Menuju konten utama

Atome Klaim Rasio Kredit Gagal Bayar di Bawah Rata-rata Pasar

Atome melihat sektor pay later saat ini semakin diminati oleh masyarakat lantaran mereka menuntut pengalaman belanja yang lebih terintegrasi.

Atome Klaim Rasio Kredit Gagal Bayar di Bawah Rata-rata Pasar
General Manager Atome, Rizki Fadhilla. tirto.id/Dwi Aditya Putra

tirto.id - Layanan belanja sekarang bayar nanti (pay later), Atome mencatat rasio Non Performing Loan (NPL) di tubuh perusahaan masih berada di bawah rata-rata pasar. Risiko debitur gagal melakukan pembayaran yang dijadwalkan untuk jangka waktu tertentu masih relatif kecil.

"NPL itu salah satu parameter penting. Saya bisa bilang masih di bawah rata-rata pasar karena core kita di credit scoring," kata General Manager Atome, Rizki Fadillah di Jakarta, dikutip Rabu (5/3/2023).

Dia mengatakan pihaknya memiliki sistem yang baik untuk memitigasi terjadinya gagal bayar. Salah satunya adalah melakukan penilaian ketika user atau pengguna melakukan pendaftaran lewat aplikasi.

Saat pengguna melakukan registrasi melalui aplikasi, masyarakat akan dimintai untuk melakukan upload data diri seperti KTP. Dari situ, sistem Atome akan bekerja menganalisa profil pengguna apakah memiliki skor kredit yang baik atau sebaliknya.

"Sudah pasti income jadi tolak ukur kepada minimal pembiayaan mereka," katanya.

Selain itu, Atome juga terus melakukan edukasi kepada pengguna supaya bijak dalam menggunakan. Terlebih goal dari perusahaan adalah untuk membantu masyarakat meningkatkan literasi keuangan.

"Edukasi itu hal akan terus kita lakukan supaya customer tidak salah dalam menggunakan Atomi," katanya.

Untuk diketahui, sampai dengan akhir tahun lalu, Atome mencatat setidaknya 700 merchant telah bergabung dalam ekosistem perusahaan dan lebih dari 10.000 toko offline yang bekerja sama juga tersebar di seluruh Indonesia.

Akuisisi merchant Atome berkembang cukup masif melihat sektor pay later di Indonesia yang berdasarkan laporan Business Wire diprediksi akan terus tumbuh stabil dengan pertumbuhan tahunan sebesar 44,4 persen dari tahun 2022- 2023.

“Hingga kuartal I-2023, kami mencatat penambahan sekitar 135 merchant baru bergabung dengan lebih dari 600 outlet bekerja sama dengan layanan pay later dari Atome. Peningkatan angka ini datang dari merchant baru di sektor otomotif, olahraga dan home appliance,” ujarnya.

Dia juga melihat bahwa sektor pay later saat ini semakin diminati oleh masyarakat lantaran banyak dari mereka menuntut pengalaman belanja yang lebih terintegrasi dengan tingkat kenyamanan dan personalisasi yang lebih tinggi.

Pertumbuhan bisnis ini sendiri tidak terlepas dari kondisi dan gaya hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif, seperti yang pernah disebutkan dalam data riset dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) di tahun 2022.

"Kami merujuk pada data riset CELIOS di tahun lalu yang menyebutkan jika konsumsi rumah tangga di Indonesia masih besar atau mencapai 57 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), oleh karena itu metode pay later masih akan menarik perhatian masyarakat Indonesia. Disinilah Atome hadir menjawab kebutuhan masyarakat dari semua sektor," tambahnya.

Baca juga artikel terkait PAYLATER atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin