Menuju konten utama

Arab Saudi Bebaskan 3 Aktivis yang Memperjuangkan Hak Perempuan

Tiga aktivis hak perempuan di Arab Saudi dibebaskan.

Arab Saudi Bebaskan 3 Aktivis yang Memperjuangkan Hak Perempuan
Ilustrasi kota Riyadh Arab Saudi. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Tiga Aktivis yang memperjuangkan hak perempuan di Arab Saudi akhirnya dibebaskan sementara setelah hampir satu tahun ditahan oleh otoritas setempat.

Pada saat persidangan, tiga tahanan ini menyebut bahwa mereka mengalami penyiksaan dan pelecehan seksual pada saat proses interogasi.

Ketiga tahanan tersebut adalah Eman al-Nafhan, Aziza al-Youssef, dan Rokaya al-Mohareb, sebagaimana dilansir Aljazeera. Tahun lalu, ada 11 aktivis perempuan juga ditahan di Arab Saudi.

Pada Rabu (27/3/2019), mereka dibebaskan berdasarkan keputusan pengadilan tingkat tinggi. Proses peradilan digelar tertutup, wartawan dilarang meliput. Para aktivis ini ditahan atas tuduhan memiliki keterkaitan dengan media internasional dan grup HAM.

Pembebasan sementara ini dilakukan setelah mempelajari pembelaan ketiga aktivis selama sesi pengadilan. Lebih lanjut, pengadilan akan meninjau kembali kasus mereka dan pembebasan bersyarat ini mengharuskan mereka menghadiri setiap pengadilan hingga keputusan akhir diberikan.

Pengadilan selanjutnya terhadap tiga aktivis perempuan ini akan diadakan lagi 3 April mendatang.

Mei 2018, 11 aktivis perempuan ditahan dan diadili, termasuk koordinator kampanya Loujain al-Hathloul dan profesor Hatoon al-Fassi.

Hatloul dituduh melakukan kegiatan yang melawan peraturan kerajaan tentang hukum Pendampingan Pria dan kontak dengan jurnalis dan diplomat asing.

CNN melaporkan pengadilan Hathloul mengakui beberapa tuduhan, berdasarkan dokumen pengadilan, diantaranya melamar pekerjaan ke PBB dan menjalin hubungan dengan Human Right Watch dan Anesty International. Hathloul melamar posisi di salah satu program PBB, Young Professionals Programme pada 2017.

Lembar pengadilan secara detail tidak diberikan kepada wartawan mengenai proses pengadilan para aktivis ini. Sebelumnya, pihak kerajaan juga menolak menunjukkan lembar pengadilan detail kepada publik.

Sedangkan ketiga aktivis yang dibebaskan sementara hari ini, yaitu Mohareb, Youssef, dan Nafhan memiliki catatan tuduhan pelanggaran hukum masing-masing.

Masih menurut CNN, Mohareb, yang merupakan seorang akademisi ditahan karena tuduhan tindakan kekerasan terhadap ulama, akademisi, dan aktivis pada September 2017.

Youssef dan Nafhan ditahan dalam operasi penangkapan yang menargetkan pejuang hak asasi perempuan pada Mei 2018, hanya beberapa minggu sebelum kerajaan Arab Saudi mengakhiri larangan bagi wanita untuk menyetir.

Bersamaan dengan bebasnya 3 aktivis tersebut, kelompok hak asasi yang berbasis di London, ALQST mengharapkan tahanan lainnya turut dibebaskan.

“Ini adalah langkah basi karena perempuan-perempuan ini seharusnya tidak ditahan sejak awal dan pembebasan mereka seharusnya tidak bersifat sementara,” kata Lynn Maalouf, direktur riset Amensty International juga ikut menyampaikan pendapatnya, seperti dikutip France24.

“Mereka dikekang, dipisahkan dari orang-orang yang mereka cintai, disiksa dan diancam karena ingin memperjuangkan hak asasi perempuan dan mengekspresikan pandangan mereka,” lanjutnya.

Sejak tahun lalu, para aktivis hak asasi perempuan ditahan karena melakukan kampanye untuk membebaskan perempuan Arab Saudi dari pelarangan-pelarangan di beberapa aspek kehidupan sehai-hari, seperti bepergian sendiri dan menyetir mobil.

Salah seorang wanita yang ditahan bunuh diri karena diperlakukan dengan buruk selama penahanan, berdasarkan pengakuan keluarga.

Akan tetapi, pihak pemerintah Arab Saudi, yang telah di kritik oleh seluruh dunia karena rekor buruk terhadap perlindungan hak asasi perempuan, menyanggah telah melakukan kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan yang ditahan.

Baca juga artikel terkait HAK PEREMPUAN atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora