Menuju konten utama

Arti Pride Month yang Diucapkan Biden & Kaitannya dengan LGBT

Arti Pride Month yang diucapkan oleh Joe Biden adalah perayaan keberagaman identitas seksual komunitas LGBT yang jatuh pada bulan Juni.

Arti Pride Month yang Diucapkan Biden & Kaitannya dengan LGBT
Ilustrasi Pride Month LGBT. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden resminya mengucapkan selamat Pride Month melalui Twitter pada 1 Juni 2023 lalu. Dia menyambut datangnya bulan Juni yang secara resmi dirayakan sebagai Bulan Kebanggaan atau Pride Month di AS.

Happy Pride, Amerika. Bulan ini, di tengah serangan sadis terhadap hak-hak LGBTQI+ di seluruh negeri, kami merayakan LGBTQI+ Amerika yang dengan gigih dan tanpa kenal lelah memperjuangkan kebebasan dan kesetaraan, dan menegaskan kembali bahwa hak-hak mereka adalah hak asasi manusia,” tulis Biden pada Kamis (1/6/2023) pada akun Twitter resmi kepresidenan @POTUS.

Cuitan Biden itu kemudian menjadi trending dengan sekitar 8,6 kali yang telah melihat, 12,7 ribu dicuitkan kembali, dan 73 ribu disukai.

Berselang lima hari dari cuitan pertama, Biden kembali mengunggah pesan Pride Month dan berbagai isu yang tengah dihadapi oleh komunitas LGBTQI+ di AS. Biden menegaskan bahwa hak LGBTQI+ adalah hak asasi manusia.

“Warga LGBTQI+ Amerika sangat bangga dan tanpa sesal dan pemerintahan saya akan selalu mendukung mereka dalam perjuangan abadi untuk kebebasan, keadilan, dan kesetaraan. Ketika salah satu kelompok terancam martabat dan kesetaraannya, kita semua menderita,” tulis Biden, Senin (5/6/2023).

Banyak yang memuji betapa vokalnya Biden menyuarakan hak LGBTQI+. Namun, tidak sedikit pula yang secara sarkas menyebut bahwa tindakan Biden dilakukan semata-mata demi memenangkan kembali pemilihan presiden AS, yang akan digelar pada 2024.

Terlepas dari politisasi Pride Month yang mungkin sedang dihadapi oleh AS faktanya banyak masyarakat AS yang mendukung kampanye tersebut.

Lantas, apa sebenarnya arti dari Pride Month? Apa pula hubungannya dengan komunitas LGBTQI+?

Arti Pride Month dan Kaitannya dengan LBGT

Pride Month atau bulan kebanggaan adalah perayaan keberagaman identitas seksual yang berlangsung sepanjang bulan Juni setiap tahunnya.

Perayaan ini didedikasikan untuk melawan rasa malu dan stigma sosial yang kerap dirasakan oleh komunitas LGBT. Alih-alih rasa malu, setiap orang dengan keberagaman seksual harus merasa bangga dengan jati diri mereka.

Menurut The Library of Congress, Pride Month menjadi momen seruan gerakan perjuangan hak LGBTQI+ setiap tahunnya. Gerakan ini tidak hanya dilakukan di AS saja, tetapi juga di sejumlah negara di dunia.

LGBTQI+ sendiri adalah singkatan dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender, interseksual sedangkan '+' adalah simbol inklusif yang berarti 'dan lainnya' untuk mencakup orang-orang dari semua identitas.

Gerakan perayaan ini pertama kali dirayakan 53 tahun yang lalu, tepatnya pada Juni 1970. Perayaan ini bertepatan dengan tahun pertama peringatan kerusuhan Stonewall Inn di AS pada Juni 1969.

Kerusuhan Stonewall merupakan titik balik gerakan masif perjuangan hak-hak kaum LGBTQI+ di AS, yang menyebarkan semangat ke seluruh penjuru dunia.

Pride Month biasanya dirayakan dengan menggelar pawai, piknik, pesta, lokakarya, simposium, hingga konser musik.

