Menuju konten utama

"Aquaman" Dunia Nyata Menahan Napas Olahraga Hoki Air

Bak warga Kerajaan Atlantis dalam film Aquaman, atlet hoki air dan "tongkat" berakselerasi di dalam air untuk memenangkan pertandingan.

Pertandingan laga final putra antara Turki melawan Inggris dalam laga final putra Kejuaraan Hoki Bawah Air Eropa di Eger, Hungaria (26/9/17). AP Photo/Peter Komka

tirto.id - Film Aquaman (2018) yang diangkat dari komik DC (1941) kini sedang tayang di bioskop. Cerita superhero perpaduan manusia laut dan darat ini adalah bentuk imajinasi manusia bagaimana orang yang biasa hidup di darat bisa beraktivitas seperti berbicara, meluncur bak jet tempur, berkelahi, dan segala aktivitas berat lain dalam air yang sulit diterima akal sehat. Di dunia nyata, kegiatan berat di dalam air memang sudah lama dikenal manusia dalam sebuah aktivitas olahraga unik yang lahir di Inggris.

Inggris adalah negara yang unik. Ia sangat berbeda dengan negara-negara Eropa lainnya. George Mike, jurnalis Inggris-Hongaria, pernah menceritakan keunikan itu dalam bukunya yang berjudul How to be an Alien (1946), mulai dari selera makan, obrolan, pakaian dan lain-lain.

Orang-orang Inggris justru sering menemukan sesuatu yang menarik. Dalam bidang olahraga, misalnya, berapa banyak olahraga populer yang berhasil ditemukan oleh orang Inggris? Jumlahnya tak sedikit. Sepakbola modern, badminton, rugbi, hingga golf lahir di Inggris.

Selain jenis olahraga populer itu, orang-orang Inggris sering juga menggagas olahraga yang tak kalah nyentrik dari negaranya. Hoki air atau yang biasa disebut octopush adalah salah satunya.

Pada 1954, Alan Blake, dari Southsea Sub-Aqua Club, Inggris, khawatir bahwa klub selamnya tak bisa menjaga kondisi saat musim dingin tiba. Dibantu oleh rekan-rekannya, ia kemudian merancang sebuah olahraga air yang intensitasnya tak jauh beda dengan menyelam. Rencananya olahraga itu akan melibatkan 16 orang, delapan melawan delapan.

Di bawah air, mereka akan berlomba mendorong cakram melingkar – kemungkinan terbuat dari timbal – dengan tongkat pendek alias stik, ke ujung kolam renang yang berlawanan. Agar masih berhubungan dengan laut, cakram melingkar itu diberi nama squid, sementara gawangnya diberi nama cuttler. Dua-duanya berasal dari jenis ikan cumi.

Peralatan yang dikenakan para pemain pun sederhana. Selain stik, para pemain diwajibkan mengenakan kacamata renang, snorkle, sepatu katak alias fins, pelindung kepala, serta pelindung gigi.

Untuk melengkapi idenya, Blake kemudian menamai olahraga itu octopush. “Octo” berarti angka 8, berdasarkan jumlah pemain pada masing-masing tim. Sementara itu, “push” berasal dari tujuan olahraga itu: mendorong squid ke dalam cuttler.

Ide ini ternyata diterima oleh anggota lainnya kemudian dicoba di kolam renang Portsmouth Guildall Bath. Blake mencoba pertandingan dua lawan dua terlebih dahulu. Namun, hanya beberapa saat setelah pertandingan itu dimulai, anggota lainnya langsung tertarik dengan olahraga itu: mereka semua nyebur ke dalam kolam renang dan langsung ikut bertanding.

Sejak saat itu, octopush atau octopus langsung menyebar ke hampir seluruh wilayah Inggris. Orang-orang Inggris menyukainya. Seiring berjalannya waktu, aturan-aturan pun dikuatkan. Jumlah pemain dipangkas menjadi enam melawan enam. Pertandingan akan berlangsung dalam dua babak, masing-masing babak berlangsung selama 15 menit. Ukuran kolam renang maksimal 15 meter x 21 meter, sedangkan kedalamannya berada dalam kisaran 2 sampai 3 meter.

Kelak, octopush juga mulai dikenal di luar Inggris.

