Menuju konten utama

Asteroid Raksasa 2019 GT3 Dekati Bumi pada Jumat 6 September

NASA melacak asteroid raksasa 2019 GT3 mendekati Bumi pada Jumat (6/9/2019) sekitar pukul 12.30 ET.

Asteroid Raksasa 2019 GT3 Dekati Bumi pada Jumat 6 September
Ilustrasi asteroid nasa. foto/istockphoto

tirto.id - Asteroid raksasa 2019 GT3 mendekati Bumi pada Jumat (6/9/2019) sekitar pukul 12.21 am EDT atau pukul 11.21 WIB. Menurut Center for Near Earth Object Studies (CNEOS) milik NASA, asteroid ini bergerak dengan kecepatan 30.500 mil per jam dan panjang sekitar 1.247 kaki atau sekitar 380 ribu meter.

CNEOS meramalkan, 2019 GT3 akan mendekati Bumi pada 6 September pukul 12.21 am EDT. Selama waktu tersebut, 2019 GT3 berada di sekitar 0,04996 unit astronomi atau sekitar 4,6 juta mil dari pusat planet.

Mashable India mewartakan, asteroid ini diklasifikasikan sebagai Near-Earth Object (Objek Dekat-Bumi) oleh CNEOS. Asteroid ini berada dalam kategori Berpotensi Berbahaya karena lebih besar dari 460 kaki, bukan karena akan bertabrakan dengan Bumi.

Asteroid saat ini berada di jalur yang dapat dihindari dan dilacak oleh CNEOS. 2019 GT3 pertama kali terdeteksi pada 3 April tahun ini dan berdiameter hampir 1.214 kaki, menjadikannya salah satu asteroid terbesar yang melewati Bumi.

Sepanjang jalurnya mengelilingi Matahari, pendekatan terdekatnya adalah 0,04996 unit astronomi (AU) sekitar 30.500 mph.

Asteroid itu diperkirakan akan kembali di sekitar Bumi pada 20 Juni 2030 sekitar 0,09599 AU jauhnya. Asteroid ini diklasifikasikan NASA sebagai asteroid Apollo karena Asteroid Dekat-Bumi dengan orbit yang sangat lebar memiliki jarak perihelion kurang dari 1,017 AU, dan sumbu semi-mayor lebih besar dari 1 AU.

Selain 2019 GT3, European Space Agency (ESA) memprediksi sebuah asteroid sebesar lapangan bola akan lewat cukup dekat dengan Bumi pada 9 September mendatang. Namun, menurut ESA asteroid ini tidak akan menyebabkan kerusakan pada Bumi.

Asteroid yang dinamai 2006 QV89 ini adalah salah satu dari 870 objek yang masuk dalam daftar risiko ESA, yang masuk dalam "semua objek yang probabilitas dampaknya terdeteksi nol", demikian sebagaimana dikutip USA Today.

Asteroid tersebut berada di peringkat keempat dalam daftar risiko yang akan berdampak pada Bumi. Daftar risiko ESA disusun berdasarkan peringkat skala Palermo, yang mengukur potensi dampak.

Nilai 2006 QV89 berdasarkan skala Palermo adalah -3,63. Menurut Center for Near Earth Object Studies milik NASA, "nilai kurang dari -2 berarti tidak menimbulkan konsekuensi yang berarti".

Asteroid yang berdiameter sekitar 131 kaki, atau 30 kaki lebih kecil dari lebar lapangan sepakbola ini, menurut tabel dampak ESA memiliki peluang 0,0014 persen untuk menabrak bumi pada 9 September 2019.

NASA mendefinisikan asteroid yang masuk dalam Near-Earth Asteroids (NEA) jika mencapai jarak 120,8 juta mil dari Bumi. Asteroid 2006 QV89 pertama kali diamati Catalina Sky Observatory di Arizona pada 2006.

Baca juga artikel terkait NASA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH