Menuju konten utama

8 Tujuan Berkarya Seni Lukis Beserta Penjelasannya

Seorang seniman memiliki tujuan berkarya seni lukis yang berbeda-beda. Simak penjelasan lengkap mengenai macam-macam tujuan seni lukis di artikel ini.

8 Tujuan Berkarya Seni Lukis Beserta Penjelasannya
Affandi, maestro pelukis Indonesia. tirto.id/Lugas

tirto.id - Seni lukis merupakan pengembangan dari menggambar. Ia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, mulai dari corak, gaya, aliran, teknik, bentuk, hingga bahan lukisannya.

Dari sejarahnya, seni lukis merupakan induk dari seni rupa. Ia merupakan cabang seni yang dapat ditangkap mata. Sebagian besar nilai estetikanya mengandalkan kekuatan visual.

Seni lukis tergolong bentuk karya seni tertua, bahkan sudah ada sebelum ditemukannya aksara atau tulisan. Puji Lestari dalam Antropologi untuk SMA/MA Kelas XII Program Bahasa 2 (2009), menuliskan, berdasarkan peninggalan prasejarah sejak ribuan tahun lalu, nenek moyang manusia sudah mulai melukis.

Bentuk lukisan manusia prasejarah adalah gambar yang terdapat di dinding-dinding gua. Tujuan berkarya seni lukis pada masa prasejarah biasanya berkaitan dengan aspek religius atau citra penting dari bagian kehidupan mereka.

8 Tujuan Berkarya Seni Lukis

Seni lukis, yang melibatkan ekspresi, emosi, dan konsep pemikiran, memiliki tujuan berbeda-beda, bergantung pada penciptanya. Dirangkum dari buku Seni Budaya SMP Kelas IX (2018) terbitan Kemdikbud dan sumber lainnya, berikut 8 tujuan seni lukis.

1. Tujuan Religius

Tujuan seni lukis pada mulanya berkaitan dengan religiositas, yakni sebagai media mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dalam kasus ini, karya lukisan dijadikan media simbolis untuk meminta berkah, doa, atau menyampaikan hajat kepada Sang Pencipta.

Sebagai misal, ketika ada sosok penting atau orang tersayang meninggal dunia di suatu masyarakat pada zaman tertentu, seniman akan membuatkan lukisan potret orang tersebut sebagai cara mengenang mereka.

Tujuan berkarya seni lukis yang berkaitan dengan aspek religius pernah diciptakan oleh Rembrandt van Rijn (1606-1669) melalui "Head of Christ" (1940-an). Lukisan tersebut dibuat sebagai bentuk pendekatan diri pada Yesus.

2. Kritik Sosial

Kemiskinan, kriminalitas, korupsi, dan kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat tak jarang melahirkan ide dalam berkarya seni lukis. Tujuan berkarya seni lukis dalam hal ini biasanya berkaitan dengan kritik sosial.

Lukisan dengan maksud kritik sosial dapat berupa perumpamaan, perbandingan, alegori, atau simbol lain, yang dapat dikaitkan dengan peristiwa sosial tertentu.

Salah satu lukisan kesohor dengan tujuan ini adalah lukisan Djoko Pekik yaitu "Berburu Celeng" (1998) yang menggambarkan orang-orang di keramaian menggotong celeng atau babi gemuk.

Kegemilangan itu dilingkari dengan orang-orang yang menari dan merias wajah mereka. Dari lukisan tersebut tergambar ungkapan perayaan reformasi ketika runtuhnya Orde Baru pada Mei 1998.

3. Ekspresi diri

Selain religiositas dan kritik sosial, ada pula beberapa seniman yang menggurat lukisan demi tujuan ekspresi diri. Garis atau warna yang digoreskan merupakan wujud emosi dan gejolak jiwa pelukisnya.

Ekspresi lukisan yang dibuat dengan tujuan ekspresi diri tidak melulu indah. Kadang kala juga menampilkan jiwa jahat manusia, gejolak hawa nafsu, keserakahan manusia, dan sebagainya.

Contoh lukisan dengan tujuan ini adalah lukisan "Potret Diri & Topeng-topeng Kehidupan" (1961) yang dibuat oleh Affandi.

Dalam lukisan tersebut, Afandi seakan mengisyaratkan bahwa manusia dikelilingi topeng-topeng yang merupakan wujud bisikan jahat. Topeng-topeng itu dapat menutupi karakter mulia dan jiwa asli manusia.

4. Tujuan Komersial

Tujuan seni lukis tidak selalu berkaitan dengan idealisme seorang pelukis. Ada juga seniman yang menciptakan karya dengan tujuan komersial.

Artinya, seorang pelukis menciptakan karya seni demi mencari keuntungan. Tema lukisan tersebut biasanya mengikuti selera pasar.

Di toko-toko seni atau pameran seni rupa, tak jarang ditemukan pampangan lukisan dengan warna mencolok dan kebanyakan bertema pemandangan alam.

5. Komunikasi visual

Beberapa seniman ada yang memanfaatkan karya lukisan sebagai alat komunikasi visual untuk menyampaikan pesan atau ide, yang tidak terjangkau kata-kata.

Sebagai misal, di suatu zaman tertentu, kritik sosial terlalu bahaya jika disampaikan lewat tulisan. Maka dari itu, cara alternatif untuk menyampaikan itu adalah melalui lukisan.

Melalui penggunaan warna, bentuk, dan komposisi, seniman dapat mengomunikasikan makna dan emosi kepada penonton.

Contoh karya yang membawa tujuan komunikasi visual dapat dilihat melalui lukisan ciptaan Pablo Picasso bertajuk "Guernica" (1937). Lukisan ini merupakan bentuk protes dan komunikasi visual yang kuat terhadap kekejaman Perang Sipil di Spanyol.

6. Refleksi budaya

Tujuan berkarya seni lukis yang dibawa oleh seorang seniman juga dapat berkaitan dengan refleksi budaya. Artinya, lukisan yang diciptakan itu mencerminkan atau merefleksikan budaya, tradisi, atau sejarah suatu masyarakat.

Dengan mengusung tujuan seni lukis berupa refleksi budaya, seniman sering kali menciptakan karya yang mencerminkan nilai-nilai atau tema yang relevan dalam konteks budaya tertentu.

Contoh karya yang bisa ditafsirkan mengusung tujuan refleksi budaya adalah "Starry Night" (1889) karya Vincent van Gogh. Lukisan ini menciptakan visualisasi unik dari malam yang indah dan penuh imajinasi yang menggambarkan pandangan seniman terhadap keindahan alam. Di sisi lain, lukisan tersebut juga mencerminkan ekspresi pribadi van Gogh.

7. Eksplorasi estetika dan inovasi

Seorang pelukis juga tidak menutup kemungkinan membawa tujuan eksplorasi dan inovasi ketika ia membuat suatu lukisan. Dengan menggabungkan elemen-elemen visual baru, misalnya, mereka ingin menggali konsep estetika dan keindahan

Upaya menggali wujud estetika baru juga dimungkinkan untuk dilakukan dengan cara-cara di luar biasanya. Misalnya dengan menjelajahi teknik-teknik baru atau mencoba pendekatan kreatif yang berbeda.

Contoh tujuan seni lukis berupa eksplorasi dan inovasi dapat dilihat dari lukisan "Les Demoiselles d'Avignon" (1907) karya Pablo Picasso. Lukisan ini terbilang sebagai bentuk inovasi dan eksperimen dengan pendekatan kubisme yang unik. Dalam karyanya itu, wajah dan bentuk tubuh manusia diubah menjadi elemen-elemen geometris.

8. Tujuan edukatif dan meningkatkan kesadaran masyarakat

Tujuan berkarya seni lukis yang berikutnya berkaitan dengan aspek edukasi. Beberapa seniman menciptakan karya seni untuk mendidik atau meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu isu.

Tujuan seni lukis dalam aspek edukatif bisa dilihat melalui karya berjudul "The Problem We All Live With" (1964). Lukisan yang dibuat oleh Norman Rockwell ini menggambarkan Ruby Bridges, seorang anak perempuan Afrika-Amerika, yang menghadapi tantangan saat hendak bersekolah. Tantangan tersebut diintegrasikan dengan aspek rasial, menyoroti isu ketidaksetaraan dan keadilan.

Baca juga artikel terkait SENI LUKIS atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Fadli Nasrudin