Menuju konten utama

Asa Baru Misgiantoro setelah Bertemu Mensos

Misgiantoro bersama istri dan dua anaknya dibawa oleh Tim Reaksi Cepat Kementerian Sosial ke Balai Karya Mulya Jaya atas arahan langsung dari Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Asa Baru Misgiantoro setelah Bertemu Mensos
Misgiantoro (39 tahun) bersama istrinya, keluarga tunawisma telah dirujuk ke Balai Karya Pangudi Luhur Bekasi, Jawa Barat. FOTO/Dok.Kemensos

tirto.id - Misgiantoro (39 tahun) masih tertidur pulas di depan emperan toko di Jalan Hasyim Ashari saat Menteri Sosial Tri Rismaharini membangunkannya. Ia dan keluarganya adalah yang terakhir bangun, sedangkan rekannya yang lain telah lebih dahulu kabur.

“Kayaknya jam sekitar jam setengah 6 bu, pas bangun sudah ada Bu Risma di hadapan saya,” cerita nya saat ditemui oleh Pekerja Sosial Balai Anak Handayani di Balai Karya Mulya Jaya.

Sehari-hari, pria yang akrab dipanggil Toro ini mencari nafkah dengan memulung dan mengamen di jalan. Bersama dengan istrinya, ia selalu membawa dua anak nya yang masih balita untuk ikut serta. Bahkan saat istrinya ditangkap Satpol PP, anak bungsunya yang baru berusia tujuh bulan juga ikut dibawa.

Penghasilan yang diperoleh dari ngamen dan mulung berkisar antara Rp. 50 ribu hingga Rp. 70 ribu. Jumlah itu tentu tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup empat anggota keluarga. Namun Toro mengaku selalu ada orang baik yang memberikan mereka bantuan seperti makanan dan pempers untuk anak-anaknya.

“Lima puluh ribu itu gak cukup ya bu, untung selalu ada yang ngasih . Termasuk yang punya toko tempat kita tidur, dia sering ngasih makanan atau pempers,” ujarnya.

Toro sudah lama hidup menggelandang di jalan. Bahkan saat bertemu dengan istri nya yang juga pengamen tiga tahun lalu, ia sudah tinggal berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Ia dan istrinya tidak menamatkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) sehingga tidak punya ijazah yang mengakibatkan mereka susah mencari pekerjaan.

Baik Toro maupun istrinya, tidak ada yang memiliki kartu identitas. Keluarga mereka belum memiliki kartu keluarga karena menikah secara siri sehingga tidak ada dokumen pernikahan dari negara. Anak pertama yang berusia empat tahun sudah memiliki akte kelahiran, namun anak kedua belum diurus akte kelahirannya.

“Kami belum punya KK, anak saya yang satu juga belum ada akte, makanya saat diajak ikut sama Bu Risma saya langsung iya kan. Saya berharap agar kami bisa dibantu mengurus itu (dokumen kependudukan),” ungkapnya kepada Pekerja Sosial. Harapan nya agar bisa dibantu juga untuk mendapat pekerjaan dan anak yang pertama bisa masuk TK.

Misgiantoro bersama istri dan dua anaknya dibawa oleh Tim Reaksi Cepat Kementerian Sosial ke Balai Karya Mulya Jaya atas arahan langsung dari Menteri Sosial Tri Rismaharini. Namun saat ini, mereka telah dirujuk ke Balai Karya Pangudi Luhur Bekasi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat telah mengarahkan dua balai yang berada di bawah Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial untuk bekerja sama dalam memberikan layanan kepada keluarga Misgiantoro. Balai Karya Pangudi Luhur Bekasi akan menangani orang tua, sedangkan Balai Anak Handayani akan fokus pada penanganan anak.

Sejauh ini, Balai Anak Handayani telah menurunkan dua pekerja sosial untuk melakukan asesmen, yaitu Dwi Novarianty Santoso dan Farury. Selanjut nya dua balai akan melakukan case conference untuk menentukan intervensi yang akan diberikan.

Baca juga artikel terkait TUNAWISMA

Sumber: Siaran Pers