Menuju konten utama

Babak Baru Pilpres AS Setelah Trump Positif Corona

Bagaimana nasib Trump di Pilpres AS yang tinggal sebulan lagi setelah dinyatakan positif COVID-19?

Babak Baru Pilpres AS Setelah Trump Positif Corona
Presiden Donald Trump berbicara pada rapat umum kampanye di Battle Creek, Mich., Rabu, 18 Desember 2019. Paul Sancya/AP

tirto.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang pada Jumat (2/10/2020) lalu mengonfirmasi positif COVID-19, harus menghadapi tantangan besar dalam kampanyenya menjelang pilpres yang terhitung tinggal sebulan lagi.

Pada Minggu (4/10/2020) kemarin, untuk memberi kesan "saya baik-baik saja", Trump mengejutkan para pendukungnya dengan cara berkendara di luar Walter Reed Medical Center, rumah sakit militer tempat ia dirawat.

Dalam sebuah video, Trump yang mengenakan masker, terekam tengah melambai dari dalam SUV hitam di iring-iringan mobil kepresidenan.

Ia melewati kerumunan orang yang bersorak-sorai di jalanan tanpa mengindahkan protokol kesehatan tanpa menjaga jarak dan tak mengenakan masker.

Trump, juga mengunggah momen tersebut ke Twitter, dalam video berdurasi 73 detik. Dalam klip tersebut, Trump mengatakan dia telah "mendapatkan laporan yang bagus dari para dokter" dan memuji rumah sakit yang merawatnya, staf medis hingga tentara.

“Saya juga berpikir, kami akan memberikan sedikit kejutan kepada beberapa patriot hebat yang kami miliki di jalanan [kerumunan orang yang ia temui], dan mereka sudah lama berada di luar sana, dan mereka memiliki bendera Trump, dan mereka menyukai negara," kata presiden, dikutip dari Politico, Senin (5/10/2020).

“Jadi saya tidak memberi tahu siapa pun kecuali Anda, tapi saya akan melakukan kunjungan mendadak,” imbuhnya.

Tindakan Trump lantas mendapatkan kecaman. James Phillips, dokter pengobatan darurat di George Washington University, misalnya, yang merupakan dokter di Walter Reed, menyebut aksi tersebut sebagai "kegilaan".

“Setiap orang di dalam kendaraan selama 'drive-by', yang sama sekali tidak perlu itu, sekarang harus dikarantina selama 14 hari. Mereka mungkin sakit. Mereka mungkin mati," tulisnya dalam sebuah twit yang dikutip The Guardian.

“Untuk teater politik. Diperintahkan oleh Trump untuk mempertaruhkan nyawa mereka di teater. Ini adalah kegilaan," sambungnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Jonathan Reiner, profesor kedokteran dan bedah di sekolah kedokteran dan layanan kesehatan Universitas George Washington.

Dalam sebuah twit, ia menilai bahwa dengan 'tindakan gila'-nya itu", presiden secara langsung menempatkan Secret Service yang mendampinginya dalam risiko besar.

“Di rumah sakit ketika, kami melakukan kontak dekat dengan pasien COVID-19, dan kami mengenakan APD lengkap: jas, sarung tangan, masker N95, pelindung mata, topi. Aksi Trump, adalah tindakan tidak bertanggung jawab."

Gedung Putih sendiri kepada Washington Post mengatakan kondisi terkini Presiden Trump telah "membaik," meski sempat mengalami penurunan oksigen yang signifikan pada hari Jumat dan Sabtu.

Kendati diprediksi dapat pulang pada hari Senin ini, tapi belum diketahui apakah Trump sudah bisa kembali menghadiri agenda kampanyenya apa belum. Betapapun, ia terus menunjukkan bahwa dirinya telah pulih dari virus.

Isolasi Trump adalah tantangan besar bagi kampanye

Sebagaimana dilaporkan Associated Press, tim kampanye Trump tengah menghadapi defisit dana yang signifikan, sementara sang presiden sudah dipastikan tak dapat melakukan penggalangan dana secara langsung.

Seperti yang diketahui, pasca-pengumuman positif COVID-19, Trump membatalkan rencana kunjungannya ke Florida, Wincosin, Arizona, dan Nevada.

Isolasi Donald Trump di Walter Reed semakin menjatuhkan integritasnya dalam kemampuan mengatasi virus corona yang telah menewaskan lebih dari 200.000 warga AS, selain dua pemberitaan besar dalam seminggu terakhir, yang menghajar tim kampanyenya.

Pertama, terkait bocornya dokumen pembayaran pajak Trump yang dilaporkan New York Times.

Sementara yang kedua terkait debat “ugal-ugalan” tengah pekan lalu, dengan ucapan “Proud Boys” yang menuai banyak polemik.

Kendati demikian, menurut sejarawan kepresidenan di Princeton University, terlalu dini untuk menghitung Trump telah keluar dari pertarungan, melihat waktu yang masih sebulan dan faktor-faktor lain yang dapat membantunya.

“Dia masih memiliki tiga senjata yang dia miliki: kesetiaan Republik yang pantang menyerah, Electoral College dan kekuatan kepresidenan,” kata Zelizer.

Ia menambahkan, bahwa, "kemampuannya untuk mengikat pemungutan suara dan menyebarkan disinformasi tetap luar biasa”, dan bahkan dapat menjadi faktor penentu bagi Trump.

Sementara itu, Wakil Presiden Mike Pence terus meningkatkan upayanya. Terbaru, ia berjanji bahwa ia beserta tim akan langsung menyebar ke seluruh negeri secara agresif, setelah debatnya menghadapi Kamala Harris Rabu mendatang.

“Kami memiliki kampanye untuk dijalankan,” kata Pence kepada Associated Press. “Saya berjanji kepada Anda, tuan presiden."

Pence sendiri berencana untuk melakukan perjalanan ke Arizona pada hari Kamis, Indiana pada hari Jumat dan Florida pada hari Sabtu untuk berkampanye.

Selain itu, tim kampanye Trump juga merilis apa yang disebut sebagai "Operasi MAGA" untuk mendorong kampanyenya lebih maju pada Sabtu (3/10/2020) kemarin.

Dalam siaran pers, tim kampanye Trump menggambarkan Operasi MAGA sebagai "pengerahan penuh suksesor tingkat atas, koalisi kampanye, dan pendukung Trump, untuk bersatu di belakang Presiden dan melanjutkan kampanye sampai Presiden kembali ke jalurnya."

"Operasi MAGA akan menyalakan seluruh ‘alam semesta MAGA’ untuk menjaga kampanye Presiden Trump dengan kecepatan penuh sampai Panglima Tertinggi kami kembali ke jalur kampanye," kata manajer kampanye Trump, Bill Stepien, dikutip dari The Hill.

Ia melanjutkan, bahwa “Wakil Presiden Mike Pence, tim, koalisi, dan pendukung akar rumput akan keluar dengan kekuatan penuh untuk menunjukkan antusiasme yang nyata di balik pemilihan ulang Presiden dan untuk menunjukkan bahwa kami bekerja sekeras yang selalu dia lakukan,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait TRUMP DI PILPRES AS atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Politik
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Yandri Daniel Damaledo