Menuju konten utama

Armenia-Azerbaijan Saling Tuduh Soal Pelanggaran Gencatan Senjata

Kementerian pertahanan Armenia menyebut Azerbaijan terus menyerang wilayah berpenduduk di Karabakh, termasuk Stepanakert.

Armenia-Azerbaijan Saling Tuduh Soal Pelanggaran Gencatan Senjata
Seorang wanita menunjukkan kerusakan pada rumahnya setelah penembakan oleh pasukan Armenia di wilayah Tovuz Azerbaijan, Selasa, 14 Juli 2020. (Foto AP / Ramil Zeynalov)

tirto.id - Armenia dan Azerbaijan saling menuduh bahwa pihak lawan telah melakukan pelanggaran dan kejahatan serius terhadap warga sipil selama gencatan senjata, yang berlaku sejak Sabtu (10/10/2020) di Nagorno-Karabakh.

Dikutip dari BBC, gencatan senjata, yang sebelumnya dicapai setelah 10 jam perundingan di Moskow tersebut, dimaksudkan untuk menghentikan pertempuran demi memungkinkan pasukan etnis Armenia di Nagorno-Karabakh dan pasukan Azeri, untuk menukar tahanan dan korban perang di bawah mediasi Palang Merah.

Pembicaraan itu sendiri merupakan kontak diplomatik pertama antara keduanya, sejak pertempuran di daerah kantong pegunungan itu meletus pada 27 September lalu, yang menyebabkan ratusan orang tewas.

Namun, kedua belah pihak menuduh seteru mereka segera melanggar kesepakatan tersebut. Bahkan, dalam beberapa kali pernyataan publik, pejabat tinggi Azerbaijan memberi kesan bahwa gencatan senjata itu hanya sebatas "ruang bernapas singkat".

Kementerian luar negeri Azerbaijan mengatakan, bahwa penembakan pada Minggu (11/10/2020) malam oleh pasukan Armenia di Ganja, kota terbesar kedua negara itu, telah menyebabkan tujuh orang tewas dan 33 luka-luka termasuk anak-anak. Penembakan itu terjadi hanya kurang dari 24 jam setelah penghentian pertempuran seharusnya diberlakukan.

Seorang saksi mata mengatakan, mereka dibangunkan oleh ledakan besar yang meratakan sembilan apartemen. “Semua yang saya kerjakan selama hidup saya telah dihancurkan,” kata Zagit Aliyev kepada The Guardian.

Baku sendiri telah mengonfirmasi bahwa lebih dari 40 warga sipil tewas dan 200 lainnya luka-luka sejak awal konflik kembali meletus akhir September lalu.

Tuduhan dibantah

Kendati demikian, Kementerian pertahanan Armenia menyebut tuduhan Azeri tentang serangan terhadap Ganja sebagai "kebohongan mutlak" dan menuduh Azerbaijan terus menyerang wilayah berpenduduk di Karabakh, termasuk Stepanakert, kota terbesar di kawasan itu.

Rekaman Reuters dari Stepanakert menunjukkan, sebuah rumah bata kecil rusak akibat tembakan, jendelanya pecah dan atapnya runtuh. Pihak berwenang Karabakh mengatakan, setidaknya lima warga sipil telah tewas sejak gencatan senjata dan 429 prajurit telah tewas sejak pertempuran meletus bulan lalu.

Selain itu, Armenia juga membantah tuduhan Azerbaijan yang mengatakan bahwa pihaknya meluncurkan serangan roket yang gagal ke pembangkit listrik tenaga air Azeri di Mingachevir.

Arayik Harutyunyan, pemimpin pasukan etnis Armenia di Nagorno-Karabakh, pada Minggu pagi menggambarkan situasi secara keseluruhan relatif tenang. Akan tetapi, ia menegaskan tidak tahu berapa lama itu akan berlangsung.

Dia juga menuduh pasukan Azeri gagal untuk coba mengambil kendali kota Hadrut, dan mengatakan proses pertukaran tahanan kedua belah pihak yang seharusnya dimulai pada hari Minggu, "belum jelas apakah dan kapan itu akan terjadi."

Pertempuran baru dalam konflik yang telah berlangsung puluhan tahun itu telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang yang lebih luas di Turki, sekutu dekat Azerbaijan, dan Rusia, yang memiliki pakta pertahanan dengan Armenia.

Dikutip dari Al-Jazeera, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu meminta mitranya dari Rusia, Sergey Lavrov, dalam panggilan telepon pada Minggu untuk menekan Armenia agar mematuhi persyaratan gencatan senjata.

Sementara Menteri luar negeri Armenia dijadwalkan berada di Moskow pada hari Senin untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) Minsk, yang dipimpin oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat.

Pertempuran tersebut merupakan yang terparah sejak perang 1991-94 yang menewaskan sekitar 30.000 orang dan diakhiri dengan gencatan senjata yang telah berulang kali dilanggar.

Baca juga artikel terkait KONFLIK ARMENIA-AZERBAIJAN atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Politik
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Yantina Debora