Menuju konten utama

Arus Kas Maret Negatif, KAI Prediksi Mulai Merugi pada Juni 2020

PT KAI mencatat pendapatan mereka pada Maret 2020 hanya Rp1.540 miliar turun dari realisasi Maret 2019 di angka Rp1.843 miliar.

Arus Kas Maret Negatif, KAI Prediksi Mulai Merugi pada Juni 2020
Petugas PT Kereta Api Indonesia menyemprotkan disinfektan ke bagian luar gerbong KA Lokal Sibinuang, di Stasiun Simpang Haru, Padang, Sumatera Barat, Sabtu (25/4/2020). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp.

tirto.id - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mulai mengalami kesulitan keuangan usai bisnis transportasi terdampak pandemi Corona atau COVID-19. Per 31 Maret 2020, perusahaan pelat merah itu mencatat arus kasnya sudah menyentuh angka negatif.

“Arus kas di Januari masih positif, Februari 2020 positif. Maret 2020 negatif Rp693 miliar,” ucap Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro dalam rapat dengar pendapat Komisi VI virtual DPR RI, Rabu (29/4/2020).

Dalam data yang dipaparkan Edi, PT KAI per Maret 2020 sudah mengalami kerugian senilai Rp92 miliar dan berkebalikan dengan situasi Maret 2019 yang masih untung Rp91 miliar.

Tren laba/rugi ini baru terlihat di Maret 2020. Pada Januari-Februari 2020, PT KAI masih laba Rp226 miliar dan Rp143 miliar sehigga akumulatif Januari-Maret 2020, PT KAI masih memiliki laba Rp282 miliar.

Sejalan dengan itu, PT KAI mencatat pendapatan mereka pada Maret 2020 hanya Rp1.540 miliar turun dari realisasi Maret 2019 di angka Rp1.843 miliar. Nilai ini juga di bawah target RKAP senilai Rp2.109 miliar selama Maret 2020.

Sebagai antisipasi PT KAI katanya sudah membuat simulasi mengenai skenario penurunan pendapatan selama setahun. Namun, ia bilang angka itu masih harus direvisi karena perhitungan belum mempertimbangkan larangan mudik dalam Permenhub No. 25 Tahun 2020.

“Kalau akhir pandemi ini di bulan Juni 2020, maka kita rugi. Agustus 2020, lebih besar meruginya, begitu juga Desember,” ucap Edi.

Adapun turunnya pendapatan dan kerugian ini disebabkan karena penurunan pendapatan harian PT KAI. Dari penumpang misalnya pendapatan harian PT KAI sudah turun hingga 90 persen dari Rp39 miliar menjadi Rp4 miliar per 31 Maret 2020.

Sementara itu anjloknya penadpatan juga disebabkan turunnya harga minyak dnia dan komoditas. Di sisi lain ada perlambatan ekonomi diikuti turunnya permintaan batu bara.

Meski demikian, pendapatan PT KAI masih ditopang oleh kereta api barang. Pada Maret 2020 nilainya masih di kisaran Rp564 miliar relatif stabil dari Januari-Februari 2020 yang masing-masing berjumlah Rp569 miliar dan Rp528 miliar.

Strategi untuk tetap bertahan, Edi bilang ia telah melakukan efisiensi biaya 40 persen. Meski demikian, efisiensi ini dilakukan dengan tetap memperhatikan keselamatan dan keamanan.

Baca juga artikel terkait PT KAI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz