Menuju konten utama
Edukasi Kesehatan

Apakah Main Lato-lato Bisa Kurangi Ketergantungan Anak Main HP?

Bermain lato-lato bisa mengurangi ketergantungan anak main HP, menurut Psikolog UGM.

Apakah Main Lato-lato Bisa Kurangi Ketergantungan Anak Main HP?
Seorang anak mencoba permainan lato-lato yang dijual di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (6/1/2023). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.

tirto.id - Tren permainan lato-lato saat ini cukup digandrungi masyarakat, mulai dari orang tua hingga anak-anak banyak yang menyukai permainan jadul ini.

Namun kini, lato-lato juga mulai meresahkan, selain karena suaranya yang mengganggu, permainan ini bahkan telah memakan korban.

Sejumlah laporan menyebutkan, adanya anak-anak yang terluka saat bermain lato-lato.

Terkait fenomena ini, Psikolog UGM Koentjoro memberikan tanggapannya.

Benarkah Bermain Lato-lato Bisa Kurangi Kecenderungan Anak Main HP?

Menurut Koentjoro, ada sisi positif yang perlu dipahami oleh masyarakat terkait permainan lato-lato bagi anak-anak. Salah satunya adalah mengurangi ketergantungan anak untuk bermain gawai.

“Segi positifnya ketergantungan anak pada handphone (HP) jadi berkurang. Dulunya waktu untuk main HP sekarang ke lato-lato,” jelasnya melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto, Selasa (10/1/2023).

Melalui permainan lato-lato, lanjutnya, anak-anak dapat melatih konsentrasi, ketangkasan fisik, kepercayaan diri, sosialisasi, dan lainnya.

“Lato-lato ini bisa menjadi sarana anak berolahraga, belajar konsentrasi secara murah,” imbuhnya.

Terkait lato-lato yang melukai anak-anak ketika memainkannya, Koentjoro menyatakan, peran dan kehadiran orang tua saat anak bermain dalam hal ini menjadi sangat penting.

Koentjoro mengatakan, peran orang tua menjadi krusial untuk memberikan pemahaman atau mengedukasi anak-anak terkait cara, aturan, hingga bahaya dari setiap permainan yang dimainkan termasuk lato-lato.

“Peran orang tua harus ada, bermain dengan aman harus diajarkan kepada anak. Aturan kapan main juga dijelaskan seperti saat memakai HP, agar tidak mengganggu lingkungan,” kata dia.

Lalu apakah sekolah juga perlu melarang lato-lato? Guru Besar Fakultas Psikologi UGM ini kurang setuju jika sekolah melarang lato-lato.

Ia menyebutkan bahwa sekolah di sini juga memiliki peran untuk memberikan pengertian pada siswanya akan aturan dan cara bermain lato-lato yang aman dan tidak mengganggu lingkungan.

Lebih lanjut, Koentjoro menjelaskan jika sekolah justru bisa menjadi fasilitator bagi anak dalam menyalurkan hobi bermain lato-lato.

Misalnya dengan menyelenggarakan lomba lato-lato yang tidak hanya sebagai sarana menampung hobi anak, tetapi juga mengajarkan bagaimana bermain secara jujur dan sportif.

“Sekolah mengingatkan. Bukan hanya sekedar melarang karena berbahaya atau membiarkan saja namun anak-anak diingatkan bahaya lato-lato bagi diri sendiri dan orang lain serta kapan bisa bermain biar peka terhadap lingkungan,” pungkasnya.

Infografik SC Lato Lato Bikin Anak Lupa Gadget

Infografik SC Lato Lato Bikin Anak Lupa Gadget. tirto.id/Ecun

Baca juga artikel terkait LATO-LATO

tirto.id - Pendidikan
Sumber: Siaran Pers
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Dhita Koesno