Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Asbabun Nuzul Surat Al-Isra Ayat 85 Lengkap dengan Terjemahan

Asbabun Nuzul Surat Al-Isra ayat 85 lengkap karena adanya penduduk Mekkah yang bertanya tentang roh kepada Nabi Muhammad SAW.

Asbabun Nuzul Surat Al-Isra Ayat 85 Lengkap dengan Terjemahan
Ilustrasi. (istockphoto)

tirto.id - Asbabun Nuzul Surat Al-Isra Ayat 85 berisi tentang sebab turunnya ayat tersebut.

Secara garis besar, pertanyaan mengenai hal gaib berupa roh menjadi musabab pertama diturunkannya QS. Al-Isra:85.

Manusia terdiri dari dua wujud. Di antaranya terdapat bentuk jasmani dan bentuk rohani (roh) yang tidak terlihat.

Wujud jasmani memang dapat dilihat secara kasat mata. Akan tetapi, hal ini berbanding terbalik dengan rahasia ilahi roh.

Wujudnya tak terlihat dan segala hal yang terkait dengannya hanya diketahui oleh Yang Maha Mengetahui.

Seperti yang dituliskan dalam Al-Quran Surat Al-Isra Ayat 85 berikut:

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلً

Wa yas`alụunaka 'anir-rụḥ, qulir-rụḥu min amri rabbī wa mā ụtītum minal-'ilmi illā qalīlā

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang roh. Katakanlah, roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit.” (QS. Al-Isra: 85).

Berdasarkan ayat di atas, diterangkan bahwa roh yang menjadi wujud rohaniah manusia itu bukanlah urusan manusia.

Nabi Muhammad menjelaskan kepada pihak yang bertanya bahwa roh itu urusan Tuhannya.

Sementara manusia, termasuk Rasul, hanya sedikit diberikan pengetahuan tentang roh.

Lantas, apa sebab nuzul munculnya ayat ini?

Asbabun Nuzul Surat Al-Isra Ayat 85

Berdasarkan catatan Muchlis M. Hanafi dalam Asbabun-Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Quran (2017, hlm. 311), dijelaskan bahwa QS. Al Isra ayat 85 turun karena adanya penduduk Mekkah yang bertanya tentang roh kepada Nabi Muhammad SAW.

Namun, dalam riwayat lain juga disebut bahwa pertanyaan ini dilantunkan oleh kaum Yahudi.

Berikut ini asbabun nuzul pertamanya.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَتْ قُرَيْشٌ لِيَهُودَ: أَعْطُونَا شَيْئًا نَسْأَلُ عَنْهُ هَذَا الرَّجُلَ. فَقَالُوا: سَلُوهُ عَنِ الرُّوحِ. فَسَأَلُوهُ عَنِ الرُّوحِ، فَنَزَلَتْ: (وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلا قَلِيلا) قَالُوا: أُوتِينَا عِلْمًا كَثِيرًا، أُوتِينَا التَّوْرَاةَ، وَمَنْ أُوتِيَ التَّوْرَاةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا. قَالَ: وَأَنَزْلَ اللَّهُ: (قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا). (1) عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنْتُ أَمْشِي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَرْثٍ بِالْمَدِينَةِ وَهُوَ مُتَّكِئٌ عَلَى عَسِيبٍ فَمَرَّ بِقَوْمٍ مِنْ الْيَهُودِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ سَلُوهُ عَنْ الرُّوحِ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَا تَسْأَلُوهُ عَنْ الرُّوحِ فَسَأَلُوهُ فَقَامَ مُتَوَكِّئًا عَلَى الْعَسِيبِ وَأَنَا خَلْفَهُ فَظَنَنْتُ أَنَّهُ يُوحَى إِلَيْهِ فَقَالَ (وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ الرُّوحِ قُلْ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا) فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ قَدْ قُلْنَا لَكُمْ لَا تَسْأَلُوهُ‏. (2)

Terjemahan: Ibnu ‘Abbàs raýiyallàhu ‘anhumà berkata, “Suatu saat kaum Quraisy menanyai orang-orang Yahudi, ‘Usulkanlah kepada kami suatu pertanyaan untuk kami ajukan kepada pria ini (yakni: Nabi Muhammad)!’ Mereka menjawab, ‘Tanyailah dia tentang roh!’ Mereka lantas bertanya tentang roh kepada beliau. Terkait hal itu Allah lalu menurunkan ayat, wa yas’alùnaka ‘anir-rùëi qulir-rùëu min amri rabbì wa mà ùtìtum minal-‘ilmi illà qalìlà. Merasa tersindir oleh ayat tersebut, orang-orang Yahudi berkata, ‘Kami telah diberi ilmu yang banyak. Kami telah diberi Taurat, dan siapa saja yang telah diberi Taurat maka ia benar-benar telah mendapat kebaikan yang banyak.’ Terkait peristiwa ini diturunkanlah ayat, qul lau kànal-baëru midàdan likalimàti rabbì lanafidal-baëru … hingga akhir ayat.”

Selain riwayat di atas, ada juga riwayat lain yang diturunkan di Madinah yang membahas tentang sebab nuzul Surat Al-Isra Ayat 85.

Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an al-‘Azim (Juz 5, hlm. 114), hal ini berpotensi terjadi ketika orang Yahudi di Madinah bertanya lagi tentang roh kepada Nabi Muhammad SAW.

Berikut ini terjemahan riwayat kedua terkait Asbabun Nuzul dari QS. Al-Isra Ayat 85 (Muchlis M. Hanafi, 2017, hlm. 312).

‘Abdullah (bin Mas'ud) bercerita, “Aku berjalan bersama Rasulullah êallallàhu ‘alaihi wasallam di sebuah kebun kurma di Madinah. Beliau berjalan sambil memegang tongkat dari pelepah kurma. Ketika beliau berpapasan dengan sekelompok orang Yahudi, segera saja sebagian dari mereka saling berbisik, ‘Tanyailah dia tentang roh!’ Sebagian yang lain berkata, ‘Janganlah kalian menanyainya tentang roh! Setelah berdebat sejenak, pada akhirnya mereka memberanikan diri menanyakan hal itu kepada beliau. Beliau lalu berdiri sambil bersandar pada tongkat dari pelepah kurma itu, sedangkan aku berdiri di belakang beliau. Aku mengira pada saat itu beliau tengah menerima wahyu, lalu beliau pun melantunkan ayat, wa yas’alùnaka ‘anir-rùëi qulir-rùëu min amri rabbì wa mà ùtìtum minal-‘ilmi illà qalìlà. Mereka lantas saling menyalahkan, ‘Bukankah kami sudah melarang kalian menanyakan tentang roh?’”

Baca juga artikel terkait ASBABUN NUZUL atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno