Menuju konten utama

Apa Saja Syarat Mencari Ilmu dalam Islam: Ambisi, Modal dan Waktu

Berikut ini adalah syarat-syarat mencari ilmu dalam agama Islam, di antaranya ada cerdas, modal, ambisi hingga waktu yang mencukupi.

Apa Saja Syarat Mencari Ilmu dalam Islam: Ambisi, Modal dan Waktu
Ilustrasi Ilmuwan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Dalam Islam, mencari ilmu adalah sebuah perintah yang hukumnya fardhu (wajib). Cakupan mencari ilmu di sini tidak hanya ilmu agama saja, tetapi juga ilmu dunia.

Kewajiban mencari ilmu pun tidak terbatas pada laki-laki, tetapi juga perempuan. Islam memandang baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki kewajiban untuk mencari ilmu.

Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat menegaskan umatnya untuk berangkat mencari ilmu di mana pun dan kapan pun. Berikut ini merupakan uraian tentang syarat-syarat mencari ilmu dalam Islam

Syarat Mencari Ilmu dalam Islam

Imam Syafii menyimpulkan ada enam syarat atau modal untuk mencari ilmu.

Hal ini ia tegaskan dalam baitnya: “Wahai Saudaraku, ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan enam perkara. Aku akan menyebutkan perinciannya: (yaitu) kecerdasan, semangat (ambisi), sabar, berkecukupan (modal), bersahabat (belajar) dengan ustadz (guru), dan membutuhkan waktu yang lama.”

Berikut ini adalah syarat-syarat mencari ilmu dalam agama Islam, seperti dikutip laman resmi NU Online:

1. Cerdas

Maksud dari cerdas di sini bukanlah orang yang ber-IQ tinggi atau berketerampilan hebat, tetapi semua orang yang mempunyai kemampuan untuk belajar. Kendati demikian, setiap individu memiliki kadar beragam dalam menuntut ilmu

Kadang kala ada orang yang langsung bisa memahami ilmu dengan satu kali tangkap, tetapi ada juga orang yang memahami ilmu setelah berkali-kali diajarkan.

Dilansir dari laman Tebu Ireng, cerdas sebagai syarat mencari ilmu ini merupakan syarat mencari ilmu tanpa melihat kadarnya.

2. Semangat (Ambisi)

Mencari ilmu harus diiringi dengan semangat atau ambisi untuk memeroleh ilmu. Berambisi dalam mencari ilmu adalah suatu yang tidak boleh ketinggalan karena mencari ilmu itu bukanlah hal mudah, banyak rintangan yang akan dihadapi seperti malas.

Ibarat kata: “Seorang pelaut tidak akan lahir dari ombak yang tenang,” begitu pun dengan pencari ilmu yang akan berhadapan dengan berbagai rintangan.

Tanpa semangat, upaya mencari ilmu hanya sebuah perkataan tanpa adanya pelaksanaan apalagi berharap sebuah hasil.

3. Sabar

Proses mencari ilmu bukanlah proses yang praktis. Kita akan berhadapan dengan banyak kendala di dalamnya, baik tekanan mental, fisik, spiritual, maupun materi akan dihadapi saat mencari ilmu.

Jika kita tidak bisa menghadapinya dengan sabar, maka kita akan mudah putus asa. Dengan demikian, sabar sangatlah dibutuhkan dalam proses mencari ilmu.

4. Bermodal

Melansir dari laman MUI Digital, orang yang mencari ilmu harus memiliki modal yang cukup mencakup modal ekonomi dan kesehatan karena tidak semua orang sama dalam pengertian kecukupan.

Bahkan ada yang tidak bersekolah dikarenakan kekurangan secara ekonomi.

Modal dalam mencari ilmu pun bukan hanya sebuah uang, tetapi juga modal dalam hal ini sesuai dengan makna aslinya, yakni ‘sampai’.

Jadi dalam mencari ilmu kita harus mempunyai sesuatu yang bisa mengantarkan kita menujunya sebagai contoh lainnya adalah buku, alat tulis, dan lain-lain.

Semua hal yang mendukung proses kita mencari ilmu itulah yang harus kita punya.

5. Ditemani Guru

Proses mencari ilmu melibatkan murid dan guru yang di dalamnya berlangsung interaksi selama mencari ilmu.

Artinya, kita membutuhkan pengajaran guru supaya kita bisa maksimal dalam proses mencari ilmu. Selain itu dengan diajarkan guru, ilmu kita ada sanad yang bisa dipertanggungjawabkan.

Bahkan, memiliki guru adalah salah satu syarat yang paling utama. Seseorang yang ingin belajar ilmu agama tanpa adanya bimbingan langsung dari guru besar kemungkinan setanlah yang akan menjadi gurunya.

6. Waktu yang tidak sebentar

Ilmu tidak bisa diperoleh dengan tergesa-gesa. Lama sebentarnya suatu proses belajar memang relatif, tetapi ia harus diperoleh dengan proses dalam jangka waktu tertentu.

Tujuannya agar diperoleh pemahaman yang baik serta cara bagaimana mengamalkannya.

Selain itu, waktu menuntut ilmu yang tidak terburu-buru ini menegaskan perlunya mulazamah, interaksi dengan guru supaya “transfer pengetahuan dan akhlak” ini bisa semakin menguat bagi pelajar.

Baca juga artikel terkait MENCARI ILMU atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Maria Ulfa