Menuju konten utama

Arcandra: Nilai Investasi 1 Sumur Minyak Bisa Capai Rp1,5 Triliun

"Satu sumur (deep water) bisa Rp1,5 triliun, untuk dapat minyaknya belum tentu," kata Arcandra.

Arcandra: Nilai Investasi 1 Sumur Minyak Bisa Capai Rp1,5 Triliun
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, nilai investasi yang harus dikeluarkan untuk satu sumur minyak di perairan dalam (deep water) bisa mencapai Rp1,5 triliun.

"Satu sumur (deep water) bisa Rp1,5 triliun, untuk dapat minyaknya belum tentu. Misalnya kita sudah berinvestasi untuk 4 sumur, berarti Rp6 triliun,” kata Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, Senin (19/11/2018), seperti dikutip Antara.

Kendati demikian, kata Arcandra, nilai investasi sebanyak Rp6 triliun itu bisa tidak kembali bila dalam 4 sumur tersebut tidak ditemukan minyak. "Kalau tidak ketemu minyaknya, tidak akan kembali Rp6 triliun itu," ungkap dia.

Ia menekankan, Indonesia sudah mulai meninggalkan cara-cara konvensional dalam pengelolaan sumber daya alam. Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan eksplorasi atau pencarian sumber minyak baru banyak dilakukan di wilayah lepas pantai.

Namun, menurut Arcandra, risiko dari kegiatan eksplorasi itu semakin meningkat. Pasalnya, selain membutuhkan SDA yang berkompeten, kegiatan itu juga membutuhkan teknologi dan pendanaan yang besar untuk mengelolanya.

Untuk mengelola minyak dan gas lepas pantai, kata Arcandra, setidaknya membutuhkan biaya sekitar 15 - 20 juta dolar AS untuk eksplorasi di shallow water (air dangkal). "Sedangkan untuk deep water (air dalam), satu sumurnya bisa mencapai 100 juta dolar atau sekitar Rp1,5 triliun," kata Arcandra.

Arcandra juga mengakui adanya gap yang cukup besar baik dari sisi human resources, teknologi dan juga pendanaan yang dimiliki.

Dari sisi human resources, kata Arcandra, pihakya masih bisa mempersempit gap tersebut dengan cara belajar dari orang yang memang mampu dan terbukti keahliannya dalam mengelola sumber daya alam.

"Kalau mau menutup gap dari human resources, bukan mengatakan kalau asing tidak boleh masuk. Kita harus terbuka kepada investasi yang masuk sehingga kita bisa belajar untuk mengelola pengelolaan sumber daya alam,” kata Arcandra.

Ia juga menekankan kepada mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi karena mereka adalah salah satu human resources yang dimiliki Indonesia.

Baca juga artikel terkait MIGAS

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto