Menuju konten utama

Arti & Simbol Bunga Teratai di Perayaan Waisak dan Agama Buddha

Bunga teratai dipercaya sebagai manifesto dari peristiwa lahirnya Sang Buddha dalam perayaan Hari Raya Waisak.

Arti & Simbol Bunga Teratai di Perayaan Waisak dan Agama Buddha
Seorang Bhikku membacakan mantra disaksikan umat sebelum ritual memandikan Buddha Rupang dalam rangkaian perayaan Waisak 2561 BE/2017 di kompleks Percandian Muaro Jambi, Jambi, Kamis (11/5). Ritual tersebut merupakan tahapan dalam rangkaian perayaan Waisak setempat yang sebelumnya didahului pembacaan puja bakti, penyampaian berkat oleh Bhikku, dan penyiraman air suci. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/foc/17.

tirto.id - Perayaan Hari Raya Waisak dan agama Buddha identik dengan simbol bunga teratai. Simbol ini hampir selalu hadir dalam setiap perayaan Waisak baik dalam bentuk asli, dekorasi, maupun miniatur.

Tentu ada arti di balik penggunaan simbol bunga teratai dalam perayaan Waisak dan bagi agama Buddha.

Hari Raya Waisak sendiri merupakan hari besar keagamaan umat Buddha yang diperingati setiap tahunnya. Tahun ini, Hari Raya Waisak 2567 Buddhist Era (BE) akan diperingati pada Minggu, 4 Juni 2023.

Melansir laman Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), puncak perayaan Hari Raya Waisak 2023 di Indonesia akan dilaksanakan di komplek Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Arti Bunga Teratai dalam Perayaan Waisak

Sebelum mengetahui soal arti bunga teratai dalam perayaan Waisak, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui makna peringatan Hari Waisak.

Waisak menjadi momen bagi umat Buddha untuk memperingati tiga peristiwa suci dalam kehidupan Buddha Gautama. Ketiga momen yang dimaksud adalah kelahiran, pencapaian pencerahan sempurna dan kemangkatan Sang Buddha.

Bunga teratai dipercaya sebagai manifesto lahirnya Pangeran Siddharta yang kelak menjadi Sang Buddha.

Ini berkaitan dengan legenda paling terkenal dari peristiwa kelahiran Buddha. Berdasarkan cerita, ketika Buddha Gautama lahir ia langsung memiliki kemampuan berjalan.

Uniknya, bunga teratai akan mekar di mana pun ia melangkah.

Sementara, pada perayaan Waisak bunga teratai sering diartikan sebagai suatu keindahan. Bunga teratai juga mengandung makna suci yang melambangkan cinta, kehidupan, dan perdamaian, sekaligus menjadi representasi kehidupan Buddha.

Arti Bunga Teratai Bagi Agama Buddha

Dalam ajaran agama Buddha, terdapat sejumlah tumbuhan yang dianggap suci sehingga kemudian diidentikan dengan perayaan Waisak, termasuk salah satunya bunga teratai.

Dikutip dari Petal Republic, bunga teratai dalam ajaran Buddha diyakini menjadi simbol untuk kebangkitan spiritual, kemurnian, dan kesetiaan. Pemaknaan ini tidak terlepas dari fisiologi dan morfologi bunga teratai sebagai salah satu tanaman air yang bisa mekar dengan indah di air berlumpur

Berkaca dari fakta tersebut, umat Buddha memaknai bunga teratai ini sebagai simbol kehidupan. Melansir Buddhability, dalam ajaran agama Buddha bunga teratai memiliki dua aspek yang membedakannya.

Aspek pertama adalah bunga yang mekar di perairan berlumpur, serta yang kedua ketika teratai mekar secara bersamaan akan menanam benih, berikut penjelasannya:

1. Makna Bunga Teratai Mekar di Perairan Berlumpur

Bunga teratai merupakan bunga yang sering tumbuh di dalam kolam. Bunga ini akan terlihat indah pada saat mekar di permukaan air dengan warna yang mencolok.

Teratai dipilih sebagai simbol untuk mewakili ajaran penting dalam agama Buddha bunga ini dapat mekar dengan harum dan bersih meskipun tumbuh dari air yang berlumpur.

Hal ini dipandang sebagai representasi yang mengajarkan bahwa kehidupan manusia seperti “bunga teratai” di mana “air berlumpur” merupakan representasi kenyataan pahit dari kehidupan sehari-hari.

Menurut seorang filsuf Buddha, Daisaku Ikeda, tidak ada satu pun atau apa pun yang dapat mengubah nilai yang melekat pada diri manusia.

Menurutnya manusia pada dasarnya akan dihadapkan dengan situasi yang tidak terbayangkan dari waktu ke waktu. Namun ketidakpastian itu tidak semestinya menjadi penentu nilai dan harga diri seseorang tersebut.

“Seperti bunga teratai yang muncul dari air berlumpur, hidup kita juga dapat bersinar di tengah keadaan yang sulit,” jelas Ikeda seperti yang dikutip dari laman Daisaku Ikeda.

2. Makna Teratai Mekar sekaligus Menanam Benih

Selain dapat mekar di perairan berlumpur, bunga teratai juga bisa menanam benih begitu ia mekar. Menurut Daisaku Ikeda kemampuan ini mewakili konsep Buddha tentang hubungan sebab akibat.

Bunga teratai juga dianggap sebagai satu-satunya tanaman yang secara bersamaan dapat menghasilkan bunga sebagai aspek dari “sebab” serta menghasilkan biji-bijian dari “akibat."

Sifat ini digunakan untuk menunjukan prinsip Buddha tentang keserentakan sebab dan akibat.

Tidak hanya itu, saat proses pertumbuhan benih menjadi bunga teratai juga dimaknai secara mendalam oleh penganut ajaran Buddha. Ketika bunga teratai menjadi kuncup, ini dimaknai sebagai kehidupan yang telah sepenuhnya tercerahkan.

Sementara kuncup teratai yang masih terbuka sebagian, dimaknai bahwa kehidupan seseorang kemungkinan pencerahannya masih berada di luar jangkauan, atau lebih jelasnya orang tersebut belum tercerahkan.

Kemudian, ketika teratai mekar sempurna maka itu dimaknai sebagai pencerahan.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Imanudin Abdurohman

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Yonada Nancy