi Yeovil. Namun, satu keajaiban saja ternyata tak cukup bagi Yeovil.

Di WSL musim ini, selain kembali menjadi sasaran tembak tim-tim lainnya, Yeovil kembali mengalami masalah finansial. Meski subsidi dari FA yang mereka peroleh meningkat, dari 120 ribu paun menjadi 350 ribu paun, subsidi itu tak cukup untuk memenuhi perjalanan mereka pada musim ini.

Untuk bertahan hidup sebagai klub profesional, mereka jelas perlu sarana untuk memperkenalkan diri. Sayangnya, karena kurangnya promosi, mereka nyaris gagal meski sudah bertarung sekuat tenaga.

Dari sana, kabar tidak menyenangkan lantas berembus. Menurut BBC, klub yang berdiri pada 1990 itu bahkan terancam kembali menjadi klub semi-profesional. Meski tidak mau membenarkannya, FA juga angkat bicara.

"Kami menyadari situasi yang sedang terjadi di Yeovil Town Ladies dan kami selalu berkabar dengan pihak klub. Meski begitu, dalam tahap ini, kami tidak dalam posisi untuk memberikan kabar lebih lanjut," tutur salah satu wakil FA.

Berjuang untuk Sepakbola Perempuan

Saat nasib buruk benar-benar menimpa mereka pada akhir musim nanti, Yeovil tak perlu berjalan menunduk. Tim yang sedang berusaha memajukan sepakbola perempuan ini ternyata tak berjuang sendirian.

Sadar bahwa klub-klub sepakbola perempuan lain bisa bernasib seperti Yeovil, FA langsung membikin terobosan penting. Mulai musim depan, FA menggandeng Barclays untuk bekerja sama.

Kerja sama antara FA dan Barclays, yang nilai kontraknya diperkirakan mencapai 10 juta paun, akan berlangsung hingga 2022 nanti. Dari kerja sama itu, FA berharap klub-klub WSL kelak bisa mandiri pada masa yang akan datang, tidak bergantung sokongan dana klub laki-laki maupun dari subsidi FA.

Mulai musim depan, FA akan memberikan total hadiah sebesar 500 ribu paun kepada para peserta WSL. Jumlah hadiah itu bergantung pada posisi mereka di klasemen. Ini jadi terobosan lantaran FA sebelumnya tidak pernah memberikan hadiah sepeser pun kepada para peserta WSL.

Selain itu, FA juga berencana untuk memasarkan WSL. "Ini adalah langkah penting karena ini bukan hanya tentang pendapatan dari investasi yang dilakukan oleh Barclays," kata Kelly Simmons, Direktur Sepakbola Profesional Wanita FA, dilansir dari Telegraph.

Ia lantas menambahkan, "Ini tentang investasi besar dalam pemasaran. Pada akhirnya, permainan ini (WSL) akan terus berlanjut jika kita dapat membuat lebih banyak orang mengetahui WSL, lebih banyak orang datang ke Stadion, dan lebih banyak orang menonton melalui televisi."

"Dalam beberapa hal, itu lebih penting daripada uang tunai karena itu akan membantu klub dalam jangka panjang sehingga mereka mampu menarik sponsor melalui penawaran mereka sendiri, mendapatkan banyak uang dalam pertandingan dan membantu kami melakukan penawaran dengan televisi pada masa depan, tempat sepakbola pria bisa mendapatkan banyak keuntungan."

Hebatnya, kabar gembira mengenai perkembangan sepakbola perempuan ini ternyata tidak hanya terjadi di Inggris. Pada 17 Maret 2019, tim sepakbola wanita Atletico Madrid menggelar pertandingan melawan tim perempuan Barcelona di Stadion Wanda Metropolitano.

Lewat promosi yang gencar, pertandingan yang dimenangkan Barcelona 0-2 itu disaksikan 60.739 penonton. Karena jumlah penonton itu merupakan jumlah penonton sepakbola wanita terbanyak di jajaran top liga Eropa, Atletico lantas memantik perhatian dunia.

Sekitar satu minggu berselang, seakan tak mau kalah dari Atletico, tim Juventus perempuan juga melakukan promosi ugal-ugalan. Selain menggelar pertandingan melawan Fiorentina di Stadion Allianz, mereka juga menggratiskan tiket pertandingan. Alhasil: tiket ludes dipesan dan para penonton memadati Stadion Allianz pada hari pertandingan.

Melihat fenomena itu, Daniel Storey, kolumnis Football365 yang gemar menyuarakan sepakbola perempuan, kemudian yakin bahwa sepakbola perempuan akan terus melakukan sesuatu yang mengejutkan. Ia mengatakan, "Akan semakin banyak yang melakukannya [promosi terhadap tim sepakbola perempuan] – dan akan semakin banyak pula yang segera melakukannya."

Baca juga artikel terkait SEPAKBOLA WANITA atau tulisan lainnya dari Renalto Setiawan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Renalto Setiawan
Editor: Mufti Sholih