Menuju konten utama
Ilmu Sejarah

Apa Saja Sendi-sendi Sejarah sebagai Ilmu, Konsep, & Contohnya?

Apa saja sendi-sendi sejarah sebagai ilmu, konsep, dan contohnya?

Apa Saja Sendi-sendi Sejarah sebagai Ilmu, Konsep, & Contohnya?
Peneliti dari Balai Arkeologi Jawa Barat melakukan penelitian peninggalan manusia prasejarah di Gua Pawon, Kabupaten Bandung Barat. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

tirto.id - Sejarah sebagai ilmu merupakan salah satu konsep dalam pembelajaran ilmu sejarah selain sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai kisah, dan sejarah sebagai seni. Lantas, apa saja sendi-sendi sejarah sebagai ilmu, konsep, dan contohnya?

Dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Sejarah Kelas X: Sejarah Sebagai Ilmu, Peristiwa, Kisah, dan Seni (2020) yang disusun oleh Luluk Masruroh, sejarah sering disebut tidak ilmiah hanya karena bukan termasuk ilmu-ilmu alam. Namun, tenyata cara kerja ilmu sejarah relatif sama dengan ilmu-ilmu alam atau sains.

Perbedaan antara sejarah dan ilmu-ilmu alam tidak terletak pada cara kerja, tetapi pada obyek. Ilmu-ilmu alam yang mengamati benda-benda mati tentu berbeda dengan sejarah yang mempelajari manusia yang berpikir dan berkesadaran.

Dengan demikian, dapat dimaklumi jika ilmu-ilmu alam menghasilkan hukum alam yang berlaku umum dan pasti, sedangkan pembelajaran ilmu sejarah bakal menghasilkan generalisasi yang tidak sepasti hukum dalam ilmu-ilmu alam.

Konsep Sejarah sebagai Ilmu

Menurut Ismaun melalui buku Ilmu Sejarah dalam PIPS (2009), sejarah sebagai ilmu suatu susunan pengetahuan (a body of knowledge) tentang peristiwa dan cerita yang terjadi dalam masyarakat manusia pada masa lampau.

Peristiwa di masa lalu itu disusun secara sistematis berdasarkan konsep, asas-asas, prosedur, dan metode, serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah. Sejarah sebagai ilmu mempelajari sejarah sebagai aktualitas dan mengadakan penelitian serta pengkajian tentang peristiwa dan cerita sejarah.

Infografik SC Sendi Sendi Sejarah

Infografik SC Sendi Sendi Sejarah. tirto.id/Fuad

Sejarah sebagai ilmu ialah suatu ilmu disiplin cabang pengetahuan tentang masa lalu, yang berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan mengenai masa lalu suatu masyarakat tertentu. Sejarah selain mempunyai objek, metode juga mempunyai pokok persoalan serta pengertian tersendiri.

Selain itu, sejarah sebagai ilmu merupakan rangkaian pengetahuan dalam suatu sistem tertentu yang disusun menurut sistem metode khusus, dengan tujuan untuk memperoleh kebenaran tentang sesuatu.

Contoh Sejarah sebagai Ilmu

Salah satu contoh sejarah sebagai ilmu adalah sejarah masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia.

Dalam konteks ini, peneliti sejarah mempelajari bagaimana masuknya agama Hindu dan Buddha ke Nusantara dengan menerapkan metode dan metodologi penelitian sejarah yang pada akhirnya nanti menghasilkan penulisan sejarah atau historiografi.

Setelah dilakukan penelitian dengan menerapkan rangkaian metode ilmiah, kemudian diketahui beberapa teori terkait masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia, yaitu Teori Brahmana, Teori Ksatria, Teori Waisya, dan Teori Sudra, serta kemungkinan Teori Arus Balik.

Sendi-sendi Sejarah Sebagai Ilmu

Sejarah sebagai ilmu memiliki sendi-sendi pendukung. Berikut ini penjabaran dan penjelasannya seperti dikutip dari buku Ilmu Sejarah dalam PIPS (2009) yang ditulis oleh Ismaun:

1. Ilmu Pengetahuan

Sejarah ialah ilmu pengetahuan sebagai pertumbuhan rasionalisme manusia. Dengan kata lain, sejarah adalah suatu sistem ilmu pengetahuan yang merupakan daya cipta manusia untuk mencapai hasrat ingin tahu serta perumusan untuk memecahkan masalah. Maka, dalam ilmu sejarah dikenal pula hukum sebab-akibat atau kausalitas.

2. Hasil Penyelidikan

Sejarah sebagai cabang ilmu pengetahuan disusun menurut hasil-hasil penyelidikan atau investigation/research. Penyelidikan adalah penyaluran hasrat ingin tahu dalam taraf keilmuan. Penyaluran sampai ada sebab bagi setiap akibat, bahwa setiap gejala yang tampak dapat dicari penjelasannya secara ilmiah.

3. Bahan Penyelidikan

Ilmu sejarah merupakan hasil penyelidikan dengan menggunakan bahan-bahan penyelidikan sebagai benda kenyataan. Semuanya disebut sejarah, baik berupa benda, dokumen tertulis maupun tradisi lisan.

4. Cerita

Cerita dalam konteks ilmu sejarah adalah pelaporan tentang kejadian pada masa lampau. Untuk membedakan dengan cerita biasa atau dongeng, sejarah dalam pengertian ilmiah harus menunjukkan hubungan antara satu gejala dengan gejala yang lain secara kronologis.

5. Kejadian/Peristiwa

Kejadian atau peristiwa meliputi rangkaian fakta dalam masyarakat dan keadaan-keadaan yang berpengaruh pada masa lalu. Untuk menjadi fakta sejarah, kejadian atau peristiwa harus ditelaah atau diteliti dengan menggunakan metode penelitian sejarah.

6. Masyarakat/Manusia

Kejadian pada masa lampau berlaku dalam masyarakat manusia, yakni gejala, perbuatan, dan keadaan masyarakat manusia dalam ruang dan waktu yang menjadi objek sejarah. Manusia adalah titik pusat sejarah, makhluk sosio budaya yang di samping menjadi subjek sejarah, sebaliknya juga menjadi objek sejarah.

7. Waktu yang Lampau

Batas-batas waktu dibagi dalam tiga fase yakni dulu, kini, dan nanti, namun tidak berpangkal atau tidak berujung. Fase dulu atau masa yang telah lampau menjadi kajian penelitian ilmu sejarah. Sedangkan kejadian kini dan nanti biasanya merupakan objek kajian ilmu-ilmu sosial lainnya.

8. Tanggal atau Tarikh

Waktu yang telah lampau adalah demikian jauh dan lamanya sehingga sukar diperkirakan. Maka, keberadaan tanggal atau tarikh dalam bentuk kalender, penanggalan, atau almanak, misalnya, menjadi sangat penting untuk memperkirakan waktu kejadian peristiwa sejarah.

9. Penafsiran atau Interpretasi

Penyelidikan sejarah secara ilmiah dibatasi oleh cara meninjau yang memerlukan penafsiran atas suatu kejadian di masa lampau. Cara menafsirkan itulah yang dinamakan interpretasi sejarah. Penafsiran akan menentukan warna atau corak sejarah dalam kajian penelitian tersebut.

Baca juga artikel terkait SEJARAH SEBAGAI ILMU atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Addi M Idhom