Sejarah Singkat Perayaan Pride Month

Perjuangan terorganisir terhadap hak-hak LGBT di AS dimulai sejak tahun 1924 oleh Henry Gerber. Namun, peristiwa yang menjadi pemicu gerakan hak-hak LGBT terjadi pada bulan Juni 1969 di Greenwich Village, New York City, tepatnya di Stonewall Inn.

Melansir Britannica, pada dini hari tanggal 28 Juni polisi menggerebek bar komunitas LGBT. Para karyawan bar ditangkap dengan alasan menjual minuman keras tanpa izin dan melakukan kekerasan pada pengunjung.

Pada saat bersamaan, di luar bar banyak orang menyaksikan aksi kekerasan dan tindakan yang tidak berprikemanusiaan yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Saat itu, kekerasan pada kaum LGBT memang kerap terjadi. Namun, banyak orang memilih bungkam dan tidak memprotes.

Peristiwa di Stonewall Inn inilah yang menjadi titik balik kebangkitan komunitas LGBT di AS. Hal ini karena saksi mata, yang biasanya diam saja, akhirnya berani melakukan perlawanan.

Mereka mencemooh polisi dan melempari mereka dengan koin, botol, dan puing-puing. Perlawanan ini memaksa polisi untuk membuat barikade di dalam bar sambil menunggu bala bantuan.

Meskipun bala bantuan polisi sudah datang, mereka tidak berhasil memadamkan amarah massa. Kerusuhan tersebut berlangsung selama enam hari berurut-turut.

Peristiwa kerusuhan di Stonewall kemudian juga disebut dengan istilah pemberontakan Stonewall. Komunitas LGBT di AS menilai peristiwa Stonewall menjadi pemantik mereka semangat untuk menggencarkan kampanye hak-hak asasi dan kesetaraan di Negeri Paman Sam.

Kemudian, pada Konferensi Regional Timur Organisasi Homoseksual di Philadelphia 2 November 1969, dicetuskan sebuah ide bahwa peringatan peristiwa Stonewall akan dijadikan pawai.

Pawai ini benar-benar direalisasikan pada 28 Juni 1970 bertepatan dengan ulang tahun pertama kerusuhan Stonewall. Mereka menyebut pawai ini sebagai "Christopher Street Liberation Day March" yang diambil dari nama jalanan yang menjadi tempat pawai di mulai sekaligus pusat komunitas LGBT di New York.

Para peserta pawai merasakan kebanggaan yang besar terhadap identitas seksual mereka. Oleh karena itu, diputuskan bahwa tema pawai tersebut adalah "gay pride."

Pawai gay pride awalnya dimulai dengan hanya beberapa ratus orang peserta saja. Lambat laun, ribuan peserta lainnya ikut bergabung hingga jumlahnya mencapai 1.000 – 2.000 orang.

Ketika pawai berakhir, 51 blok ke arah utara di Sheep Meadow, Central Park, jumlah peserta pawai bertambah secara dramatis.

Banyak orang yang bergabung dengan pawai sebagai bentuk solidaritas, meneriakkan slogan-slogan seperti "Katakan dengan jelas, katakan dengan lantang. Gay itu baik, gay itu membanggakan."

Pawai di New York itu adalah pawai pertama di dunia yang mengadvokasi hak-hak kaum gay. Setelah itu, Gay Pride, atau LGBTQ Pride, secara umum dirayakan di Amerika Serikat pada hari Minggu terakhir di bulan Juni.

Pride Month secara resmi diakui oleh pemerintah AS ketika Presiden Bill Clinton mendeklarasikan Juni 1999 sebagai "Gay and Lesbian Pride Month."

Kemudian, Presiden Barack Obama menyatakan Juni sebagai "LGBTQ Pride Month," dan Presiden Joe Biden memperluas perayaan ini menjadi " Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, and Queer Interseksual (LGBTQI+) Pride Month.

Tidak hanya di AS, perayaan Pride Month di bulan Juni juga dirayakan di banyak negara di berbagai belahan dunia.

Baca juga artikel terkait PRIDE MONTH 2023 atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yonada Nancy