Menuju konten utama

Apakah Pengidap HIV AIDS Bisa Hidup Sehat dan Apa Obatnya?

Apakah pengidap HIV AIDS bisa disembuhkan dan bagaimana pengobatannya? 

Apakah Pengidap HIV AIDS Bisa Hidup Sehat dan Apa Obatnya?
Ilustrasi Hari Aids Dunia. foto/Istockphoto

tirto.id - Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

Seperti yang diketahui, manusia memiliki sistem kekebalan atau imunitas untuk melawan benda asing atau penyakit yang masuk ke dalam tubuhnya.

HIV dapat menurunkan imunitas dengan cara menginfeksi sel darah putih. Ketika kekebalan menurun, maka penyakit akan mudah masuk ke dalam tubuh.

HIV yang dibiarkan tanpa pengobatan akan berkembang menjadi Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).

AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh HIV. AIDS juga merupakan tahapan akhir dari infeksi HIV yang ditandai dengan kondisi sistem kekebalan tubuh yang sudah sangat rusak.

Jadi, orang yang terkena HIV belum tentu menderita AIDS, sedangkan penderita AIDS sudah pasti memiliki HIV di dalam tubuhnya.

Seperti penyakit lain yang disebabkan oleh virus, HIV/ AIDS juga dapat menular pada orang yang sehat. Cara penularan HIV adalah melalui pertukaran cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, dan juga air susu ibu (ASI).

HIV tidak menular lewat udara, air liur, keringat, atau air mata. Virus ini juga tidak akan menular melalui sentuhan fisik seperti berjabat tangan, bersentuhan, atau berpelukan dengan ODHA (orang dengan HIV AIDS).

Tahapan Infeksi HIV

Melansir laman Kementerian Kesehatan, ada empat tahapan infeksi HIV hingga berkembang menjadi AIDS, yaitu:

1. Tahap 1: Periode Jendela

    • HIV mulai masuk ke dalam tubuh orang yang sehat. ODHA tidak merasakan gejala khusus dan tetap terlihat sehat seperti biasa
    • Virus belum bisa terdeteksi lewat tes HIV meski sudah ada di dalam tubuh ODHA
    • Periode ini bisa berlangsung selama 2 minggu hingga 3 bulan
2. Tahap 2: HIV positif dan tanpa gejala

    • HIV sudah berkembang biak di dalam tubuh sehingga dapat dideteksi melalui tes HIV.
    • ODHA masih tidak merasakan gejala khusus dan tetap tampak sehat seperti biasa.
    • Periode ini bisa berlangsung sekitar 5 hingga 10 tahun, tergantung pada daya tahan tubuh ODHA.

3. Tahap 3: HIV positif dan muncul gejala

    • HIV terus menyerang sistem imunitas sehingga kekebalan tubuh semakin turun.
    • ODHA merasakan gejala berbagai macam penyakit, contohnya pembengkakan kelenjar limfa, flu, diare yang tak kunjung sembuh, atau penyakit lainnya.
    • Periode ini biasanya berlangsung lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuh ODHA.

4. Tahap 4: AIDS

    • Sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah.
    • Tubuh diserang berbagai penyakit lain akibat infeksi oportunistik dan kondisinya akan semakin parah.

Pengobatan HIV/ AIDS

Sampai saat ini, HIV sebenarnya belum bisa disembuhkan atau dihilangkan dari dalam tubuh ODHA. Mengutip dari situs CDC, satu-satunya pengobatan yang ada adalah antiretroviral therapy (ART). Terapi ini melibatkan obat khusus yang juga disebut dengan obat antiretroviral atau ARV.

Obat ARV ini bukan untuk menyembuhkan, tapi menekan atau mengurangi jumlah HIV di dalam tubuh. Tujuannya adalah agar ODHA tetap sehat, kekebalan tubuhnya tidak semakin rusak, dan tidak sampai mengalami stadium akhir (AIDS).

Karena itu seseorang yang positif mengidap HIV, meskipun terlihat sangat sehat, tetap harus menjalani pengobatan ARV.

Menunda pengobatan berarti membiarkan HIV terus berkembang biak dan membahayakan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, HIV bisa berkembang menjadi AIDS dengan resiko kematian yang semakin tinggi jika tidak segera ditangani.

Dalam kebanyakan kasus, jumlah HIV dalam tubuh akan terkontrol dalam waktu 6 bulan setelah ODHA menjalani pengobatan ARV.

Pengobatannya sendiri bisa dalam bentuk suntikan atau pil, tergantung tingkat keparahan atau seberapa lama orang tersebut mengidap HIV.

Bentuk pil direkomendasikan pada ODHA yang baru mulai menjalani terapi. Sementara suntikan biasanya diperuntukkan bagi ODHA yang jumlah virusnya sudah berhasil ditekan seminimal mungkin dalam 3 bulan terakhir.

Pengobatan ARV yang dilakukan secara teratur diketahui bisa menekan jumlah virus hingga kurang dari 200 kopi HIV/ ml darah (viral suppression). Jika ODHA bisa mencapai viral suppression, virus biasanya tidak akan bisa terdeteksi lewat tes HIV.

Viral suppression juga menurunkan resiko penularan HIV pada orang lain, baik itu melalui hubungan seksual, darah, hingga ASI. Namun memang tidak menghilangkan resiko penularan secara penuh sehingga ODHA tetap harus berhati-hati.

Mengingat HIV tidak bisa disembuhkan, ODHA akan terus bergantung pada terapi obat ARV di sepanjang hidupnya. Obat ARV memang tidak bisa menyembuhkan, tapi memberikan kesempatan pada ODHA untuk tetap bisa sehat dan hidup normal seperti orang lain.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Yandri Daniel Damaledo