Menuju konten utama
Maulid Nabi Muhammad SAW

Arti Maulid Nabi Muhammad saw bagi Umat Islam

Arti maulid nabi bagi umat Islam salah satunya sebagai wujud syukur atas kelahiran Nabi Muhammad saw., yang menjadi teladan kaum muslim.

Arti Maulid Nabi Muhammad saw bagi Umat Islam
Ilustasi Muhammad. foto/IStockphoto

tirto.id - Rabiulawal termasuk bulan yang istimewa bagi umat Islam. Di dalamnya terdapat hari khusus yang diperingati sebagai Hari Kelahiran Nabi Muhammad saw.

Pada hari itu, umat Islam berbondong-bondong mengadakan perayaan sesuai tradisi masing-masing.

Di Solo dan Yogyakarta, misalnya, ada tradisi Sekaten. Dalam tradisi tersebut, pemerintah setempat mengadakan pasar malam selama sebulan, kemudian ditutup dengan acara grebeg Maulud Nabi berupa kirab gunungan.

Tidak hanya masyarakat umum, kegiatan untuk menyambut maulid nabi juga kerap diadakan di sekolah-sekolah dan instansi pemerintah.

Lantas, apa arti maulid nabi bagi umat Islam?

Arti Maulid Nabi

Maulid nabi adalah peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Menurut penanggalan hijriah, maulid Nabi Muhammad saw. diperingati setiap 12 Rabiulawal. Namun, tanggalnya berbeda-beda setiap tahun jika didasarkan pada kalender Masehi.

Dalam bahasa Arab, kata maulid artinya adalah hari lahir, atau biasa disebut juga dengan istilah milad.

Arti maulid nabi bagi sebagian umat muslim adalah momen perayaan, mengekspresikan kegembiraan, serta wujud penghormatan kepada Rasulullah saw.

Namun, kegiatan yang diadakan untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. sebenarnya merupakan tradisi baru. Kegiatan atau acara-acara peringatan maulid nabi baru berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Rasulullah saw. wafat.

Menurut Moch Yunus dalam jurnal "Peringatan maulid nabi (Tinjauan Sejarah dan Tradisinya di Indonesia)", arti peringatan maulid nabi bagi umat muslim adalah wujud penghormatan dan pengingatan kebesaran serta keteladanan Nabi Muhammad dengan berbagai bentuk kegiatan budaya, ritual, dan keagamaan.

Meski demikian, masih ada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Ada yang memandang bahwa peringatan maulid nabi sebagai bidah. Akan tetapi, ada juga yang tidak menggolongkannya sebagai bidah.

Sejarah Maulid Nabi

Menurut sejarah, awal munculnya tradisi maulid nabi pertama kali diadakan oleh khalifah Khaizuran (170 H/786 M), ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid. Ia datang ke Madinah, kemudian memerintahkan penduduk mengadakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.

Seperti dikutip dari situs NU, yang merujuk pada catatan Ahmad Tsauri "Sejarah maulid nabi" (2015), Khaizuran juga mendatangi Makkah dan melakukan perintah yang sama kepada penduduk di sana agar merayakan kelahiran Nabi Muhammad.

Hanya saja, Khaizuran memerintahkan kepada penduduk Makkah untuk merayakan Maulid di rumah-rumah, bukan di masjid seperti di Madinah.

Tujuan peringatan maulid nabi ini adalah agar teladan, ajaran, dan kepemimpinan mulia Nabi Muhammad bisa terus menginspirasi warga Arab dan umat Islam pada umumnya.

Khaizuran merupakan salah satu sosok yang mempunyai perhatian besar terhadap Nabi Muhammad beserta situs-situs sejarah peninggalan Rasulullah. Ia juga memprakarsai kegiatan yang menjadi wujud penghormatan terhadap kelahiran Rasulullah saw.

Salah satunya tradisi masyarakat Jawa yang mengadakan peringatan maulid nabi dengan membaca Manakib Nabi Muhammad dalam Kitab Maulid Barzanji, Maulid Simtud Dhurar, Diba’, Saroful Anam, Burdah, dan lain-lain.

Masyarakat Muslim di Jawa tidak hanya bergembira merayakan kelahiran Nabi, tetapi juga bersyukur atas teladan, jalan hidup, dan tuntunan yang dibawa oleh Nabi.

Keutamaan Maulid Nabi bagi Umat Islam

Dikutip dari situs web resmi Kementerian Agama Kabupaten Kudus, peringatan maulid nabi dapat dilaksanakan dengan kegiatan yang baik dan bermanfaat. Misalnya, mengumpulkan orang banyak, kemudian berselawat untuk Rasulullah saw.

Berikut ini beberapa keutamaan peringatan maulid nabi:

  • Wujud rasa syukur dan bahagia atas kelahiran Nabi Muhammad saw.
  • Nabi Muhammad berpuasa di hari Senin sebagai ungkapan syukur atas kelahirannya.
  • Perintah Allah Swt. dalam Surah Yunus ayat 58 agar umat Islam selalu bergembira.
  • Menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad saw.
  • Peringatan maulid nabi bisa menjadi hikmah yang baik untuk menjamu sesama muslim dalam perayaan yang diadakan.

Amalan Apa yang Harus Dilakukan saat Maulid Nabi?

Selain menggelar dan/atau mengikuti acara peringatan maulid Nabi Muhammad, umat muslim dapat mengerjakan amalan di hari istimewa tersebut. Berikut ini beberapa amalan yang bisa dikerjakan saat maulid nabi:

  1. Menghadiri majelis ilmu
  2. Membaca selawat
  3. Bersedekah
  4. Puasa sunah
  5. Membaca Al-Qur'an
  6. Berzikir
  7. Meneladani sifat terbaik Nabi Muhammad saw.

Baca juga artikel terkait MAULID NABI MUHAMMAD SAW atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Fadli Nasrudin

Artikel Terkait