Menuju konten utama

Apakah Kipas Angin Dapat Menyebarkan Penularan COVID-19?

Apakah aman memakai kipas angin di dalam ruangan saat pandemi corona COVID-19?

Apakah Kipas Angin Dapat Menyebarkan Penularan COVID-19?
Ilustrasi Kipas Angin di Kamar. FOTO/iStock

tirto.id - Bermacam pertanyaan muncul terkait penyebaran COVID-19 yang hingga saat ini belum dapat sepenuhnya diatasi. Salah satunya adalah mengenai penggunaan kipas angin. Apakah aman memakai kipas angin di dalam ruangan saat pandemi corona seperti sekarang ini?

COVID-19 merupakan jenis virus baru yang disebabkan oleh SARS-COV-2 dan termasuk dalam keluarga besar coronavirus. Menurut WHO, penyakit yang kini telah menyebar ke berbagai penjuru dunia ini dilaporkan pertama kali pada Desember 2019.

Meluasnya penyebaran COVID-19 dengan relatif cepat disebabkan lantaran coronavirus sangat mudah menular, terutama dari orang ke orang melalui percikan-percikan yang keluar dari hidung atau mulut saat orang yang terinfeksi virus ini batuk, bersin, bahkan berbicara.

Lantas, apakah penggunaan kipas angin di dalam ruangan bisa memperbesar potensi penularan COVID-19?

Infografik Waspada Covid 19

Infografik Waspada Covid 19. tirto.id/Quita

Bisakah Kipas Angin Menyebarkan Virus?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dalam situs resminya, kipas angin aman digunakan untuk memperlancar sirkulasi udara di dalam ruangan di antara anggota keluarga yang tinggal bersama dan tidak terinfeksi virus penyebab COVID-19.

Akan tetapi, WHO merekomendasikan untuk mematikan kipas angin jika ada orang yang bukan anggota keluarga dekat datang berkunjung, terlebih masuk ke dalam rumah. Siapa tahu orang tersebut telah terinfeksi COVID-19 kendati tidak memiliki gejala.

Tanggal 9 Juli 2020 lalu, WHO merilis pernyataan yang menyebutkan embusan udara dapat terjadi secara langsung dari orang yang terinfeksi ke orang lain di dalam ruangan tertutup sehingga berpotensi meningkatkan penularan virus dari satu orang ke orang lain.

“COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, yang menyebar di antara orang-orang, terutama ketika orang yang terinfeksi melakukan kontak dekat dengan orang lain," tulis WHO.

"Virus dapat menyebar dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi dalam partikel cairan kecil ketika mereka batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau bernapas dengan berat,” lanjut Organisasi Kesehatan Dunia yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini.

“Partikel cair ini memiliki ukuran yang berbeda, mulai dari tetesan pernapasan yang lebih besar hingga aerosol (partikel cair atau padat yang tersuspensi di udara) yang lebih kecil,” imbuh WHO.

Lantas, Bagaimana Solusinya?

Jika penggunaan kipas angin meja atau kipas angin berdiri di dalam ruangan di rumah, kantor, atau sekolah, tidak dapat dihindari, penting untuk meningkatkan pergantian udara luar ruangan dengan cara membuka jendela. Ini berguna untuk meminimalkan embusan udara dari satu (atau sekelompok orang) ke orang lain.

Penggunaan kipas angin gantung (digantung di langit-langit/atas ruangan) dapat meningkatkan sirkulasi udara luar dan menghindari kantong-kantong udara yang terhenti di ruangan yang ditempati.

Namun, sangat penting untuk menjaga ventilasi luar ruangan yang baik saat menggunakan kipas angin gantung/langit-langit. Cara efisien untuk meningkatkan pertukaran udara luar ruangan adalah dengan membuka jendela.

Selain itu, selalu #ingatpesanibu dengan menerapkan perilaku disiplin 3M, yakni memakai masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

___________________________

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Agung DH