Menuju konten utama

Apakah Tertular COVID-19 Saat Hamil Bisa Membahayakan Bayi?

Menurut Harvard Health Publishing tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hamil meningkatkan risiko perempuan tertular COVID-19.

Apakah Tertular COVID-19 Saat Hamil Bisa Membahayakan Bayi?
Ilustrasi Ibu Hamil. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung sejak 2019 lalu menambah kekhawatiran banyak orang, termasuk ibu hamil.

Masyarakat mulai mempertanyakan, apakah efek COVID-19 terhadap ibu hamil dan janin?

Sayangnya, karena COVID-19 merupakan penyakit baru, belum banyak penelitian mendalam mengenai hal tersebut.

Bagaimana COVID-19 memengaruhi perempuan hamil dan janin yang sedang berkembang belum sepenuhnya diketahui.

Namun, bukan berarti belum ada penelitian sama sekali. Hingga saat ini penelitian akan terus berkembang dan mungkin mengalami perubahan seiring adanya temuan-temuan baru.

Risiko infeksi dan penularan

Menurut Harvard Health Publishing tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hamil meningkatkan risiko perempuan tertular COVID-19.

Memang pada perempuan hamil yang terinfeksi COVID-19 mungkin lebih perlu perawatan dirawat di rumah sakit dan membutuhkan ventilasi mekanis atau bantuan pernapasan dibanding perempuan yang tidak hamil.

Namun, hal tersebut tidak mengurangi kemungkinan perempuan hamil dapat sembuh dari virus.

Begitu pula dengan risiko penularan ibu ke janin. Sebuah penelitian dipublikasikan pada Maret 2020 yang melibatkan 38 perempuan hamil penderita COVID-19 di Cina, menemukan bahwa tidak ada satupun kasus penularan dari ibu ke janin.

Penelitian ini menguji semua spesimen neonatal, termasuk kasus plasenta yang hasilnya negatif SARS-CoV-2.

Sehingga, tidak ada bukti bahwa penularan COVID-19 melalui intrauterin maupun transplasenta dari ibu ke janin.

Penelitian lain yang melibatkan 33 perempuan hamil penderita COVID-19 di Wuhan, hasilnya terdapat tiga bayi yang terinfeksi SARS-CoV-2.

Penyebab penularannya kemungkinan melalui saluran pernapasan bagian atas atau anus neonatus ibu, mengingat adanya prosedur pengendalian dan pencegahan infeksi yang ketat selama proses persalinan.

Penelitian ini juga menyebutkan bahwa seluruh sampel, termasuk cairan ketuban, darah tali pusat, dan ASI negatif SARS-CoV-2.

Perawatan apabila mengalami gejala COVID-19

Perawatan COVID-19 kurang lebih mirip seperti penanganan penyakit pernapasan lainnya.

Dilansir dari Healthline, baik dalam keadaan hamil atau tidak, dokter menyarankan untuk melakukan beberapa langkah berikut:

    • Minum acetaminophen untuk demam 38°C atau lebih
    • Tetap terhidrasi dengan baik. Minum air putih atau minuman rendah gula
    • Perbanyak istirahat
    • Jika acetaminophen tidak menurunkan demam, mengalami kesulitan bernapas, mulai muntah, hubungi dokter untuk panduan lebih lanjut
Penanganan gejala harus dilakukan dengan tepat dan sesegera mungkin, mengingat demam tinggi (apapun penyebabnya) pada trimester pertama kehamilan memiliki risiko cacat kelahiran.

Prosedur persalinan

Persalinan pervaginam (persalinan melalui vagina) atau operasi sesar tidak ditentukan dari ada tidaknya infeksi COVID-19 pada ibu.

Penentuan apakah ibu harus melakukan persalinan pervaginam maupun sesar dipengaruhi oleh banyak faktor.

Mengutip dari Healthline, para ahli menyebutkan bahwa persalinan pervaginam lebih baik dilakukan pada ibu yang mengalami infeksi, dengan catatan kondisi ibu memenuhi syarat untuk persalinan pervaginam.

Operasi sesar tidak direkomendasikan jika terdapat faktor lain, seperti kondisi tubuh yang sudah melemah karena virus serius. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi tambahan.

Baca juga artikel terkait PENULARAN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari