Menuju konten utama

Arab Saudi Cabut Aturan Soal Pembatasan Perjalanan pada Perempuan

Pemerintah Arab Saudi akhirnya mencabut aturan soal pembatasan perjalanan pada perempuan, yang sebelumnya harus melalui persetujuan dari “wali” laki-laki mereka.

Arab Saudi Cabut Aturan Soal Pembatasan Perjalanan pada Perempuan
Perempuan Arab Saudi resmi diizinkan memasuki stadion olahraga mulai 2018. FOTO/AFP

tirto.id - Arab Saudi akan mengizinkan perempuan untuk bepergian ke luar negeri tanpa persetujuan dari “wali” laki-laki.

Pemerintah telah mengumumkan, akan mengakhiri pembatasan yang mendapat kecaman internasional dan mendorong upaya ekstrem untuk melarikan diri dari kerajaan.

Melansir dari Aljazeera, keputusan itu diumumkan pada Jumat (2/8/2019), setelah upaya besar-besaran oleh perempuan untuk melarikan diri dari wali mereka, meskipun ada serangkaian reformasi termasuk dekrit bersejarah tahun lalu yang membatalkan satu-satunya larangan di dunia terhadap pengendara perempuan.

Reema Bandar Al-Saud, Duta Besar perempuan pertama untuk Amerika Serikat, juga mengonfirmasi laporan itu di media sosial.

“Peraturan baru ini adalah sejarah yang sedang dibuat. Mereka menyerukan keterlibatan yang setara antara perempuan dan laki-laki dalam masyarakat kita,” katanya. “Perkembangan ini sudah lama terjadi.”

Belum jelas kapan peraturan tersebut akan berlaku. Jika diterapkan, reformasi bersejarah ini mengakhiri sistem perwalian yang telah berlangsung lama menjadikan perempuan sebagai anak di bawah umur dan memungkinkan wali mereka - suami, ayah, dan kerabat laki-laki lainnya - untuk menggunakan wewenang atas mereka.

“Paspor akan diberikan kepada warga negara Saudi yang mengajukan aplikasi,” kata keputusan pemerintah yang diterbitkan dalam berita resmi Umm Al Qura.

Peraturan tersebut secara efektif memungkinkan perempuan berusia di atas 21 untuk memperoleh paspor dan meninggalkan negara tanpa izin wali mereka, sebut surat kabar pro-pemerintah Okaz, mengutip otoritas senior.

Perempuan di kerajaan telah lama meminta izin dari ‘wali’ laki-laki mereka untuk menikah, memperbarui paspor mereka atau keluar dari negara itu.

Reformasi memberi perempuan otonomi dan mobilitas yang lebih besar, dipuji oleh surat kabar Saudi Gazette yang pro-pemerintah. Media tersebut mengatakan, keputusan itu sebagai “satu lompatan besar bagi perempuan Saudi.”

Keputusan itu disambut dengan kegembiraan di media sosial, dengan tagar “Tidak ada perwalian atas perjalanan wanita” mendapatkan daya tarik dan banyak posting meme lucu wanita melarikan diri dengan koper dan dikejar oleh pria.

“Beberapa impian wanita dibatalkan karena ketidakmampuan untuk meninggalkan negara itu dengan alasan apa pun, untuk belajar di luar negeri, kesempatan kerja, atau bahkan melarikan diri jika diinginkan,” kata pengusaha Saudi, Muna Abu Sulayman di Twitter.

“Perubahan ini berarti perempuan mengendalikan penuh takdir hukum mereka.”

Perubahan tersebut juga memberi perempuan Saudi hak yang telah lama menjadi hak pria – hak untuk mendaftarkan secara resmi persalinan, perkawinan atau perceraian dan diakui sebagai wali bagi anak-anak yang masih di bawah umur.

Tagar yang menyerukan pernikahan tanpa persetujuan wali juga termasuk tren teratas bersama dengan tagar terimakasih putra mahkota dan menggembar-gemborkan aturan perjalanan yang baru.

Baca juga artikel terkait ARAB SAUDI atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH