Menuju konten utama

Apa Saja Syarat untuk Melakukan Pendakian ke Everest?

Apa saja syarat untuk melakukan pendakian di Gunung Everest? Berikut ini penjelasan singkatnya.

Apa Saja Syarat untuk Melakukan Pendakian ke Everest?
Antrian panjang pendaki gunung berbaris di Gunung Everest tepat di bawah kamp empat, di Nepal. Rizza Alee/AP

tirto.id - Gunung Everest adalah gunung yang terdapat di puncak Himalaya. Ia merupakan gunung tertinggi di dunia jika diukur dari permukaan laut. Tinggi Gunung Everest adalah 8.849 meter.

Dalam bahasa Sansekerta dan Nepal, gunung ini disebut sebagai Sagarmatha yang artinya “Dewa Langit”, sedangkan dalam bahasa Cina disebut sebagai Zhumulangma Feng atau Chu-mu-lang-ma Feng, juga dieja Qomolangma Feng yang berarti “Bunda Semesta”.

Letak Gunung Everest berada pada perbatasan Nepal dan Tibet. Sementara itu, puncaknya berada di Tibet.

Puncak Everest tertutupi salju sekeras batu dan berlapis salju lebih lembut yang berfluktuasi setiap tahunnya. Dengan suhu lingkungan sangat dingin dan rendah oksigen, puncak Everest merupakan salah satu yang paling sulit ditaklukkan manusia, sekaligus termasuk gunung paling mematikan.

Selain itu, ada beberapa fakta lain terkait dengan Gunung Everest, sebagai berikut:

  • Gunung Everest naik 40 cm tiap abad akibat pengangkatan Lempeng Eurasia oleh Lempeng India yang masuk ke bagian bawah.
  • Menurut para ahli geologi, Gunung Everest berumur sekitar 60 juta tahun terhitung sejak Lempeng India disubduksi oleh Lempeng Eurasia dan membentuk Pegunungan Himalaya.
  • Orang pertama yang berhasil menaklukkan puncak Everest adalah Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Tenzing Norgay asal Nepal, pada tahun 1953.
  • Karena cuaca yang dingin dan tidak dapat diprediksi, para pendaki harus memastikan untuk mencapai puncak Gunung Everest pada pukul 2 siang. Jika melebihi jam tersebut, mereka harus kembali agar tidak terjebak di zona kematian dan kesulitan berkemah dalam cahaya yang redup dan suhu rendah, belum lagi jika ada cuaca buruk.
  • Sekitar 300 orang meninggal di Gunung Everest dengan tingkat kematian kumulatif sekitar 2% pada tahun 2018. Ketika orang meninggal saat mendaki Everest, jenazah mereka ditinggalkan di gunung dan menjadi landmark bagi pendaki gunung lainnya. Hal ini dikarenakan sulit untuk membawa jenazah ke bawah dengan lingkungan rendah oksigen.
  • Dibutuhkan setidaknya 10 minggu untuk dapat mendaki Gunung Everest. Waktu pendakian sebenarnya dari base camp terendah ke puncak hanya beberapa hari. Sebagian besar waktu dihabiskan untuk menyesuaikan diri dan menunggu kondisi untuk dapat mendirikan tenda dan melanjutkan perjalanan.

Aturan Mendaki Gunung Everest

Meskipun sudah beribu kali didaki, Gunung Everest termasuk yang sulit ditaklukkan. Untuk dapat mendaki puncak Everest, perlu ada persiapan matang. Para pendaki juga harus memenuhi banyak persyaratan yang diberlakukan oleh pemerintah Nepal.

Menurut laman basecampmagazine.com, Pemerintah Nepal mengeluarkan beberapa izin terkait Gunung Everest yang terbagi pada tiga tingkatan yang berbeda, yakni:

  • Izin mengunjungi base camp Everest selama beberapa hari.
  • Izin mendaki Air Terjun Khumbu dengan ketinggian lebih rendah dibanding puncak Everest, yang artinya pendaki dapat meneruskan perjalanan ke base camp selanjutnya baik secara tim maupun pribadi.
  • Izin mendaki ke puncak Gunung Everest.

Untuk dapat mengantongi izin pendakian puncak Everest, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para pendaki.

Pertama, semua pendaki yang ingin mendaki Gunung Everest harus terlebih dahulu mendaki gunung Nepal dengan ketinggian 21.325 kaki (6.500 m) atau gunung yang lebih tinggi dari itu dengan bukti dokumentasi.

Kedua, pendaki diharuskan menjalani sesi latihan dasar untuk praktik pendakian gunung yang baik dan teknik pendakian ketinggian, hingga memiliki surat pernyataan sehat dan bugar sebagaimana ditentukan oleh profesional kesehatan medis.

Ketiga, Pemerintah Nepal mewajibkan semua pendaki membeli asuransi keselamatan. Asuransi ini adalah jenis asuransi perjalanan khusus yang menanggung penyelamatan darurat dan evakuasi dari gunung jika pendaki terluka atau jatuh sakit.

Keempat, Nepal juga mewajibkan pendaki asing menyewa pemandu Sherpa lokal untuk ekspedisi mereka. Hal ini untuk mencegah kemungkinan kecelakaan yang terjadi akibat pendaki yang tidak berpengalaman menjelajahi gunung Everest. Di sisi lain, hal itu untuk meningkatkan pendapatan demi perkembangan ekonomi penduduk lokal.

Sherpa adalah nama suku di Nepal yang mayoritas populasinya mendiami lereng-lereng Himalaya. Banyak dari penduduk suku Sherpa menjadi pemandu dalam pendakian Everest karena mereka keahlian mendaki sekaligus mengenal medan bahaya.

Selain beberapa persyaratan sebelumnya, para calon pendaki juga perlu mengetahui perubahan peraturan terbaru yang dikeluarkan oleh Departemen Pariwisata terkait pendakian Everest, seperti yang dijelaskan pada laman mountainiq.com berikut ini:

  • Pendaki harus didampingi oleh pemandu setiap saat, dan tidak ada pendakian solo
  • Orang yang berusia di atas 75 tahun dilarang mendaki Everest
  • Orang buta dan orang yang diamputasi ganda juga dilarang mendaki
  • Naik helikopter sangat dibatasi
  • Para Sherpa akan mendapatkan sertifikat setelah melakukan pendakian.

Peraturan baru yang berlaku sejak 2020 itu berbeda dengan peraturan sebelumnya. Peraturan juga diberlakukan untuk mengurangi risiko bahaya pendakian di gunung Everest.

Baca juga artikel terkait PENDAKIAN atau tulisan lainnya dari Nirmala Eka Maharani

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Nirmala Eka Maharani
Penulis: Nirmala Eka Maharani
Editor: Addi M Idhom