Infografik Hoki Bawah Air

Infografik Hoki Bawah Air

Popularitas Hoki Air

Bayangkan Anda sedang berada di dalam air, mendorong squid, dan tiada lawan yang mengejar. Namun, saat Anda barangkali tinggal beberapa meter lagi untuk mencetak angka, napas Anda memburu, oksigen nyaris tak tersisa di dalam paru-paru, dan konsentrasi Anda mulai terbelah menjadi dua: naik ke permukaan air untuk mengambil napas atau terus melaju untuk mencetak angka?

Jika sudah terbiasa bermain hoki air, Anda barangkali akan memilih untuk mencetak angka. Namun, apabila Anda belum tahu tentang hoki air, Anda barangkali akan bertanya balik: apa maksudnya?

Meski tenar di Inggris, popularitas hoki air berjalan merangkak di banyak negara. Di Amerika hoki air bahkan masih dianggap sebagai lelucon pada 2013 lalu. Padahal, kala itu Amerika sudah dua kali menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Hoki Air yaitu pada 1984 dan tahun 1999. Tak heran jika dalam kejuaraan hoki air yang berlangsung pada tahun 2013, timnas putra hoki air Amerika Serikat pernah dibantai Selandia Baru dengan skor 1-13.

“Saat aku mengatakan kepada orang-orang bahwa aku bermain hoki bawah air, satu hal yang pertama mereka katakan adalah, ‘bawah air apa?’,” kata Mike Opuszynski, direktur regional Hoki Air Amerika Serikat, kepada The Atlantic pada tahun 2013 lalu.

Namun, ada beberapa negara yang ternyata bisa menerima hoki air layaknya di Inggris. Di Australia dan Selandia Baru hoki air sangat populer. Australia, yang mulai mengenal hoki air pada tahun 1966 lalu, bahkan merupakan salah satu kekuatan utama di jagad hoki air.

Menurut Culture Trip, Australia setidaknya sudah 40 kali nangkring di posisi tiga besar Kejuaraan Dunia Hoki. Dan dalam Kejuaraan Dunia Hoki Air 2016, Australia bahkan berhasil menyabet tiga medali emas (tim putra kelas elit, tim putra kelas master, dan tim putri).

Sementara itu, kekuatan Selandia Baru juga tak kalah dari Australia. Ia juga salah satu raksasa di jagad hoki bawah air. Prestasi Selandia Baru dalam Kejuaraan Dunia Hoki Air 2018 yang dilangsungkan bulan Juli lalu bisa menjadi bukti. Kala itu tim putra dan putri Selandia Baru berhasil menyabet medali emas.

Yang menarik, orang-orang Indonesia ternyata tak awam terhadap hoki air. Pada tahun 2010 lalu olahraga ini diperkenalkan oleh Christianto Sahat, yang sebelumnya mulai bermain hoki air saat berada di Singapura, Diwartakan Kontan, kala itu ia melakukan berbagai cara agar hoki air populer di Indonesia, dari mengajak teman-temannya hingga merayu klub-klub selam di Jakarta. Ia akhirnya berhasil membentuk Jakarta Underwater Hockey Club (JUHC) sebagai wadah. Menurut Chris, jumlah anggota JUHC saat itu mencapai 60 orang.

Sejak saat itu, terutama di Jakarta, hoki bawah air terus berkembang di Indonesia. Bahkan, Indonesia sudah beberapa kali mengikuti kejuaraan Asia. Terakhir, Chris dkk berangkat ke Beijing untuk mengikuti Kejuaraan Hoki Air Asia tahun 2017 lalu.

Bagaimana dengan negara lainnya? Menurut data dari Puck U, sejauh ini sudah ada 40 negara yang terlibat dalam hoki bawah air. Jumlah klubnya pun tak sedikit: mencapai 267 klub di seluruh dunia.

Dalam beberapa tahun ke depan, hoki air barangkali akan terus berkembang. Pasalnya, selain menyenangkan dan menyehatkan, olahraga ini cukup menantang. Hoki air adalah olahraga tim, tapi komunikasi jelas sulit dilakukan. Anda tidak akan bisa bicara dengan rekan satu tim, hanya berkomunikasi melalui insting dan gerak tubuh.

Selain itu, kemampuan menahan napas juga amat penting. Bayangkan, Anda berada di dalam air, berjuang mati-matian untuk mendorong squid ke dalam plutter sambil menahan napas selama mungkin. Cukup menantang sekaligus menarik, bukan?

Baca juga artikel terkait HOKI AIR atau tulisan lainnya dari Renalto Setiawan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Renalto Setiawan
Editor: Suhendra