Menuju konten utama

Apakah Investasi Saham dan SBN Aman untuk Hadapi Resesi 2023?

Jenis investasi yang aman dilakukan di tengah ancaman resesi 2023 antara lain deposito, emas, Surat Berharga Negara (SBN) hingga saham di sektor tertentu.

Apakah Investasi Saham dan SBN Aman untuk Hadapi Resesi 2023?
Ilustrasi Resesi Global. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Ancaman resesi global 2023 ramai menjadi perbincangan warganet akhir-akhir ini. Bahkan, Presiden Jokowi juga sempat mengingatkan soal kondisi dunia saat ini yang ada dalam pusaran 'awan gelap' dan tahun depan ada kemungkinan terjadi badai besar atau ancaman resasi termasuk di Indonesia.

Beragam cara mulai banyak dilakukan untuk mempersiapkan dan mengamankan keuangan bila nanti resesi 2023 benar-benar terjadi. Bebarapa jenis investasi yang banyak dipilih masyarakat di antaranya adalah emas hingga deposito.

Sementara itu, Pengamat Perbankan, Keuangan, dan Investasi dari UGM, I Wayan Nuka Lantara, Ph.D., menyebutkan pilihan investasi yang cocok untuk mengantisipasi terjadinya krisis ekonomi global adalah menggeser bobot dana investasi kita lebih banyak pada aset investasi yang tergolong aman (safe haven).

Ia mencontohkan jenis investasi yang aman dilakukan di tengah ancaman resesi 2023 antara lain deposito, emas, surat berharga yang diterbitkan oleh negara. Lantas apa itu surat berharga negara?

Surat Berharga Negara (SBN)

Surat Berharga Nasional (SBN) adalah jenis investasi berupa surat utang yang bisa dibeli dari pemerintah. Investasi jenis ini juga menjanjikan keuntungan yang cukup besar, yakni lebih dari 6% dan cukup aman karena dijamin oleh pemerintah.

Ada 3 jenis Surat Berharga Negara (SBN) yang bisa dipilih, yakni:

  1. Saving Bond Ritel (SBR), berupa obligasi negara.
  2. Sukuk tabungan, berupa Surat Berharga Syariah Negara.
  3. Obligasi Negara Ritel (ORI), berupa Surat Utang Negara yang dijual pada investor ritel.

Untuk melakukan investasi ini, modal yang harus kita keluarkan mulai dari Rp1 juta rupiah. Keuntungan dari SBN bisa didapatkan dengan 2 cara, yakni:

  1. Kita menyimpan Surat Berharga Negara (SBN) hingga jatuh tempo dan mendapatkan keuntungan dari nilai bunga sesuai dengan kesepakatan awal.
  2. Kita bisa menjual Surat Berharga Nasional (SBN) melalui pasar sekunder dengan harga tertentu, sehingga kita tetap mendapatkan keuntungan.
Sementara itu, selain deposito, emas, surat berharga yang diterbitkan oleh negara, Wayan mengatakan, investasi lain yang bisa dipilih di tengah ancaman resesi 2023 adalah saham.

Namun, menurutnya, jika Anda ingin melakukan investasi di saham, ia menyarankan sebaiknya investasi pada saham-saham yang bergerak pada sektor industri yang defensif, tetap bisa bertahan meskipun ada krisis.

"Misalnya saham perusahaan yang bergerak di industri consumer goods, kesehatan, bank, energi dan utilitas," katanya.

Saham

Saham juga bisa menjadi pilihan investasi terbaik karena keuntungannya yang cukup besar. Bahkan, beberapa orang terkaya di dunia juga bisa hidup mewah dari keuntungan investasi saham.

Meski begitu, sebelum memulai investasi ini, pastikan Anda sudah mempelajarinya dengan benar. Jangan sampai Anda melakukan investasi saham dengan meminjam uang hingga ratusan juta, namun tidak bisa mengelolanya dengan baik dan malah mengalami kerugian yang cukup besar.

Biasanya, para pemula selalu tergiur dengan keuntungan saham yang tinggi yang selalu digembor-gemborkan di media sosial. Sehingga mengambil tindakan terburu-buru dengan menginvestasikan seluruh modalnya tanpa melakukan riset dengan detail. Sehingga bukannya untung, Anda justru malah buntung.

Sebelum masuk ke pasar saham, pastikan Anda melakukan riset terlebih dahulu mengenai saham dan aturan mainnya. Hal ini penting dilakukan karena saham merupakan investasi yang memiliki risiko tinggi dan penuh dengan spekulasi. Anda bisa memilih jenis investasi saham untuk pemula yang sudah banyak ditawarkan.

Namun, jika ingin tetap aman melakukan investasi saham di tengah ancaman resesi global 2023, maka Wayan menyarankan Anda untuk memilih saham yang bergerak di sektor industri yang defensif seperti saham perusahaan yang bergerak di industri consumer goods, kesehatan, bank, energi dan utilitas.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya