Menuju konten utama

AS Lakukan Transplantasi Ginjal Pertama Pada Pengidap HIV

AS lakukan transplantasi ginjal pertama di dunia untuk pengidap HIV.

AS Lakukan Transplantasi Ginjal Pertama Pada Pengidap HIV
Ilustrasi Transplantasi ginjal. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Ahli bedah di Baltimore, AS telah melakukan transplantasi ginjal pertama di dunia dari seseorang pendonor kepada pengidap HIV. Hal ini menjadi sejarah baru bagi orang yang mengidap HIV, sebagaimana dilansir Associated Press.

Seorang pendonor dari Atlanta yang bernama Nina Martinez mengunjungi Universitas Johns Hopkins untuk menyumbangkan ginjalnya kepada seorang pengidap HIV yang ia tidak dikenali.

“Saya ingin membuat perbedaan dalam kehidupan orang lain dan melawan stigma yang beredar mengenai pengidap HIV,” kata Nina.

Pada konferensi pers, Kamis (28/3/2019), Nina mengatakan sudah merasa baik usai operasi dan berharap hal ini dapat membuka peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang serupa dengannya.

“Penyakit ini di masa lalu telah dianggap sebagai hukuman mati namun sekarang HIV bisa dikontrol dengan sangat baik sehingga dapat memberi kesempatan untuk menyelamatkan orang dengan HIV,” kata seorang ahli bedah di Hopkins, Dr. Dorry Segev.

Hopkins telah menjadi pusat pertama AS yang disetujui untuk melakukan transplantasi organ pengidap HIV pada 2016, yang dimulai dengan transplantasi hati pertama di dunia dari pasien yang sudah meninggal ke seseorang pengidap HIV, sebagaimana dilansir The Baltimore Sun.

Sejak 2016, 116 transplantasi ginjal dan hati telah dilakukan di AS sebagai bagian dari studi penelitian, menurut United Network for Organ Sharing (UNOS).

Namun, hal itu telah menimbulkan pertanyaan mengenai apakah penerima organ dari seseorang dengan HIV akan memiliki risiko berbeda dari mereka yang tak memiliki HIV.

Hal itu dijawab oleh kepala petugas medis UNOS, Dr David Klassen, yang mengatakan belum ada laporan mengenai masalah tersebut sampai sejauh ini.

Awalnya dokter ragu untuk melakukan transplantasi ginjal karena mengkhawatirkan adanya risiko kerusakan akibat virus atau obat yang digunakan untuk mengobati pasien HIV.

Tetapi, obat anti-HIV yang terbaru disebut lebih aman dan lebih aktif kata Segev. Timnya telah mempelajari kesehatan ginjal dari 40 ribu orang pengidap HIV dan menyimpulkan mereka dengan HIV yang terkontrol dengan baik dan tidak memiliki penyakit lain memiliki kesempatan yang sama dengan orang - orang yang tidak mengidap HIV.

"Ada potensi puluhan ribu orang yang hidup dengan HIV saat ini bisa menjadi donor ginjal," kata Segev, yang telah menyarankan beberapa rumah sakit lain untuk mempertimbangkannya.

Baca juga artikel terkait TRANSPLANTASI GINJAL atau tulisan lainnya dari Adrian Samudro

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Adrian Samudro
Editor: Yantina Debora