Menuju konten utama

Aturan Main dan Kriteria Penilaian Surfing di Olimpiade Tokyo 2020

Surfing adalah salah satu olahraga ekstrem. Berikut aturan permainan dan kriteria penilaian cabor ini dalam Olimpiade Tokyo 2020.

Aturan Main dan Kriteria Penilaian Surfing di Olimpiade Tokyo 2020
Peselancar Rio Waida melakukan latihan di Pantai Legian, Badung, Bali, Senin (12/7/2021). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.

tirto.id - Surfing adalah salah satu cabor yang dilombakan dalam Olimpiade Tokyo 2020. Atlet-atlet surfing dari masing-masing negara ikut dalam lomba di Tsurigasaki Surfing Beach, Chiba, Jepang, sejak tanggal 25 Juli sampai dengan 1 Agustus 2021.

Melansir catatan EN.AS, dalam cabang olahraga surfing, negara yang ikut berkompetisi diperkenankan mengirim empat orang atlet. Total jumlah peserta surfing yang ikut dalam Olimpiade Tokyo 2020 ini berjumlah 40 orang, 20 di antaranya pria dan 20 lagi perempuan.

Aturan Permainan Surfing

Dalam permainan ini, para peserta akan menggunakan papan pendek yang ukurannya kurang dari tujuh kaki. Dengan papan tersebut, para atlet bisa menunjukkan kecepatan, keakuratan, dan ketangkasannya dalam menghadapi gelombang yang cepat serta kuat.

Aturan yang ditetapkan untuk surfing ini sederhana, atlet cukup secara individu berselancar menaiki ombak dan berusaha untuk tidak terjatuh dari papannya. Jika hal tersebut terjadi, maka atlet akan diturunkan poinnya yang nanti dijadikan sebagai kriteria penilaian.

Lantas, apa saja kriteria penilaian dan bagaimana sistem scoring cabang olahraga surfing pada Olimpiade Tokyo 2020?

Kriteria Penilaian Surfing

Peselancar profesional Jessi Miley-Dyer dalam situs Today menyatakan, ternyata hakim atau wasit mengevaluasi kondisi dan menetapkan kriteria penjurian. Penilaian tersebut dilandaskan pada manuver atlet ketika menghadapi gelombang.

Dengan lebih jelas, kriteria penilaian ini dituliskan dalam situs Sportsnet. Berikut beberapa penjelasan tentang manuver yang dijadikan kriteria scoring tersebut:

1. Komitmen dan tingkat kesulitan

Atlet dinilai berdasarkan manuver yang berisiko tinggi dan seberapa hebat peselancar memaksimalkan gelombang yang ada.

2. Manuver yang inovatif dan progresif

Bukan hanya memaksimalkan dengan kemampuan biasa, atlet juga dinilai berdasarkan kreativitasnya menghadapi gelombang, misalnya dengan melakukan manuver yang unik.

3. Variasi manuver

Terlepas dari maksimal menghadapi gelombang dan melakukan manuver yang inovatif, juri juga menilai variasi yang dilakukan peselancar. Dengan begitu, variasi gaya manuver pun menjadi aspek penilaian juga.

4. Kombinasi manuver utama

Dengan ini, para wasit akan memantau kombinasi manuver (hampir mirip dengan variasi) para atlet. Ternyata, hal tersebut bisa membuat peselancar mendapatkan skor yang lebih tinggi dibanding dengan gaya yang tidak dikombinasikan dengan gaya lain.

5. Kecepatan, kekuatan, dan aliran

Penilaian ini berkaitan dengan kecepatan seorang atlet dalam menghadapi gelombang dan seberapa cepat mereka membiasakan diri dengan gelombang yang ada. Selain itu, aspek penilaian ini juga terkait dengan kekuatan yang dilakukan atlet ketika melakukan manuvernya.

Penghitungan Skor (Scoring)

Untuk menilai, para juri atau wasit menetapkan angka mulai dari poin 0,0 sampai 10 dari setiap gelombang yang dihadapi para peserta. Berikut ini rincian mengenai klasifikasi rata-rata nilai tersebut:

  • 0,0-1,9: buruk
  • 2,0-4,9: cukup
  • 5,0-6,4: bagus
  • 6,5-7,9: sangat baik
  • 8,0-10: luar biasa

Baca juga artikel terkait OLIMPIADE TOKYO 2020 atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Alexander Haryanto
Penyelaras: Ibnu Azis