Menuju konten utama
Banjir Rob Jakarta

Atasi Banjir Rob, Dinas SDA Pasang Pendeteksi Kenaikan Air Laut

Pemprov DKI juga sudah alokasikan anggaran di tahun 2023 untuk pembangunan waduk di Kamal Muara.

Atasi Banjir Rob, Dinas SDA Pasang Pendeteksi Kenaikan Air Laut
Sejumlah anak bermain saat banjir rob melanda kawasan pemukiman Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara. Jumat (25/11/2022). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.

tirto.id - Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta mengklaim telah memasang alat pendeteksi tinggi kenaikan air laut dan membangun pompa. Hal ini bertujuan untuk menangani banjir rob di ibu kota.

Selain upaya-upaya tersebut, Sekretaris Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta Dudi Gardesi menuturkan, pada tahun 2023 pun telah dialokasikan anggaran guna pembangunan waduk di Kamal Muara.

“Di Muara Baru dan Sunda Kelapa, sudah dipasang alat pendeteksi tinggi kenaikan air laut. Kalau yang Kamal Muara itu sudah dibangun pompa dan tahun depan akan dibangun waduk,” kata Dudi lewat keterangan tertulis yang diperoleh Tirto, Selasa (27/12/2022).

Dudi menyebut bahwa Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta juga akan memperbaiki tanggul laut yang bocor di Jakarta Utara. Menurut mereka, kebocoran itu terjadi akibat adanya penurunan muka tanah.

“Di Jakarta Utara, penurunan muka tanah terjadi cukup signifikan. Jika turun 10 sentimeter saja, itu pasti tanggul akan bergerak ke bawah sehingga ada celah-celah untuk masuknya air,” ujar Dudi.

Lanjut Dudi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus bersinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia dalam menyelesaikan pembangunan tanggul laut dan giant sea wall, yang mengacu pada master plan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).

Pembangunan tanggul laut yang menjadi kewenangan Pemprov DKI Jakarta adalah fase a yakni membentang dari Kamal Muara hingga Kali Blencong, dengan progres terbangun pada tahun 2022 sepanjang 8,057 kilometer (km) dari total panjang trase 19,169 km.

Sementara itu, Dudi mengatakan bahwa Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta memiliki 942 Project, yang merupakan proyek untuk pemeliharaan, peningkatan, serta pembangunan saluran drainase dan sistem pengendalian banjir di Jakarta. Proyek ini meliputi pembangunan sembilan polder yakni Polder Kelapa Gading, Polder Pulomas, Sub Polder Marunda, Pompa Tipala-Adhyaksa, Polder Muara Angke, Polder Teluk Gong, Polder Mangga Dua, Polder Kamal.

Proyek ini pun termasuk pembangunan empat ruang limpah sungai (waduk), antara lain Ruang Limpah Sungai (RLS) Pondok Ranggon, RLS Brigif, RLS Lebak Bulus, serta Embung Wirajasa. Lalu terdapat peningkatan kapasitas dua sungai yaitu pembangunan atau peningkatan kapasitas sungai atau kali besar dan sodetan Kanal Museum Bahari serta pembangunan atau peningkatan kapasitas kali atau Sungai Ciliwung hilir kawasan Pasar Baru.

Lebih lanjut Dudi, Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta juga mempunyai pemeliharaan dan kesiagaan sarana atau prasarana dalam menghadapi banjir di ibu kota. Yaitu dengan 502 unit pompa stasioner di 181 lokasi, 230 unit alat berat, 547 lokasi pintu air yang tersebar di DKI Jakarta, serta 461 unit pompa mobile sebagai penunjang pompa stasioner dan bersifat mobile di lokasi rawan genangan di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Dudi juga menyebut bahwa mereka memiliki program “Grebek Lumpur”. Program ini bertujuan untuk pengerukan sedimentasi sungai/kali/saluran.

“Telah dilakukan per 23 Desember 2022 pada waduk/situ/embung, mencapai 539.000 m³, kali/sungai mencapai 421.000 m³, dan saluran tersier (penghubung) mencapai 126.000 m³ dengan total volume pengerukan mencapai 1,086 jt m³,” beber Dudi.

Lanjut Dudi, terdapat pemantauan (monitoring) berkala atau early warning system (EWS) banjir yang dapat diakses di https://poskobanjirdsda.jakarta.go.id atau melalui aplikasi Sistem Peringatan Dini yang meliputi informasi live CCTV, curah hujan, dan tinggi muka air yang ditempatkan pada lokasi strategis.

“Koordinasi dan komando petugas satuan di lapangan (pasukan biru) tentu selalu dilakukan melalui grup-grup WhatsApp dan Command Center Dinas SDA yang standby selama 24 jam, dan memantau media sosial terkait kejadian banjir dan aduan masyarakat,” sambung Dudi.

Baca juga artikel terkait BANJIR ROB JAKARTA atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri