Menuju konten utama

Apa yang Terjadi Jika Tak Cukup Makan Buah dan Sayur?

Makan lebih banyak buah dan sayuran membantu menurunkan berat badan, yang juga membantu mencegah perkembangan diabetes tipe 2.

Apa yang Terjadi Jika Tak Cukup Makan Buah dan Sayur?
Ilustrasi sayur dan buah. Foto/iStock

tirto.id - Sayur dan buah mengandung vitamin, mineral hingga serat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Sayangnya tak semua orang memenuhi kebutuhan harian mereka akan sayur dan buah.

Bahkan, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) hanya satu dari 10 orang dewasa di Amerika Serikat yang cukup makan sayur dan buah setiap harinya.

Padahal, menurut laman kemkes makan sayur dan buah sangat penting untuk dilakukan setiap hari, sebab kandungan vitamin, mineral hingga serat yang ada di dalamnya diperlukan untuk mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.

Selain itu, buah dan sayuran juga tinggi serat dan air serta rendah kalori, yang berarti membuat Anda kenyang tanpa memberikan kalori berlebih.

Mendapatkan jumlah buah dan sayuran yang disarankan (atau lebih) setiap hari dikaitkan dengan penurunan risiko menjadi kelebihan berat badan - dan dikaitkan dengan penurunan berat badan, menurut penelitian Nutrisi November 2018.

Lantas apa yang akan terjadi jika tak cukup mengonsumsi sayur dan buah setiap harinya?

1. Berat badan Anda mungkin naik

Tidak cukup makan buah dan sayuran bisa menjadi alasan mengapa Anda tidak bisa menurunkan berat badan atau alasan Anda melihat berat badan Anda naik selama bertahun-tahun.

Ada beberapa alasan dibalik ini. Saat Anda makan lebih banyak buah dan sayuran, ada sedikit ruang dalam diet Anda untuk makanan lain yang mungkin tidak sehat (seperti, keripik kentang di samping makan siang Anda atau gigitan brownies larut malam).

2. Usus menjadi kurang sehat

Usus yang sehat adalah kuncinya jika Anda mencoba meningkatkan kesehatan Anda.

Keragaman usus, atau peningkatan jumlah dan jenis bakteri baik di usus Anda, sangat penting untuk menjaga kesehatan sistem kekebalan Anda.

Serat tampaknya menjadi indikator nomor satu yang memengaruhi keragaman usus, menurut Harvard T. H. Chan School of Public Health.

Serat, karbohidrat yang ditemukan dalam makanan nabati (juga buah-buahan dan sayuran), membantu mendorong pertumbuhan bakteri usus yang baik.

Tanpa makanan nabati ini dalam makanan Anda, Anda mungkin tidak memiliki usus yang cukup sehat, yang mungkin membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit.

Selain itu, orang yang makan kurang dari 10 makanan nabati per minggu memiliki keragaman usus yang lebih sedikit daripada mereka yang makan 30 atau lebih, per studi Mei 2018 di American Gut: an Open Platform for Microbiome Research.

3. Peningkatan risiko diabetes tipe 2

Perkembangan diabetes tipe 2 terjadi seiring waktu. Ini disebabkan oleh segudang masalah di dalam tubuh, tetapi studi Juli 2020 baru-baru ini yang diterbitkan di BMJ mengamati bahwa mereka yang memiliki kadar vitamin C tertinggi dalam tubuh memiliki risiko terendah terkena diabetes tipe 2.

Dilansir laman Livestrong makan lebih banyak buah dan sayuran membantu menurunkan berat badan, yang juga membantu mencegah perkembangan diabetes tipe 2.

Buah dan sayuran juga tinggi serat, yang membantu mengatur gula darah, menurut studi BMJ.

Selain itu, mengonsumsi makanan tinggi vitamin C, seperti buah-buahan dan sayuran, mencegah Anda mengonsumsi makanan lain yang tinggi gula tambahan, yang tidak baik untuk gula darah Anda.

4. Risiko masalah jantung

Penyakit jantung adalah penyebab kematian nomor satu bagi pria dan wanita di Amerika Serikat di sebagian besar kelompok ras dan etnis, menurut CDC.

Ada banyak faktor risiko penyakit jantung yang tidak dapat Anda ubah, seperti usia dan genetika. Lalu ada beberapa yang bisa diubah - termasuk pola makan Anda.

Penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi makanan nabati, seperti buah-buahan dan sayuran, dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung, menurut sebuah studi pada Desember 2018 di International Journal of Molecular Sciences.

Buah dan sayuran mengandung nutrisi khusus yang disebut fitokimia, yang membantu mengurangi peradangan di tubuh secara keseluruhan.

Buah dan sayuran juga membantu melawan peradangan kronis itu dan karena itu terkait dengan membantu mencegah penyakit kardiovaskular, menurut studi Desember 2018.

5. Risiko mengalami masalah kulit

Mengonsumsi buah dan sayur setiap hari juga baik untuk kesehatan kulit Anda.

Sebuah studi pada Desember 2018 di Nutrients mengamati peningkatan 47 persen risiko mengembangkan dermatitis seboroik - bercak merah dan bersisik pada kulit - pada perempuan yang mengikuti diet rendah buah dan sayuran.

Vitamin C adalah antioksidan kuat yang penting untuk pembentukan kolagen di kulit. Mendapatkan cukup vitamin C dalam tubuh dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan ultraviolet (UV), menurut Linus Pauling Institute dari Oregon State University.

Mendapatkan cukup vitamin C sangat penting saat Anda bertambah tua, karena penuaan menyebabkan penurunan alami vitamin di kulit Anda.

Selain itu, vitamin A dan air juga berperan aktif dalam menjaga kulit awet muda, menurut review pada Maret 2020 di Nutrients.

Ada banyak buah dan sayuran yang mengandung kedua vitamin tersebut, seperti paprika, melon, semangka, jeruk dan kangkung.

Baca juga artikel terkait SAYUR atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH