Menuju konten utama

Asal Muasal Suku Mante di Pedalaman Aceh

Media sosial dihebohkan dengan penampakan manusia kecil yang disebut-sebut sebagai orang dari Suku Mante, yang terekam kamera pemotor trail di pedalaman Aceh.

Asal Muasal Suku Mante di Pedalaman Aceh
Penampakan orang yang diduga dari Suku Mante saat terekam kamera pemotor trail di pedalaman Aceh (Screenshot video YouTube Fredography)

tirto.id - Media sosial dihebohkan dengan penampakan manusia kecil yang disebut-sebut sebagai orang dari Suku Mante, yang terekam kamera pemotor trail di pedalaman Aceh.

Video di YouTube berjudul "HEBOH ! Kaget ada orang telanjang di hutan Aceh" yang memperlihatkan setiap detik kejadian itu, telah ditonton 1,4 juta kali hingga Senin (27/3/2017) siang.

Fredography sebagai akun pengunggah pada 22 Maret, mengaku sebagai pemilik asli dari video berdurasi 1 menit 57 detik tersebut, seperti diwartakan Antara.

Menurut laman acehprov.go.id, berdasarkan asal usulnya, etnis Aceh salah satunya berasal dari Suku Mante, lebih tepatnya orang-orang Mante-Batak yang dinamakan kawom atau sukee lhee reutoh.

Sementara laman Indonesia.go.id, yang dikelola oleh Kementerian Sekretariat Negara dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, menyebutkan Suku Mante diduga berkerabat dekat dengan Suku Batak, Gayo dan Alas.

Suku Mante mulanya mendiami wilayah Aceh Besar dan kemudian menyebar ke tempat-tempat lainnya.

Ada pula dugaan secara etnologi tentang hubungan suku Mante dengan bangsa Funisia di Babilonia atau Dravida di lembah sungai Indus dan Gangga, namun hal tersebut belum dapat ditetapkan oleh para ahli kepastiannya.

Suku Mante ini memiliki ciri-ciri tubuh kerdil dengan ketinggian sekitar satu meter. Rambut terurai panjang hingga pantat. Sebagian dari mereka bertelanjang.

Mereka memiliki kulit cerah, tubuh berotot dan kasar serta wajah bersegi dengan dahi sempit. Kedua alis mata mereka bertemu di pangkal hidung yang tampak pesek.

Seperti dikutip dari Wikipedia, Suku Mante adalah salah satu etnis paling awal yang menjadi pembentuk etnik-etnik di Aceh. Suku ini bersama suku lainnya, yakni Lanun, Sakai, Jakun, Senoi dan Semang, merupakan cikal bakal suku-suku yang ada saat ini di Aceh.

Awalnya, nama Mante pertama kali diperkenalkan oleh Dr Snouck Hurgronje dalam bukunya, De Atjehers. Dia mengartikan Mante adalah istilah untuk tingkah kebodoh-bodohan dan kekanak-kanakan. Snouck sendiri mengaku belum pernah bertemu dengan Suku Mante.

Dalam bukunya, Snouck menyebut Mante adalah orang Mantran yang tinggal di perbukitan Mukim XXII. Pada abad XVIII, sepasang warga Suku Mante ditangkap lalu dibawa ke Sultan Aceh. Mereka tidak mau berbicara dan makan ataupun minum, akhirnya keduanya mati.

Namun dalam kamus Gayo-Belanda karangan Prof Ibrahim Alfian, Mante dipakai untuk sekelompok masyarakat liar yang tinggal di hutan. Kamus lain, Gayo-Indonesia tulisan antropolog Nelalatua, Mante diartikan kelompok suku terasing.

Sampai saat ini, belum ada yang mampu mengonfirmasi kebenaran cerita terkait keberadaan Suku Mante di Aceh,Hingga saat ini keberadaan suku Mante masih menjadi pertanyaan dan misterius bagi kalangan sejarawan.

Baca juga artikel terkait SUKU MANTE atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri

Artikel Terkait