Menuju konten utama

Apindo Antisipasi Kondisi Global terhadap Ekonomi Indonesia 2018

Apindo sendiri mencatat setidaknya ada 21 kerja sama perdagangan yang sedang dirundingkan Indonesia dengan berbagai negara.

Apindo Antisipasi Kondisi Global terhadap Ekonomi Indonesia 2018
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto (kanan) menerima plakat dari Anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan Aditya Warman saat Indonesia Industrial Relations Conference 2016 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (9/11). ANTARA FOTO/Moch Asim.

tirto.id - Para pelaku usaha mendorong pemerintah untuk memperluas akses pasar bagi produk dalam negeri di tahun depan. Salah satu upaya yang dapat ditempuh yakni melanjutkan perluasan kerja sama perdagangan bilateral dan regional sebagaimana telah dilakukan di sepanjang 2017 ini.

Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Kamdani, perjanjian perdagangan internasional yang dijalin pemerintah dapat mengarah pada diversifikasi pasar. Apindo sendiri mencatat setidaknya ada 21 kerja sama perdagangan yang sedang dirundingkan Indonesia dengan berbagai negara.

“Dalam minggu ini kami sedang mencoba menyelesaikan (perjanjian kerja sama) dengan Australia. Semoga bisa selesai dalam bulan ini,” ucap Shinta dalam jumpa pers di Gedung Permata Kuningan, Jakarta pada Selasa (5/12/2017).

Lebih lanjut, Shinta tidak menampik kalau faktor geopolitik bakal memengaruhi perekonomian Indonesia di 2018. Menurut Shinta, kebijakan dari negara yang bersinggungan dengan Indonesia maupun negara-negara berkembang secara umum jelas akan berdampak.

Shinta pun lantas mencontohkan perubahan pandangan dan kebijakan di Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump saat ini. Selain itu, Shinta juga mengimbau perlu adanya antisipasi terhadap pergerakan negara-negara seperti Jepang maupun Korea yang memiliki peranan terhadap perekonomian Indonesia.

“Investor-investor besar Indonesia kan dari negara-negara itu. Bagaimana langkah dan pandangan, posisi mereka, pasti dampaknya juga,” ucap Shinta.

Adapun Shinta menilai investor asing akan cenderung mengambil sikap wait and see yang dipengaruhi oleh iklim perpolitikan di Indonesia. Kendati demikian, Shinta berpendapat para investor asing tersebut sebenarnya masih memiliki ketertarikan besar untuk berbisnis di Indonesia dan tidak akan secara terang-terangan mengatakan kalau memilih untuk bersikap wait and see.

“Mereka tetap datang ke sini, melihat, tapi saya lihat pasti ada aspek wait and see. Apalagi mereka juga melihat Pilkada maupun Pilpres sudah dalam waktu dekat,” ungkap Shinta.

Kendati demikian, Shinta menyatakan bahwa investor asing akan tetap menyelesaikan hal-hal yang telah menjadi kesepakatan. Hanya saja, memang untuk masa penjajakannya diakui Shinta akan memakan waktu yang relatif lebih lama.

“Mereka banyak yang sudah bilang berkomitmen, mau, tapi pada akhirnya untuk implementasi dan eksekusinya memakan waktu lebih lama. Menunggu selesai Pilkada, segala macam, itu pasti ada,” ujar Shinta.

Berdasarkan indikator ekspor di kuartal III 2017 yang sebesar 3,38 persen (year-on-year), Apindo menilai torehan tersebut relatif melampaui pencapaian-pencapaian indikator lainnya yang cenderung stagnan. Apindo pun beranggapan kalau pencapaian tersebut bisa lebih baik, mengingat baru dipengaruhi faktor perbaikan harga komoditas dan belum ditambah faktor perjanjian perdagangan bilateral dan regional.

Baca juga artikel terkait APINDO atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Maya Saputri