Menuju konten utama
Edukasi Politik

Arti Sistem Proporsional Tertutup Pemilu: Kelebihan & Kekurangan

Sistem proporsional tertutup Pemilu: Kelebihan, kekurangan, dab perbedaannya dengan sistem terbuka.

Arti Sistem Proporsional Tertutup Pemilu: Kelebihan & Kekurangan
Suasana di TPS saat Pemilu 2019. tirto.id/Widia

tirto.id - Wacana sistem pemilu proporsional tertutup menghangat jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Lantas, apa itu sistem pemilu proporsional tertutup serta apa saja kelebihan dan kekurangannya?

Sebagian besar fraksi di DPR-RI menolak wacana sistem pemilu proporsional tertutup untuk Pemilu 2024. Ada 8 fraksi yang menginginkan bertahan dengan sistem proporsional terbuka dan hanya 1 fraksi yang membuka opsi , yakni fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

“PDI Perjuangan bukan pihak yang melakukan 'judicial review' karena kami tidak memiliki 'legal standing', tetapi sikap politik kebenaran," ucap Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, dikutip dari Antara, Jumat (27/1/2023).

"Kami sampaikan bahwa dengan proporsional tertutup terbukti PDI Perjuangan mampu melahirkan banyak pemimpin yang berasal dari kalangan rakyat biasa," lanjutnya.

Di sisi lain, salah satu penolakan dikatakan oleh Wakil Ketua Komisi II DPR-RI, Yanuar Prihatin, dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB). Ia menilai, sistem pemilu proporsional tertutup berpotensi menutup kompetisi antarsesama kader dalam satu partai.

Menurut Yanuar Prihatin, sistem pemilu proporsional tertutup bahkan berpeluang menghidupkan oligarki dalam tubuh partai politik, berbeda dengan sistem pemilu proporsional terbuka.

"Bagi partai politik yang punya tradisi komando yang kuat dan sedikit otoriter, sistem pemilu proposional tertutup ini lebih disukai," sebut Yanuar Prihatin dalam keterangan pers pada Rabu (4/1/2023).

Arti Sistem Pemilu Proporsional Tertutup

Sistem pemilu proporsional tertutup sebenarnya digunakan mulai pemilihan umum pertama setelah Indonesia merdeka yakni Pemilu 1955. Sistem ini terus digunakan dari waktu ke waktu hingga usai Reformasi 1998.

Dikutip dari Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Pasca Amandemen UUD NRI 1945 (2022) karya Jamaluddin, sistem pemilu proporsional tertutup adalah penentuan calon legislatif yang terpilih bukan atas dasar suara yang diperolehnya, melainkan atas dasar perolehan suara partai politik.

Sistem pemilu proporsional tertutup dapat dikatakan tertutup secara publik. Namun, dalam lingkungan partai politik, para calon kandidat dapat dilihat secara transparan.

Saat pemilu dilaksanakan, sistem proporsional tertutup menyajikan gambar partai yang dapat dihitung sebagai perolehan suara. Dengan begitu, nama-nama kandidat yang dicoblos tidak akan dicantumkan, seperti pada sistem proporsional terbuka.

Di dalam partai politik, para calon legislatif akan dilakukan pemilihannya secara internal. Pemilihan tersebut disesuaikan dengan nomor urut yang telah ditentukan oleh partai politik terkait.

Menurut pengamat politik Mada Sukmajati, sistem proporsional tertutup paling pas diterapkan untuk pemilu serentak.

“Banyak ahli sudah mewanti-wanti kalau sebuah negara menyelenggarakan pemilu serentak maka pilihlah sistem yang paling sederhana, dan sistem tertutup ini adalah sistem yang sederhana dari sisi pemilih,” paparnya dikutip dari laman resmi UGM.

“Sistem tertutup hampir bisa dipastikan akan disetujui oleh partai yang secara serius mengorganisasi diri, meki tetap ada banyak kendala, dan pasti tidak disetujui partai yang tidak suka capek-capek mengorganisasi dan hanya memainkan media,” lanjut Mada Sukmajati.

Sementara, kekurangan sistem pemilu proporsional tertutup diantaranya berpotensi menguatkan oligarki di internal partai. Selain itu juga dapat memunculkan potensi politik uang di internal partai dalam hal jual beli nomor urut.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Proporsional Tertutup dalam Pemilu

Berikut ini kelebihan dan kekurangan sistem proporsional tertutup dalam pemilu, dikutip dari berbagai sumber.

Kelebihan:

  • Memperkuat partai politik melalui kaderisasi.
  • Memberikan kesempatan lebih luas kepada kader yang potensial.
  • Menekan potensi politik uang.

Kekurangan:

  • Mengurangi intensitas interaksi kader partai dengan pemilih.
  • Kurang sesuai dengan partai kecil atau partai baru yang belum banyak dikenal.
  • Berpotensi menguatkan oligarki di internal partai politik.

Perbedaan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup dan Terbuka

Terdapat beberapa perbedaan sistem pemilu proporsional tertutup dan terbuka. Dalam sistem proporsional tertutup misalnya, rakyat tidak dapat melihat kandidat calon legislatif yang diajukan partai karena sifatnya tertutup dan hanya diketahui oleh internal partai.

Sementara itu, proporsional terbuka menampilkan langsung para kandidat lengkap dengan partai pengusungnya.

Sistem pemilu proporsional tertutup dianggap bagus untuk partai-partai lama yang sudah punya pamor. Di sisi lain, partai-partai baru akan tidak terlihat potensi terpilihnya melalui sistem tertutup tersebut.

Proporsional terbuka berbeda karena partai-partai politik langsung menyuguhkan caleg. Dengan begitu, penilaian ini akan dilandaskan pada kandidat, bukan berdasarkan partainya.

Lebih dari itu, perbedaan juga terjadi pada potensi terjadinya politik uang. Kandidat yang tak diketahui tidak bisa menyiasati suara dengan, misalnya, memainkan politik uang langsung ke publik. Berbeda dengan proporsional terbuka yang jelas-jelas menampakkan kandidat.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya