Menuju konten utama
Pengasuhan Positif

Apa saja Prinsip Pengasuhan Positif pada Anak & Pengertiannya

Prinsip pengasuhan positif (positive parenting) terdiri atas dua faktor: internal dan eksternal. Apa pengertiannya?

Apa saja Prinsip Pengasuhan Positif pada Anak & Pengertiannya
Ilustrasi platonic parenting. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Untuk mendidik dan membesarkan buah hati dengan baik, orang tua harus paham cara mengasuh anak-anaknya. Konsep parenting terkait pengasuhan positif ini perlu dipahami pengasuh agar anaknya dapat tumbuh dan berkembang optimal. Lantas, apa itu pengasuhan positif dan prinsip-prinsipnya yang dapat diterapkan pada anak?

Secara definitif, pengasuhan adalah proses interaksi antara orang tua dan anak dalam mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual anak. Dengan demikian, pengasuhan positif bertujuan untuk menunjang pertumbuhan anak menjadi pribadi yang cerdas, mandiri, sehat, berbudi pekerti luhur, dan berakhlak mulia.

Pengasuhan positif dilakukan berdasarkan prinsip kasih sayang, saling menghargai, melindungi hak anak, hingga terbangunnya hubungan hangat, bersahabat, dan ramah antara anak dan orang tua.

Pengasuhan positif berperan penting untuk menunjang proses tumbuh kembang anak, mulai dari meningkatkan kualitas interaksi anak dan orang tua, mencegah munculnya perilaku-perilaku menyimpang, hingga dapat mendeteksi kelainan tumbuh kembang anak sejak dini.

Untuk menerapkan pengasuhan positif, orang tua harus mengetahui prinsip-prinsip pengasuhan positif yang terdiri dari prinsip-prinsip internal dan eksternal.

Dua prinsip pengasuhan positif tersebut dijelaskan Muhammad Hasbi dan Rochaeni Esa Ganesha dalam Pengasuhan Positif (2020) sebagai berikut.

Prinsip Pengasuhan Positif secara Internal bagi Diri Orang Tua dan Guru

Prinsip pengasuhan positif secara internal merupakan sikap pengasuh yang suportif dalam berinteraksi dengan buah hati atau anak didiknya.

Berikut ini sejumlah prinsip pengasuhan positif secara internal yang dapat diterapkan langsung oleh orang tua atau guru.

1. Pahami setiap anak unik dan memiliki impian

Orang tua atau pengasuh harus memahami bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki impian masing-masing.

Kepercayaan orang tua, guru, atau pengasuh merupakan modal utama anak untuk menjadi percaya diri, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab terhadap opsi yang ia pilih.

Orang tua harus percaya bahwa pada dasarnya anak mampu. Mereka harus menjadi pendukung agar anak berhasil mencapai hal-hal yang ia impikan.

2. Selalu mencari cara mengasuh yang ideal

Setiap fase perkembangan anak membutuhkan perlakuan berbeda-beda dalam cara pengasuhannya.

Sebagai misal, anak usia dini lebih mudah untuk diajarkan berdisiplin. Hal itu berbeda dengan anak-anak yang sudah memasuki usia sekolah.

Anak-anak sudah berinteraksi dengan banyak orang dan mengenal sebayanya. Akibatnya, perilaku anak pun mengalami perubahan, serta lebih sulit dikontrol pengasuhnya.

Mau tidak mau, orang tua harus mencari cara yang paling efektif untuk mengasuh buah hati tersebut.

3. Menerima anak apa adanya atau mencintai tanpa syarat

Orang tua atau pengasuh harus mencintai anak tanpa syarat (unconditional love) atau menerima kondisi anak apa adanya.

Apabila anak berhasil meraih prestasi, orang tua cenderung bangga pada anaknya. Sebaliknya, ketika anak salah atau kalah dalam lomba tertentu, orang tua atau guru pun harus tetap bersikap wajar dan tidak menyalahkannya.

Dalam kondisi terpuruk, justru anak membutuhkan dukungan, motivasi, dan uluran tangan agar dapat meluruskan dan mendampingi dia agar berusaha lebih baik dan memiliki kepercayaan diri tinggi.

4. Dukung dan fasilitasi anak untuk tumbuh dan berkembang

Orang tua dan pengasuh harus memberikan dukungan pada anak serta memberi fasilitas untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Apabila anak mengalami kegagalan, orang tua sebaiknya memberi motivasi. Dengan memberi keyakinan kepada anak untuk terus mencoba dan tidak takut gagal, si kecil akan belajar mengeksplorasi diri hingga potensinya dapat berkembang maksimal.

Selain itu, kadang kala potensi anak terhambat karena kurangnya fasilitas untuk berkembang. Orang tua berkewajiban untuk menyediakan fasilitas tersebut agar anak dapat terus belajar dan mengoptimalkan kapasitas pribadinya.

Infografik SC Mengasuh Si Kecil
Infografik SC Mengasuh Si Kecil. tirto.id/Fuad

Prinsip Pengasuhan Positif secara Eksternal untuk Pengondisian Lingkungan

Selain dari dalam diri (internal) orang tua atau pengasuh, ada juga faktor eksternal yang berkaitan dengan lingkungan tempat anak tumbuh.

Prinsip-prinsip pengasuhan positif secara eksternal untuk pengondisian lingkungan adalah sebagai berikut.

1. Lingkungan yang aman

Lingkungan yang aman ini adalah kondisi yang bebas dari bahaya fisik dan emosional. Berkaitan dengan bahaya fisik, anak-anak diharapkan dapat nyaman bermain dan belajar di lingkungan yang aman dari benda-benda tajam atau hal-hal yang dapat melukainya.

Sementara itu, bahaya emosional yang dapat mengancam anak dapat berupa perundungan, kekerasan emosi, verbal, hingga perisakan anak (bullying).

2. Lingkungan yang nyaman, ramah, dan menyenangkan

Anak-anak dapat berkembang optimal jika ia berada di lingkungan yang nyaman, ramah, dan menyenangkan.

Dalam hal ini, ada orang tua dan teman-teman yang mendukungnya. Pengasuh juga memberikan perhatian yang cukup, serta pujian bagi perilaku positif anak.

Lingkungan yang nyaman dan menyenangkan berguna agar anak dapat tumbuh dan berkembang maksimal sesuai potensinya masing-masing.

3. Lingkungan yang melibatkan (engaging)

Idealnya, orang tua melibatkan anak dalam proses pengasuhan. Hal itu dapat dilakukan dengan meminta pendapat, ide, gagasan, dan cerita anak dalam banyak kesempatan.

Apabila anak terbuka dan terlibat dalam pengasuhan tersebut, ia tidak sungkan bercerita kepada orang tuanya, berkeluh-kesah, dan menyampaikan masalah yang ia hadapi sehari-hari.

Dengan demikian, orang tua pun mudah untuk mendidik dan membimbing anak hingga tumbuh kembangnya menjadi baik dan optimal.

Baca juga artikel terkait PARENTING atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Abdul Hadi