Menuju konten utama

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena HIV/AIDS?

Sesuai dengan rekomendasi dari CDC ada beberapa langkah yang harus dilakukan individu jika terkena HIV/AIDS.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena HIV/AIDS?
Ilustrasi HIV pada anak. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Ada beberapa langkah yang harus dilakukan individu jika dikonfirmasi terkena HIV/AIDS. Langkah-langkah tersebut salah satunya adalah mencari pengobatan sesegera mungkin.

Melansir Mayo Clinic, positif tidaknya seseorang terkena HIV/AIDS sendiri bisa diketahui lewat tes antigen, antibodi, atau tes asam nukleat (NAT). Tes ini sangat disarankan bagi orang-orang yang berisiko terpapar HIV.

Imbauan melakukan tes HIV bahkan diserukan dalam kampanye Hari AIDS Sedunia 2022 atau World AIDS Day yang jatuh pada 1 Desember.

Berdasarkan tema yang ditetapkan oleh United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) adalah "Equalize" atau "Menyetarakan."

Arti tema Hari AIDS 2022 berkaitan dengan ketidaksetaraan dalam penanganan AIDS, dan ketidaksetaraan yang menghambat kemajuan dalam mengakhiri AIDS.

Selain itu, terdapat pula seruan untuk "Putting Ourselves to the Test: Achieving Equity to End HIV" yang artinya "Tes diri sendiri: mencapai kesetaraan untuk mengakhiri HIV."

Apa Itu HIV/AIDS dan Bagaimana Cara Penularannya?

HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sel-sel antibodi penderitanya. Infeksi virus HIV menyebabkan seseorang rentan mengalami kondisi serius bahkan untuk penyakit ringan seperti flu, diare, dan sebagainya.

Sementara itu, AIDS atau acquired immunodeficiency syndrome adalah kondisi kronis yang dialami penderita HIV karena tidak lagi memiliki sistem kekebalan yang mampu melawan infeksi penyakit.

Baik HIV maupun AIDS merupakan kondisi berbahaya yang dapat mengancam jiwa. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2021 sebanyak 650 ribu orang meninggal karena HIV/AIDS.

Umumnya penularan HIV terjadi karena:

  • Hubungan seksual dengan penderita HIV, baik secara heteroseksual maupun homoseksual.
  • Penggunaan jarum suntik atau alat tusuk lainnya seperti akupunktur, tindik, dan tato yang tercemar oleh HIV. Selain itu, terdapat banyak kasus dimana penularan HIV melalui jarum suntik yang digunakan bersama-sama oleh pecandu narkoba yang salah satu di antaranya pengidap HIV.
  • Transfusi darah dari pendonor yang mengidap HIV kepada penerima donor. Oleh karena itu, penderita HIV dilarang untuk menyumbangkan darahnya pada orang lain.
  • Ibu hamil yang mengidap HIV menularkan virus kepada bayinya lewat plasenta saat kehamilan atau saat melahirkan ketika bayi menelan cairan di jalan lahir.

Oleh karena itu, risiko tinggi tertular HIV bisa terjadi pada:

  • Orang-orang yang aktif secara seksual dan berganti-ganti pasangan.
  • Orang-orang yang tidak berhubungan seksual secara aman tanpa kondom.
  • Wanita dan pria tuna susila, serta pelanggan mereka.
  • Pecandu narkoba.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena HIV/AIDS?

Sesuai dengan rekomendasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) ada beberapa langkah yang harus dilakukan jika terkena HIV/AIDS, sebagai berikut:

1. Luangkan waktu untuk menerima

Tidak seperti virus lainnya, sistem kekebalan tubuh tidak benar-benar bisa menghapus HIV dari tubuh. Singkatnya, HIV adalah kondisi seumur hidup.

Didiagnosis positif dengan HIV mungkin dapat menimbulkan emosi yang beragam, termasuk kesedihan, putus asa, atau amarah. Oleh karena itu, luangkan waktu untuk menerima diagnosis tersebut.

Bila perlu hubungi penyedia layanan kesehatan yang dapat memberikan konsultasi psikologi, konseling, atau temui support group.

2. Cari pengobatan segera

Langkah paling penting yang harus dilakukan jika terkena HIV/AIDS adalah mencari pengobatan. Meskipun HIV adalah kondisi seumur hidup, bukan penderitanya tidak bisa hidup normal.

HIV bisa dikendalikan dengan penanganan yang cepat dan tepat. Individu yang positif terkena HIV harus segera menghubungi penyedia layanan kesehatan primer dan menerima tes tambahan.

Selanjutnya, dokter akan merekomendasikan penderita menerima terapi antiretroviral (ARV). Penderita juga harus rutin memeriksakan diri ke dokter agar bisa dimonitor kesehatannya.

3. Hubungi pasangan atau orang lain yang berisiko tertular

Penderita HIV yang aktif secara seksual segera menghubungi pasangan begitu didiagnosis positif HIV.

Minta pasangan melakukan tes HIV untuk mendeteksi apakah ia ikut tertular atau tidak. Ini dilakukan untuk melindungi kesehatan pasangan dari penyakit menular seksual berbahaya ini.

Hal yang sama juga berlaku apabila penderita pernah bergantian menggunakan jarum suntik narkoba.

4. Jalani pola hidup sehat

Bagi penderita HIV menjaga imunitas tubuh dengan baik adalah hal yang utama.

Oleh karena itu, setelah didiagnosis positif HIV pastikan untuk menerapkan pola hidup sehat, dengan makan makanan bergizi seimbang, tidur cukup dan rajin berolahraga.

Selain itu, penderita sangat disarankan untuk mengindari rokok maupun obat-obatan terlarang. Pastikan meminum obat ARV secara rutin dan tepat waktu.

5. Terapkan program keluarga berencana

Bagi penderita HIV yang sudah menikah atau akan menikah dan berencana memiliki anak, disarankan untuk menerapkan program Keluarga Berencana (KB).

Himpun informasi sebanyak mungkin dari penyedia layanan kesehatan tentang cara paling aman untuk memiliki keturunan. Faktanya, seseorang dengan HIV memang berisiko menularkan HIV pada pasangan dan anaknya.

Namun, dengan prosedur yang tepat pasangan dan calon buah hati bisa terbebas dari HIV.

Baca juga artikel terkait HIV AIDS atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora