Menuju konten utama

Astronom Temukan 20 Bulan di Saturnus dan Publik Diminta Menamainya

Astranom menemukan 20 bulan yang berada dekat planet Saturnus

Astronom Temukan 20 Bulan di Saturnus dan Publik Diminta Menamainya
Ilustrasi Saturnus. ANTARA FOTO/NASA/JPL-Caltech/SSI/Handout via REUTERS/

tirto.id - International Astronomical Union mengatakan Saturnus memiliki 82 bulan saat ini usai penemuan 20 bulan baru di sekitar planet tersebut. Publik juga diminta untuk membantu menamai bulan yang baru ditemukan itu.

Astronom Carnegie Institute of Science, Scott Sheppard dan timnya menggunakan teleskop Subaru di Hawaii untuk menemukan bulan tersebut.

"Kami sekarang menyelesaikan inventarisasi bulan-bulan kecil di sekitar planet-planet raksasa menggunakan beberapa teleskop terbesar di dunia," kata Sheppard, dikutip dari web Carnegie Science.

"Mereka memainkan peran penting dalam membantu kami menentukan bagaimana planet Tata Surya kita terbentuk dan berevolusi."

Penemuan 20 bulan baru ini membuat jumlah bulan di Saturnus melampaui bulan pada planet Jupiter yang mencapai 79. Tahun lalu, Sheppard dan timnya juga menemukan 12 bulan baru di sekitar Jupiter, termasuk satu dengan orbit retrograde.

Semua bulan pada planet Saturnus memiliki ukuran yang serupa, yang membentang sekitar tiga mil. Namun, dari 20 bulan yang baru ditemukan itu, terdapat 17 yang memiliki orbit retrograde Saturnus, yang berarti mereka pada dasarnya mengorbit mundur dari planet dan bulan lainnya.

Sedangkan ada dua bulan dengan orbit pro-grade yang bergerak searah dengan planet Saturnus. Bulan ini menyelesaikan satu orbit dalam waktu dua tahun.

Bulan pro-grade juga memiliki jarak yang lebih dekat dengan Saturnus ketimbang bulan lainnya.

"Mempelajari orbit bulan-bulan ini dapat mengungkapkan asal usulnya, serta informasi tentang kondisi di sekitar Saturnus pada saat pembentukannya," kata Sheppard.

Bulan milik Saturnus dikelompokkan menjadi tiga bagian yang berbeda dalam terkait hal kemiringan sudut orbit.

Dua dari bulan prograde yang baru ditemukan masuk ke dalam sekelompok bulan luar dengan kecenderungan sekitar 46 derajat yang disebut kelompok Inuit.

Bulan-bulan ini diprediksi berasal dari bulan yang lebih besar dan pecah terpisah di masa lalu sehingga membentuk bulan dalam ukuran yang lebih kecil.

Ada juga kelompok Norse dari mitologi Norse. Bulan yang baru diumumkan ini memiliki kecenderungan yang sama dengan bulan Saturnus retrograde lainnya. Bulan retrograde yang baru ditemukan ini merupakan bulan yang diketahui paling jauh di sekitar Saturnus.

Kelompok terakhir yaitu Gallic yang merupakan bulan progade dengan kemiringan 36 derajat.

Dikutip dari CNN, para ilmuwan dapat menemukan bulan baru berkat kekuatan komputasi yang lebih kuat dan algoritma yang lebih baik untuk melacak objek yang jauh, menurut Sheppard.

Masyarakat juga diundang untuk berkontribusi dengan memberi nama bulan yang baru ditemukan. Kontes menamai bulan ini bakal ditutup pada 6 Desember 2019.

"Saya sangat senang dengan jumlah keterlibatan publik dalam kontes penamaan bulan Jupiter sehingga kami memutuskan untuk melakukan yang lain untuk menamai bulan Saturnus yang baru ditemukan ini," kata Sheppard.

"Kali ini, bulan harus dinamai dari mitologi Norse, Gallic atau Inuit."

Baca juga artikel terkait ASTRONOMI atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yantina Debora
Editor: Agung DH