Menuju konten utama

AS: Brexit Tidak Mengurangi Peran Inggris

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengungkapkan jika keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa telah mengubah posisi global negara itu

AS: Brexit Tidak Mengurangi Peran Inggris
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry. Antara Foto/Reuters/Jonathan Ernst

tirto.id - Keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa telah mengubah posisi global negara itu bukan menguranginya, kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Senin, seraya menyampaikan penyesalannya atas ketidakhadiran Inggris dalam negosiasi AS-Uni Eropa.

"Apakah saya setuju bahwa peran Inggris telah berkurang? Tidak. Saya pikir (peran Inggris) telah berubah," kata Kerry di London, dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond, lapor Reuters.

"Namun itu tidak berarti bahwa kami tidak akan kehilangan suara Inggris dalam konteks Uni Eropa sebagai perubahan. Saya pribadi akan menyesal bahwa Inggris tidak akan hadir ketika dialog AS-Uni Eropa."

"Tapi saya tidak ragu bahwa Inggris akan bersama dengan kami, kritis terlibat bersama kami pada setiap isu."

Sementara itu rakyat Inggris yang menginginkan negaranya "Keluar" dari Uni Eropa pada Jumat pagi memenangi referendum Brexit (Inggris keluar dari UE) dengan mencatat perolehan 52 persen dari suara yang masuk.

Berdasarkan hasil itu, Inggris menarik diri dari keanggotaan Uni Eropa setelah bergabung selama 43 tahun.

Sementara hampir semua hasil pemungutan suara sudah dihitung, lebih dari 17 juta warga memilih Inggris mencabut keanggotaan di EU.

Sekitar 16 juta lainnya memilih tetap menjadi bagian dari Uni Eropa. Hasil resmi dikutip dari media lokal.

Inggris menjadi negara pertama yang keluar dalam sejarah 60 tahun keberadaan kelompok Eropa itu.

Inggris, yang mulai bergabung dengan Komunitas Ekonomi Eropa pada 1973, memang selalu mempunyai hubungan ambivalen dengan blok tersebut. Meski mendukung perdagangan bebas dan ekspansi keanggotaan ke Eropa timur, mereka menolak menggunakan mata uang euro maupun bergabung dalam zona bebas Schengen.

Hasil referendum menunjukkan perpecahan yang mendalam di masyarakat Inggris. Pendukung Brexit merupakan jutaan warga yang merasa ketinggalan dalam globalisasi dan tidak mendapat keuntungan dari ekonomi pasar bebas.

Seorang anggota parlemen Inggris yang pro-Uni Eropa bahkan tewas akibat ditembak oleh pelaku yang meneriakkan "Mati bagi para pengkhianat, kebebasan untuk Inggris" dalam pengadilan.

Pada akhirnya, kekhawatiran akan migrasi yang tidak terkontrol dan kedaulatan menang melawan peringatan akan dampak buruk terhadap ekonomi jika Inggris keluar dari Eropa.

Baca juga artikel terkait POLITIK

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Rima Suliastini