Menuju konten utama

Asian Para Games 2018: Semangat Kesetaraan di Dunia Olahraga

Asian Para Games 2018 di Jakarta akan diikuti 2.888 atlet, ditambah pelatih, asisten pelatih, dan kru resmi dari seluruh negara.

Asian Para Games 2018: Semangat Kesetaraan di Dunia Olahraga
Atlet Paragames, Nanda Mei Sholihah bersama Ketua INAPGOC, Raja Sapta Oktohari membawa lentera api pada Pawai Api Obor Asian Para Games 2018 di Solo, Jawa Tengah, Rabu (5/9/2018). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

tirto.id - Asian Para Games bakal digelar di Jakarta, mulai 6 hingga 13 Oktober 2018. Ada 18 cabang olahraga khusus penyandang difabel yang dipertandingkan oleh kurang lebih 42 negara dari seluruh Asia.

Sekretaris Kemenpora Gatot Dewa Broto mengatakan tak ada persiapan khusus jelang penyelenggaraan ajang olahraga tahunan khusus yang telah berjalan dua kali ini. Hal ini karena semua fasilitas telah selesai dipersiapkan sebelum Asian Games 2018 berlangsung, 18 Agustus-2 September kemarin.

"Semua sudah beres. Peserta Asian Para Games 2018 pun hanya sepertiga dari Asian Games 2018," kata Gatot Senin (3/9/18) lalu.

Apa yang dikatakan Gatot ditegaskan kembali oleh Sekretaris Jenderal panitia penyelenggara Asian Para Games 2018 (atau disebut Inapgoc/Indonesia Asian Para Games 2018 Organizing Committee), Bayu Rahadian.

"Semua sudah disiapkan. Kami membuat agar segalanya bisa efektif dan efisien. Para talent untuk pembukaan pun sudah mulai latihan," kata Bayu kepada Tirto, Jumat (7/9/18) siang.

Ketua INAPGOC Raja Sapta Oktohari sempat mengatakan bakal ada kejutan saat pembukaan Asian Para Games 2018, yang bisa jadi semeriah pembukaan Asian Games lalu. Mengenai ini, Bayu cuma mengatakan: "Kita lihat nanti."

Lebih Mengedepankan Nilai Humanis

Semangat Asian Para Games 2018 sesungguhnya adalah kesetaraan: bahwa para atlet, dengan segala keterbatasannya, tetap bisa punya prestasi yang sama seperti atlet biasa. Hal ini jadi semangat utama kompetisi serupa yang diselenggarakan untuk pertama kalinya oleh dokter bernama Ludwig Guttmann (1899-1980).

Ludwig menggelar kompetisi paralimpik pada Juli 1948, dengan peserta para tentara yang luka dan cacat karena perang. Tujuannya, agar kepercayaan diri mereka kembali. Kebetulan waktu kompetisi ini bersamaan dengan Olimpiade di London.

Itu pula yang coba diimplementasikan dalam kompetisi nanti. Bayu mengatakan Asian Para Games 2018 akan lebih mengedepankan kesetaraan, keadilan dan keragaman antar-sesama manusia tanpa memandang bagaimana fisik manusia tersebut.

"Yang jelas temanya lebih humanis, ya. Pesan yang ingin disampaikan bukan prestasi dan penampilan yang sempurna, namun pesan akan kesetaraan, keadilan, dan keragaman sesama manusia. Terutama pesan ramah disabilitas."

Oleh karena itu pula, pihak panitia sedang mempersiapkan beberapa infrastruktur non-permanen atau temporer tambahan.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR. Beberapa venue pertandingan ditambah infrastruktur non-permanen, sehingga bisa memudahkan akses bagi penyandang disabilitas," katanya.

Infografik CI Asian Para Games 2018

Bayu juga menjanjikan bahwa perhelatan Asian Para Games 2018 ini akan memiliki tingkat keamanan yang sama dengan Asian Games 2018.

Hingga saat ini, menurut data yang telah direkapitulasi oleh Inapgoc, Bayu mengatakan ada 2.888 atlet, ditambah pelatih, asisten pelatih dan official crew lain dari seluruh negara peserta akan hadir di Jakarta.

"Dan 1.000 di antaranya merupakan penyandang disabilitas dengan kursi roda. Oleh karena itu kami sudah membuat beberapa moda transportasi yang telah dimodifikasi secara temporer, agar lebih memudahkan," tutupnya.

Baca juga artikel terkait ASIAN PARA GAMES 2018 atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Olahraga
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Rio Apinino