Menuju konten utama

Apa yang Harus Dilakukan Sebelum, Saat dan Setelah Gempa?

Apa saja yang harus dilakukan sebelum, saat dan setelah gempa? Susun rencana evakuasi hingga jauhi kaca dan barang berisiko jatuh.

Apa yang Harus Dilakukan Sebelum, Saat dan Setelah Gempa?
Ilustrasi gempa bumi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Indonesia adalah negara dengan frekuensi gempa bumi paling sering di dunia. Sebab, Indonesia berada di zona seismik yang sangat aktif.

Akan tetapi, karena luasnya Indonesia membuat tidak semua gempa berdampak langsung atau bisa dirasakan di daratan.

Menurut laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (BPBD-NTB) gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam.

Gempa bumi terjadi secara tiba-tiba dan menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).

Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang dialami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer.

Lantas, apa saja yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah gempa? Berikut jawabannya, dilansir dari Instagram DKI Jakarta.

Ini yang harus dilakukan sebelum terjadi gempa

  1. Susun rencana evakuasi;
  2. Pastikan tahu jalur evakuasi dan sedang dalam keadaan aman;
  3. Pahami titik kumpul;
  4. Jauhi bangunan tinggi, tiang listrik, telepon, papan reklame, dan pohon besar;
  5. Tetap patuhi prokes COVID-19: Jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan dengan sabun;
  6. Siapkan tas siaga bencana.

Ini yang harus dilakukan saat terjadi gempa

  1. Jangan panik;
  2. Jika memungkinkan segera lari keluar rumah atau gedung;
  3. Jika tidak memungkinkan lakukan DROP (menunduk), COVER (lindungi kepala), dan HOLD ON (berpegangan);
  4. Tetap tenang hingga guncangan berhenti dan aman;
  5. Segera evakuasi;
  6. Jauhi kaca dan barang-barang lainnya yang berisiko jatuh menimpa;
  7. Jika guncangan mereda, segera evakuasi diri dengan tenang.

Ini yang harus dilakukan setelah terjadi gempa

  1. Pantau potensi gempa susulan atau tsunami atau kebencanaan lainnya melalui informasi resmi instansi terkait, seperti BMKG dan BPBD Jakarta;
  2. Jika gempa berpotensi tsunami, segeralah menuju ke lokasi evakuasi terdekat atau tempat yang lebih tinggi;
  3. Jika tidak berpotensi tsunami, maka tetap tenang di titik kumpul. Jangan kembali ke rumah sebelum menerima arahan pihak berwenang.

Jenis gempa dibedakan menjadi kedalaman, penyebab, dan getaran gempa. Berikut jenis-jenis gempa yang dilihat dari penyebabnya.

Jenis-jenis gempa berdasarkan penyebabnya

1. Gempa bumi tektonik

Gempa tektonik ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.

Gempa jenis ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam. Bahkan, getaran gempa yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.

Selain itu, gempa tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.

2. Gempa bumi tumbukan

Gempa jenis ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi.

Jenis gempa ini sangat jarang terjadi Gempa bumi runtuhan Gempa jenis ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempa ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

3. Gempa bumi buatan

Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

4. Gempa bumi vulkanik (gunung api)

Gempa vulkanik terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus.

Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

Jenis gempa bumi berdasarkan kedalaman

1. Gempa bumi dalam

Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 kilometer di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi).

Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.

2. Gempa bumi menengah

Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 kilometer sampai 300 kilometer di bawah permukaan bumi.

Gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

3. Gempa bumi dangkal

Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 kilometer dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

Jenis gempa bumi berdasarkan gelombang/getaran gempa

1. Gelombang Primer

Gelombang primer (gelombang lungituudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.

2. Gelombang Sekunder

Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang, yakni 4–7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.

Baca juga artikel terkait GEMPA BUMI atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Yantina Debora